SuaraJogja.id - Kepala Sekolah SMAIT Baitussalam, Qomaruddin menegaskan masih tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat di sekolah. Terlebih semenjak pembelajaran tatap muka (PTM) yang sudah dimulai lagi beberapa waktu lalu.
"Alhamdulillah untuk anak-anak kita, karena di sini di pesantren semuanya berada di sini kita sudah melakukan pembelajaran tatap muka," kata Qomaruddin kepada awak media, Senin (11/10/2021).
Di SMAIT Baitussalam sendiri, kata Qomaruddin terdapat banyak siswa yang berasal dari luar kota bahkan luar Jawa. Mulai dari Medan, Sumatera Selatan, Lampung, Manokwari, Sulawesi, NTB, hingga Kalimantan.
"Kalau yang dari sini (dalam kota) malah tidak begitu banyak, banyak yang dari luar," ucapnya.
Baca Juga: Objek Wisata di Sleman Ramai Pengunjung, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Belum Boleh Masuk
Mengingat banyaknya siswa yang berasal dari luar daerah tersebut sejumlah aturan ketat mengenai protokol kesehatan pun turut diterapkan. Salah satu para siswa yang berasal dari luar daerah diwajibkan untuk menjalani tes swab terlebih dulu sebelum datang ke ponpes atau sekolah.
Jika memang hasilnya negatif yang bersangkutan dipersilakan untuk datang ke sekolah untuk mengikuti kegaiatan PTM. Tetapi sebaliknya jika hasilnya positif maka akan disarakan untuk berada di rumah terlebih dulu.
"Setelah melalui swab pun juga tetap harus melalui karantina dulu selama 14 hari. Kalau 14 hari tidak ada masalah maka anak-anak kita masuk ke kelas. Alhamdulillah kita sudah melaksanakan itu dan saat ini kita sudah berjalan dengan lancar," tuturnya.
Qomaruddin menjelaskan bahwa di ponpes Baitussalam sendiri mencakup berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA.
"Jumlah semua siswa yang SMP dan SMA itu 780an tapi kalau semua digabung dari TK, SD, SMP, SMA ada sekitar 2700an siswa," ungkapnya.
Baca Juga: Sejumlah Puskesmas Sleman Mulai Beri Suntikan Pfizer, Masih Ada Masyarakat yang Takut
Saat ini hampir semua siswa di jenjang SMP dan SMA telah menjalani PTM dengan prokes ketat. Terlebih mereka semua sudah mendapatkan vaksinasi.
Sedangkan untuk PTM jenjang SD masih dilakukan secara lebih terbatas lagi sesuai dengan aturan pemerintah. Mengingat siswa di jenjang SD belum semuanya diperbolehkan menerima vaksin.
"Saat melakukan KBM (kegiatan belajar mengajar) juga masih dengan pengetatan-pengetatan, contohnya guru-guru harus dengan prokes yang lengkap. Juga ketika KBM, SOP kita itu guru-guru tidak boleh mondar-mandir ke belakang, di depan saja. Harapannya ada jarak murid dan guru," terangnya.
Terkait dengan izin orang tua atau wali murid, kata Qomaruddin, hampir semuanya sudah memberikan izin anaknya untuk mengikuti PTM. Hanya ada beberapa saja yang belum bisa ke sekolah akibat kondisi di daerahnya.
"Kita masih ada juga yang di rumah tapi sedikit, seperti SMA itu jumlahnya 260 siswa yang di rumah hanya 10 orang. Memang yang belum ke sini itu, masih PPKM di daerahnya atau belum mendapatkan vaksin di daerahnya. Sehingga belum boleh pergi. Rata-rata sudah memberi izin hanya sebagian kecil saja memang yang belum," jelasnya.
Kendati masih ada siswa yang belum bisa datang ke sekolah, Qomaruddin memastikan bahwa semua siswa tetap akan dilayani dengan sistem daring sesuai dengan yang selama ini telah berjalan. Sehingga tidak berpengaruh kepada pembelajaran siswa.
Berita Terkait
-
Peran Vaksinasi Dewasa dalam Meningkatkan Kesehatan dan Mengurangi Biaya Medis Jangka Panjang
-
Ngeri, Ternyata Ini yang Terjadi Kalau Dari Lahir Anak Tidak Diimunisasi
-
Oral Seks Berujung Pasal Berlapis! Begini Nasib Pengendara Xpander yang Tabrak Lari Penyandang Disabilitas hingga Tewas
-
Gak Ada Otak! Nyetir Mobil sambil 'Anu' Dikemut Cewek, Mahasiswa di Sleman Tabrak Pria Difabel hingga Tewas
-
Siswa Rentan Tertular Penyakit, Ketua IDAI Minta Pelaksanaan Vaksinasi di Sekolah Terus Diperkuat
Terpopuler
- Agus dan Teh Novi Segera Damai, Duit Donasi Fokus Pengobatan dan Sisanya Diserahkan Sepenuhnya
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Bak Terciprat Kekayaan, Konten Adik Irish Bella Review Mobil Hummer Haldy Sabri Dicibir: Lah Ikut Flexing
- Bukti Perselingkuhan Paula Verhoeven Diduga Tidak Sah, Baim Wong Disebut Cari-Cari Kesalahan Gegara Mau Ganti Istri
- Beda Kado Fuji dan Aaliyah Massaid buat Ultah Azura, Reaksi Atta Halilintar Tuai Sorotan
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP 5G Rp 4 Jutaan Terbaik November 2024, Memori Lega Performa Handal
-
Disdikbud Samarinda Siap Beradaptasi dengan Kebijakan Zonasi PPDB 2025
-
Yusharto: Pemindahan IKN Jawab Ketimpangan dan Tingkatkan Keamanan Wilayah
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Chipset Snapdragon, Terbaik November 2024
-
Kembali Bertugas, Basri-Najirah Diminta Profesional Jelang Pilkada Bontang
Terkini
-
Sunarso Dinobatkan Sebagai The Best CEO untuk Most Expansive Sustainable Financing Activities
-
Reza Arap Diam-Diam Tolong Korban Kecelakaan di Jogja, Tanggung Semua Biaya RS
-
Sayur dan Susu masih Jadi Tantangan, Program Makan Siang Gratis di Bantul Dievaluasi
-
Bupati Sunaryanta Meradang, ASN Selingkuh yang Ia Pecat Aktif Kerja Lagi
-
Data Pemilih Disabilitas Tak Akurat, Pilkada 2024 Terancam Tak Ramah Inklusi