SuaraJogja.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar rapat kerja (raker) di Hotel Sheraton Mustika, Depok, Sleman, DIY pada 27-29 Oktober 2021. Raker tersebut kemudian mendapat kritikan dari berbagai pihak salah satunya akibat pemilihan tempat raker di hotel berbintang 5 itu.
Menanggapi kritikan tersebut, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyebut bahwa raker KPK yang digelar di luar daerah itu sudah menjadi agenda tahunan.
Selain itu, pemilihan hotel bintang 5 sebagai tempat raker juga, kata Alex, dinilai tidak menjadi persoalan sendiri, mengingat harganya yang memang miring.
"Bintang 5, tapi kalau tarifnya bintang 3 kenapa tidak? Kan seperti itu. Teman-teman bisa tanya ke pihak hotel. Berapa sih KPK membayar untuk melaksanakan kegiatan di hotel ini," kata Alex, ditemui di Hotel Sheraton Mustika, Kamis (28/10/2021).
Baca Juga: Bupati Lampung Utara Diperiksa KPK Terkait Gratifikasi Akbar Tandaniria Mangkunegara
Walaupun tidak mengetahui secara pasti nominal yang dikeluarkan untuk seluruh pembiayaan agenda raker tiga hari tersebut, lebih lanjut Alex mengklaim bahwa lembaga antirasuah itu selalu transparan dan selalu mempertanggungjawabkan setiap penggunaan dana yang dikeluarkan.
"Saya enggak tahu. Sekjen yang tahu. Itu semua masih dalam batas-batas laporan anggaran yang kami susun. Pasti itu. Kita enggak mungkin menyelenggarakan kegiatan yang tidak tersedia anggarannya atau melebihi dari plafon anggaran yang disediakan untuk kegiatan ini," ujarnya.
Ia memastikan bahwa kegiatan raker tersebut sudah direncanakan jauh-jauh hari. Sehingga tidak ada permasalahan yang besar terlebih dari sisi alokasi anggaran.
"Sekali lagi kegiatan ini sudah kita rencanakan dari awal. Dari awal memang sudah kita susun dan kita alokasikan anggarannya," ungkapnya.
Selain itu, Alex menyatakan raker yang diselenggarakan di hotel bintang 5 itu tidak ada kaitannya dengan serapan anggaran di KPK pada tahun ini. Melainkan sudah ada anggaran tersendiri untuk raker yang digelar di Sleman itu.
Baca Juga: JPU KPK ke Prof Mudzakkir: Korupsi Tidak Sama Dengan Kasus Pembunuhan, Koruptor Cerdas
"Jadi bukan untuk mengejar serapan anggaran menjelang akhir tahun seolah-olah dananya masih sisa 'wah ini untuk apa ini'. Itu mengada-ada, kalau seperti itu jelas tidak tepat. Lebih baik kami gunakan untuk kegiatan-kegiatan yang lebih efektif. Misalnya dalam mendukung pencegahan atau pun pemberantasan," tegasnya.
Ia tidak menampik bahwa terdapat banyak kritik dan masukan yang diberikan kepada jawatannya khususnya terkait dengan penyelenggaraan raker di luar daerah tersebut. Namun di sisi lain, menurutnya raker ini diperlukan untuk membangun kebersamaan.
"Kita kadang-kadang juga harus menarik diri. Ini salah satu yang kami buat program itu hari ini. Kami kumpulkan semua pejabat struktural tujuannya untuk membangun kebersamaan, menyatukan persepsi visi kita bersama ke depan, apa yang harus kita lakukan," terangnya.
Disinggung tentang tidak diselenggarakan di kantor saja, Alex menuturkan ada banyak hambatan yang dihadapi jika raker ini dilakukan di kantor atau Jakarta.
"Nah kalau kita lakukan di kantor banyak sekali hambatan. Satu kita tidak bisa sepenuhnya menyatu, karena ada saja pekerjaan-pekerjaan itu yang kemudian mengganggu penjabat sektoral atau juga yang bersangkutan rumahnya atau tinggal di Jakarta, sore kadang-kadang balik. Itu yang terjadi kalau kita lakukan di kantor," jelasnya.
Sehingga, ditambahkan Alex agenda raker yang digelar di luar daerah ini memang perlu diadakan. Dengan sejumlah pertimbangan kelancaran acara hingga kebersamaan yang dijalin.
"Lebih ingin menyatukan antara pimpinan dan pejabat struktual. Itu yang lebih penting," tandasnya.
Berita Terkait
-
Gubernur Bengkulu Kena OTT KPK, Mendagri Tunjuk Rosjonsyah Jadi Plt
-
Skandal Pungli Rutan KPK,15 Mantan Pegawai Dituntut 4 Hingga 6 Tahun Penjara
-
Silsilah Keluarga Rohidin Mersyah: Anak Petani Bergelar Rajo Agung II, Gubernur Bengkulu Kena OTT KPK Jelang Pilkada!
-
Rohidin Mersyah Terjerat OTT KPK, Mendagri Tito Tunjuk Rosjonsyah jadi Plt Gubernur Bengkulu
-
Terjaring OTT, KPK Amankan Amplop Serangan Fajar Gubernur Bengkulu Berisi Rp 50 Ribu
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
Pilihan
-
Viral Pertamax Dituding Jadi Biang Rusaknya Fuel Pump Mobil, ITB Sampai Dipanggil
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
Terkini
-
UMKM Dapat Pesanan Ekspor, Tapi Tak Sanggup Produksi? Ini Biang Keroknya
-
Dari Mucikari Hingga Penjual Bayi, 11 Tersangka TPPO di Yogyakarta Diringkus
-
1.410 Personel Gabungan Kawal Ketat Pilkada Sleman 2024, 16 TPS Rawan jadi Fokus
-
Isu Sosial di Gunungkidul: Banyak Warga Merantau, Anak Tertitip, Berakhir Adopsi
-
Lapor via WA, Bawaslu Sleman Ciduk 6 Terduga Pelaku Politik Uang di Minggir