SuaraJogja.id - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyebut pernikahan dini yang disebabkan oleh kejadian hamil di luar nikah masih marak terjadi. Hal ini disebabkan oleh anak-anak muda yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi.
Hamil di luar nikah dan pernikahan dini itu bahkan juga menjadi salah satu faktor dalam tingginya persentase kehamilan yang tidak dikehendaki (KTD) secara nasional. Berdasarkan catatan yang ada, saat ini secara rata-rata nasional, tingkat KTD masih berada di angka 17 persen.
"Ada pernikahan dini, married by accident. Anak-anak muda yang tidak tahu tentang kesehatan reproduksi yang akhirnya hamil di luar nikah. Itu faktor lain (KTD) yang sangat mewarnai," kata Hasto ketika dihubungi awak media, Rabu (20/10/2021).
Disampaikan Hasto kurang lebih 80 persen pasangan yang meminta rekomendasi menikah itu dengan alasan telah hamil terlebih dulu. Sehingga jumlah itu masih masuk ke dalam kategori KTD.
Baca Juga: Angka Kehamilan Tidak Dikehendaki Masih Tinggi, Rata-Rata Nasional Sebesar 17 Persen
"Jadi banyak rekomendasi nikah itu, kan 80 persen yang minta rekomendasi nikah ternyata karena alasannya hamil duluan. Ini juga sebetulnya kehamilannya juga belum dikehendaki," tuturnya.
Hasto menuturkan BKKBN memang tidak menghitung secara khusus untuk kehamilan di luar nikah atau pernikahan tersebut. Tetapi pihaknya menggunakan metode hitungan age Specific Fertility Rate (ASFR) atau banyaknya kelahiran tiap 1000 perempuan pada kelompok umur tertentu.
Berdasarkan data yang dimiliki 24 dari 1.000 perempuan pernah hamil di antara usia 15-19 tahun.
"Kalau sekarang ini angkanya di angka 24 (orang). Jadi setiap 1.000 perempuan yang sekarang usia 20-24 tahun itu kalau ditanya apakah dulu pernah hamil itu sekitar 24 per 1.000 perempuan pernah hamil di antara usia 15-19 tahun," terangnya.
Diakui Mantan Bupati Kulon Progo itu bahwa angka tersebut sebenarnya tergolong semakin baik. Artinya terdapat penurunan dari tahun ke tahun.
Baca Juga: Usia Seks Maju, Edukasi Kesehatan Reproduksi Jalan di Tempat
"Angka itu sebenarnya dari tahun ke tahun menurun. Tapi kita berharap angka itu lebih rendah, jauh di bawah itu. Untuk selama pandemi ini data belum kita olah. Tapi Angka terakhir masih 24 (perempuan) itu," ungkapnya.
Berita Terkait
-
BKKBN Berubah Jadi Kemendukbangga, Menteri Wihaji: Kampanye Harus Pure, Bukan Pencitraan
-
BKKBN Minta TPK yang Bantu Distribusi MBG Diberikan Insentif
-
Lebih dari 400.000 Pasangan Cerai Sepanjang Tahun 2024, Ghosting Jadi Salah satu Faktor
-
Temukan Anak Stunting saat Bagikan Makan Bergizi Gratis di Ciracas Jaktim, Begini Kata Wamen BKKBN
-
Sri Mulyani Beri Gelar Kemendukbangga Pengelolaan Aset Terbaik
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta