Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 12 Oktober 2021 | 07:51 WIB
Ilustrasi kesehatan mental. (Unsplash/Nik Macmillan)

Sehingga mereka memiliki SDM yang bertanggung jawab khusus dengan program kesehatan jiwa. Menjadi kondisi yang ada bervariasi, mulai dari pendekatan promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi kesehatan jiwanya.

Sementara di wilayah Indonesia yang lain, ada pula kabupaten yang memiliki 11 puskesmas. Namun hanya 1 orang dokter umum yang pernah mendapatkan training kesehatan jiwa. 

Dokter itu kemudian bertanggung jawab terhadap program kesehatan jiwa. Tetapi masih ditambah pula bersama dengan segudang beban kerja di bidang kesehatan lainnya.

"Dengan kondisi seperti ini maka masih ada beberapa PR yang harus kita lakukan bersama untuk membuat kondisi Indonesia setara di semua wilayah, seperti terpenuhinya SDM kesehatan jiwa, sistem rujukan yang terjalin rapi antar potensi masyarakat dan sistem kesehatan, serta orientasi program dari promosi, prevensi, kurasi dan rehabilitasi," paparnya.

Baca Juga: Psikolog UGM Ungkap Efek Jangka Panjang Pandemi Covid-19 Bagi Kesehatan Mental

Tidak hanya itu saja, pendekatan yang dibuat dalam sistem harus bisa bertahan atau sepanjang rentang kehidupan. Dengan tidak lupa untuk senantiasa bekerja sama dengan semua sektor dan elemen masyarakat. 

"Pendekatan dalam sistem harus sepanjang rentang kehidupan, bekerja sama dengan semua sektor masayrakat. Misalnya saja sekolah, organisasi kerja dan elemen masyarakat lain sebagai tempat nadi kehidupan masyarakat berjalan," tandasnya.

Load More