SuaraJogja.id - Dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta, Agus Wijanarka menyatakan bahwa konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih tergolong rendah. Tercatat hanya ada 4,5 persen dari masyarakat Indonesia yang masuk dalam kategori cukup dalam mengkonsumsi buah dan sayur.
"Di Indonesia ini yang cukup mengkonsumsi buah dan sayuran hanya 4,5 persen. Jadi kalau ada 100 orang hanya ada 5 orang yang kategori buah dan sayurannya itu cukup," kata Agus dalam Seminar dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 57 Kabupaten Sleman via daring, Rabu (27/10/2021).
Lebih lanjut, kata Agus, 95 orang sisanya masih dinyatakan tidak cukup atau kurang dalam urusan konsumsi buah dan sayur. Padahal sudah ada takaran tersendiri atau kebutuhan gizi yang perlu dipenuhi saat mengkonsumsi buah dan sayur itu.
"Sehari itu harusnya 5 porsi. Maksudnya 2 porsi sayuran dan 3 porsi buah," terangnya.
Agus menjelaskan 3 porsi buah itu bisa diartikan dengan konsumsi tiga jenis buah sedang. Sedangkan sayurnya paling tidak adalah dua gelar yang kemudian ditiriskan atau paling tidak sehari dua kali konsumsi sayuran.
"Bahkan lebih baik lagi jika makan tiga kali sehari itu selalu pakai sayur. Itu supaya cukup (gizi yang dipenuhi)," ungkapnya.
Namun, ia tidak memungkiri saat ini khususnya pada generasi remaja buah dan sayur justru menjadi momok atau malah dilupakan. Terlebih dengan banyaknya variasi menu makanan yang tersedia di pasaran.
Tanpa disadari ada banyak makanan yang disedikan, tapi tidak mengandung gizi yang seimbang.
"Permasalahan pada generasi remaja saat ini adalah soal konsumsi buah dan sayur. Karena banyaknya menu variasi makanan di pasaran dan itu banyak karbohidrat bahkan sumber makanan dari tepung terigu kemudian sayur dan buah dilupakan," terangnya.
Baca Juga: Biasakan Anak Makan Buah dan Sayur, Dokter Zaidul Akbar: Gunakan Prinsip Otoriter!
Padahal diperlukan gizi seimbang untuk mendukung tumbuh kembang anak dengan baik. Sehingga menciptakan generasi tangguh dengan menekan angka stunting di Indonesia.
Disampaikan Agus, gizi erat kaitannya dengan pangan, yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Menurutnya saat ini paradigma atau pemikiran masyarakat terkait pangan pun sudah berubah.
Jadi masyarakat tidak hanya berpikir makan agar untuk kenyang saja atau tidak sekadar memuaskan selera makan. Terlebih dalam pandemi Covid-19 ini masyarakat diajak secara tidak langsung untuk mempertimbangkan fungsi tersier pangan itu sendiri yaitu mengkonsumsi makanan terkait apa fungsi baiknya pada tubuh.
"Ada 5 kunci keamanan pangan yakni beli pangan yang aman terlebih dari lokasi dan penyimpanan produk itu, simpan pangan dengan aman, siapkan pangan dengan seksama, sajikan pangan dengan aman (masak dengan matang sempurna), dan perhatikan kebersihan pada makanan itu," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Biasakan Anak Makan Buah dan Sayur, Dokter Zaidul Akbar: Gunakan Prinsip Otoriter!
-
Studi: Anak Yang Konsumsi Buah Dan Sayuran Punya Kesehatan Mental Baik
-
Jarang Makan Buah dan Sayuran? Ini 5 Hal yang akan Terjadi pada Tubuh!
-
Waspada, Kandungan Pestisida Tertentu Terkait dengan Pengembangan Obesitas
-
Ini Yang Terjadi Jika Tubuh Berhenti Mengonsumsi Buah dan Sayur
Terpopuler
- Feri Amsari Singgung Pendidikan Gibran di Australia: Ijazah atau Cuma Sertifikat Bimbel?
- 7 Mobil Kecil Matic Murah untuk Keluarga Baru, Irit dan Perawatan Mudah
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- 21 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 22 Oktober 2025, Dapatkan 1.500 Gems dan Player 110-113 Sekarang
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
Pilihan
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
-
Heboh Kasus Ponpes Ditagih PBB hingga Diancam Garis Polisi, Menkeu Purbaya Bakal Lakukan Ini
Terkini
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag
-
Sampah Jadi Berkah: Bantul Manfaatkan APBKal untuk Revolusi Biopori di Rumah Warga
-
Persela Tanpa Vizcarra & Bustos: PSS Sleman Diuntungkan? Ini Kata Sang Pelatih
-
Tak Hanya Siswa, Guru SMP Ikut Keracunan Makan Bergizi Gratis di Sleman, Ternyata Ini Alasannya