Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Senin, 18 Oktober 2021 | 10:05 WIB
Ilustrasi tenggelam. (Pixabay/Suetot)

Oleh karenanya, Dwi meminta ada orang dewasa yang mengawasi anak-anak bila beraktivitas di sekitar sungai.

“Kami berharap, orang tua perlu mengawasi putra-putrinya jika akan bermain, bermainnya kemana itu yang harus diketahui. Sehingga tidak terjadi kecelekaan yang sering terjadi di sungai,” tegasnya.

Dwi juga mewanti-wanti para pemancing untuk turut berhati-hati di sekitar sungai. Beberapa laka disebutkan Dwi karena pemancing terpeleset ke aliran sungai.

“Teman-teman pemancing harus juga hati-hati betul di sungai karena potensi-potensi itu bisa terjadi di mana pun kapan pun. Dilengkapi kemampuan jaga diri,” tuturnya.

Baca Juga: Seorang Bocah Tenggelam di Sungai Opak, Tim SAR Lakukan Pencarian Hingga Senin Malam

“Kalau dewasa kan biasanya pemancing terpeleset dan sebagainya itu. Hati-hati juga, tipikal sungai kan kadang-kadang sulit ditebak. Pada saat kondisi bukan itu bisa datang banjir tiba-tiba,” tandasnya.

Berdasarkan data, Dwi menyebutkan, kecelakaan di sungai memang jarang terjadi.

“Kecelakaan di sungai jarang, tapi kecelakaan rata-rata terpeleset. Tapi jumlahnya tidak begitu banyak, tapi kan cukup mengkawatirkan,” terangnya.

Sebelumnya seorang bocah asal Trimulyo, Jetis, Bantul dilaporkan hilang di Dam Kiyaran, Sungai Opak, Padukuhan Kiyaran pada Senin (11/10/2021). Kepala Kantor Basarnas Jogja Wahyu Efendi mengatakan, korban ditemukan meninggal pada Selasa (12/10/2021).

Korban selanjutnya dievakuasi Tim SAR gabungan, kemudian diserahkan kepada Polsek Jetis untuk identifikasi sebelum diserahkan ke keluarga korban.

Baca Juga: Kebakaran Hebat Melanda Gudang Triplek di Bantul, Kerugian Ditaksir Mencapai Rp6 M

Load More