Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 18 Oktober 2021 | 18:22 WIB
Tim beregu putra Indonesia merayakan gelar juara Piala Thomas 2020 di saat bendera Merah Putih tidak boleh berkibar di podium kemenangan di Ceres Arena, Aarhus, Denmark, Minggu (17/10/2021) malam WIB. [Badminton Photo/BWF]

SuaraJogja.id - Atlet-atlet Indonesia terancam sanksi tidak boleh mengibarkan bendera merah putih pada semua ajang yang diikuti. Terlebih berbagai kompetisi yang bakal digelar pada taraf internasional. 

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI Roy Suryo menyarankan sejumlah cara kreatif untuk tetap bisa memperlihatkan bendera atau identitas Indonesia ketika berlaga di berbagai kompetisi olahraga. 

"Kalau dipikir secara kreatif mungkin dari sisi jersey atau baju yang lebih menonjolkan merah putih. Di samping dengan ada garuda Pancasila itu bisa. Jadi ketika pun tayang itu sudah ada merah putihnya di situ, jelas banget itu akan bagus," kata Roy saat dihubungi awak media, Senin (18/10/2021).

Namun Roy mengingatkan bahwa pihak-pihak tersebut harus juga memahami aturan yang ada di dalam undang-undang. Khususnya terkait tentang bendera, bahasa, lagu kebangsaan hingga lambang negara.

Baca Juga: Dijatuhi Sanksi Akibat Tak Patuhi Badan Anti-Doping Dunia, Roy Suryo: Indonesia Rugi Besar

"Jangan sampai kemudian nanti malah menabrak aturan itu karena kan penggunaan lambang negara, bendera merah putih itu kan sudah ada aturannya semua," tuturnya. 

Ia tidak menyarankan untuk mengubah atau memodifikasi logo organisasi olahraga yang bersangkutan. Hanya demi untuk melihat sang Saka Merah Putih terus berkibar.

"Kalau saya terus terang tidak menyarankan itu. Itu akan membuat logo dari organisasi yang sudah menaungi semua cabor atau beberapa cabor harus melakukan modifikasi ya. Itu nanti proyek lagi. Jangan lah. Toh sanksi ini ada periodesasi waktunya, apa nanti kalau setelah itu harus balik lagi kan tidak kan. Jadi sebaiknya itu tidak," ungkapnya.

Pakar telematika itu lebih mendukung aksi-aksi kreatif dari suporter atau bahkan atlet yang berlaga. Ia mencontohkan seperti yang terlihat pada perayaan kemenangan Indonesia di Piala Thomas kemarin.

Tepatnya ketika Jonatan Christie yang tampil sebagai wakil ketiga Indonesia, memastikan kemenangan Merah Putih atas China di final dengan menekuk Li Shi Feng. Saat itu sontak semua tim Indonesia tumpah ruah di lapangan dan terlihat ada satu orang yang membawa bendera merah putih ikut di dalamnya.

Baca Juga: Piala Thomas 2020 Bukan yang Pertama Soal Sanksi Doping, Roy Suryo: Jangan Kebanyakan Lobi

"Makanya kan kalau kita lihat semalam itu para pemain itu ada yang kreatif. Membawa lari, ada victory lap dan kemudian lari dengan membawa bendera, kan kelihatan semalam itu. Jadi saya pun tersenyum melihat itu. Itu bagus dan membuat salah satu cara untuk mengakali dengan kita lakukan itu," ujarnya. 

Tidak dipungkiri beberapa pihak tidak menganggap bendera merah putih yang bisa dikibarkan atau tidak itu penting. Mereka menganggap yang terpenting adalah bisa menang.

"Sebenarnya kan tergantung sudut pandang juga kita melihatnya. Memang dari sisi proud and pride ya. Artinya dari sisi kebanggaan kita bernegara itu tentu akan sangat terkurangi (kalau tanpa bendera dan lagu kebangsaan)," ungkapnya. 

Namun yang terpenting, kata Roy adalah bukan urusan mencari cara agar tetap bisa ditampilkan. Tetapi seharusnya lebih berfokus kepads penyelesaian persoalan itu dan antisipasi supaya tidak terjadi kembali.

"Saya lebih concern ayo bagaimana pemerintah dalam hal ini Kemenpora untuk melakukan revisi dan evaluasi keras terhadap LADI dan juga KOI karena ini bukan yang pertama, ini sudah kedua kali. Walaupun intinya kita tetap bangga. Tapi harus ada evaluasi," tegasnya.

Diketahui, Indonesia berhasil menjadi juara Piala Thomas 2020 setelah mengalahkan China dengan skor 3-0 pada Minggu (17/10/2021) malam. Gelar piala Thomas itu menjadi yang pertama kalinya sejak 19 tahun lalu Indonesia berhasil menjadi juara.

Namun saat seremoni juara, bendera merah putih justru tidak dikibarkan di Ceres Arena, Aarhurs, Denmark, tempat pertandingan berlangsung. Sebagai gantinya, hanya ada bendera Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang ditayangkan di layar.

Peristiwa itu terjadi akibat buntut dari sanksi yang diberikan oleh Badan Anti-Doping Dunia (WADA) kepada Indonesia. Sanksi itu diberikan karena Indonesia dinilai tidak mematuhi program test doping plan (TDP).

Load More