SuaraJogja.id - Aksi kontra-kemanusiaan tak jarang dilakukan sejumlah pihak tak bertanggung jawab dengan mengatasnamakan agama, padahal menurut para pakar, agama selalu megajarkan kebaikan, sehingga tafsir alternatif agama diperlukan dalam mengkonter radikalisme dan terorisme, yang hingga kini masih menjadi akar sejumlah kerusuhan di Indonesia.
Melalui webinar kebangsaan pada Sabtu (16/10/2021), Youth, Interfaith & Peace Center (YIPC) mengajak para tokoh bangsa dan masyarakat untuk membicarakan kondisi tersebut.
Bertajuk "Menggagas Tafsir Alternatif Agama dalam Mengonter Radikalisme dan Terorisme di Media bersama Tokoh Bangsa", webinar itu menghadirkan rohaniwan Katolik Romo Prof Dr Franz Magnis-Suseno, SJ; Founder yayasan Mulia Raya Prof Dr Musdah Mulia, MA; serta Team Leader CONVEY Indonesia Prof Dr Jamhari Makruf, dengan fasilitator YIPC Indonesia Anifatul Jannah, SIKom, MA sebagai moderator.
Dalam paparannya, Romo Magnis menekankan pentingnya persatuan bangsa Indonesia dengan ideologi Pancasila tanpa memandang negatif perbedaan.
"Saya kadang-kadang terharu kalau melihat foto-foto zaman Bung Karno dulu tahun 1940-an. Kadang-kadang kelihatan ada laki-laki di foto-foto resmi itu pakai celana pendek. Mengapa saya terharu dengan celana pendek? Itu orang yang belum memiliki banyak, tetapi bangga "kami orang Indonesia", "celana pendek, rapopo [enggak apa-apa]. Gus Dur waktu keluar dari Istana Merdeka juga pakai celana pendek itu," ujar Romo Magnis.
"Lalu mengapa Pancasila? Bangsa seperti bangsa Indonesia terdiri atas begitu banyak komunitas. Itu bisa berhasil kalau identitas Indonesia tidak mengancam identitas masing-masing komunitas. Lima sila Pancasila itu merangkul semua, universal" imbuhnya.
Romo Magnis menegaskan pula, agama tidak boleh dijadikan latar belakang untuk aksi kebencian, kekerasan, maupun ancaman.
Bagi dia, siapa pun yang melakukan tindakan tersebut atas nama agama, sebenarnya orang itu sudah keluar dari ajaran sesungguhnya.
Selai itu, romo Magnis menyampaikan, "Agama ada dua sudut: dari Allah dan dari manusia yang menerimanya. Dari Allah agama sudah sempurna, manusia tidak pernah sempurna. Interpretasi lama itu pun interpretasi manusia. Kita jangan mengira bahwa mereka yang seribu atau 1.500 tahun yang lalu memberi tafsiran itu lebih berwenang. Kita dengan rendah hati berusaha mengerti apa yang disampaikan Tuhan dalam wahyu pada kita."
Baca Juga: Ngeri! Politisi Inggris Ditusuk Hingga Tewas, Polisi Sebut Aksi Terorisme
Sementara itu, Musdah Mulia turut menyoroti penyalahgunaan keyakinan dalam Islam oleh kelompok teroris, yakni "isy kariman aw mut syahidan", yang dianggap sebagai keyakinan bahwa terorisme merupakan jihad terbesar untuk menjadi syahid.
"Itu kalimat yang diucapkan oleh Asma binti Abu Bakar ketika memberikan dorongan semangat pada putranya di medan perang supaya dia enggak takut melawan musuh. Kemudian ini disalahgunakan untuk kelompok-kelompok ini untuk membangun kebencian," terang Musdah Mulia.
Stereotip terkait spiritualitas pun, kata Musdah Mulia, sempat membuat bingung mahasiswanya kala memperhatikan banyak koruptor dengan tanda pada fisiknya yang mengindikasikan rajin salat.
Menurut dia, masih banyak orang yang hanya mementingkan sebatas ritual dalam beragama, tetapi tidak benar-benar mengimani ajarannya, sehingga justru melakukan tindakan yang merugikan orang lain.
"Ada mahasiswa saya mengatakan, "Bun, kenapa sih para koruptor itu kalau saya perhatikan itu jidatnya kok pada item gitu ya? Berarti kan mereka sering salat, Bunda." Mungkin karena dalam beragama, bukan hanya di Islam, kita itu hanya pada hal-hal yang ritual," katanya.
Menurut Musdah, koruptor bahkan bisa dibilang kafir karena bagi dia, kafir--daria bahas Inggris "cover" dan bahasa Arab "kafara"--berarti orang yang tertutup hatinya dari kebenaran.
Berita Terkait
-
Ngeri! Politisi Inggris Ditusuk Hingga Tewas, Polisi Sebut Aksi Terorisme
-
Tak Setuju Usulan Densus 88 Dibubarkan, Eks Teroris: Orang Nakal Siapa yang Mau Pegang?
-
Cerita Hermawan Sulistyo di Malam Bom Bali Meledak, Saat Itu Polisi Belum Punya Pengalaman
-
Habib Husein: Penyebab Islamophobia adalah Radikal Terorisme
-
BOCOR Deretan Nama dan Organisasi Daftar Hitam Facebook, Mulai FPI Sampai Habib Rizieq
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik