Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 02 November 2021 | 23:49 WIB
Ilustrasi Bencana Alam. (Pixabay)

Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan potensi bencana alam bagi pengelola wisata di Kabupaten Sleman.

“Kami sudah menginstruksikan untuk melakukan koordinasi pemantauan cuaca, terlebih destinasi wisata yang rawan ancaman bencana hidrometeorologis seperti jeep merapi dan desa wisata yang memiliki susur sungai,” jelas Bandang.

Menurutnya, dalam mengantisipasi ancaman bencana diperlukan kesadaran pengamanan secara kolektif, tidak hanya pelaku wisata namun juga wisatawan.

Sleman Hadapi Potensi Multi Hazard
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menyatakan, Kabupaten Sleman saat ini menghadapi ancaman multi hazard.

Baca Juga: Potensi Terdampak La Nina, BPBD Sleman Awasi Banjir Lahar di Lereng Merapi

Ancaman bencana tersebut yaitu hidrometeorologi, pancaroba dan Covid-19.

“Untuk antisipasi, kami sudah menyiapkan Early Warning System (EWS) di 16 titik dan sensor curah hujan di puncak Merapi, serta empat titik EWS di area rawan longsor Prambanan,” sebut Makwan.

BPBD Sleman juga sudah mempersiapkan 69 personel, meliputi Tim Reaksi Cepat, operator Pusdalop, operator EWS dan logistik yang siap 24 jam mempersiapkan penanganan ancaman bencana hidrometeorologis. 

Kontributor : Uli Febriarni

Baca Juga: DPR RI Respon Dugaan Kekerasan di Lapas Narkotika Sleman: Ini Kejahatan HAM

Load More