SuaraJogja.id - Rasa trauma sejumlah warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah kembali muncul setelah kedatangan aparat kepolisian yang kerap dilakukan selama 28 hari terakhir. Berseragam lengkap dengan menenteng senjata laras panjang, aparat membuat warga terutama ibu-ibu dan anak-anak mulai resah.
Hal itu disampaikan perwakilan warga Wadas yang tergabung di Kawula Muda Desa Wadas (Kamudewa), Arafah saat konferensi pers di Kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Yogyakarta, Kotagede, Kota Jogja, Kamis (4/11/2021).
"Intensitas aparat ke desa wadas ini lebih sering. Pada September sampai hari ini hampir tiap hari, ada 16 kali kedatangan aparat yang kami himpun selama berjaga," terang Arafah kepada wartawan, Kamis.
Ia melanjutkan kerapnya aparat datang ke desa Wadas membuat trauma. Pasalnya rombongan polisi yang terdiri sekitar 12-13 orang tersebut datang menggunakan seragam lengkap dan membawa senapan laras panjang.
Baca Juga: Warga Wadas Kerap Didatangi Aparat, Gempadewa Layangkan Surat Laporan ke Mabes Polri
"Pascakejadian (ricuh) 23 April itu kan aparat datang berseragam lengkap dan melakukan aksi represif sampai penangkapan warga wadas. Yang kami takutkan dan menimbulkan rasa trauma itu lagi adalah kedatangan mereka lengkap dengan senjata itu," katanya.
Memang aparat mengaku sedang melakukan patroli di wilayah Wadas. Namun saat ditanya oleh warga terkait surat tugas dan bertanya soal identitas, aparat tidak mau memberi jawaban.
"Jadi karena mereka sering datang menjadi kekhawatiran kami, mereka tidak menunjukkan surat tugas patroli yang hampir tiap hari itu. Ditambah lagi menutupi identitasnya. Tentu ada rasa trauma dengan peristiwa April kemarin," keluh dia.
Warga juga khawatir dalih berpatroli yang dilakukan aparat bukan menjaga keamanan warga, melainkan memudahkan proyek penambangan batu andesit yang sudah direncanakan.
"Kita takut kalau mereka itu datang untuk mempermudah jalannya proyek penambangan andesit. Karena kejadian pada 23 April itu, aparat malah membantu pemrakarsa proyek," terang dia.
Baca Juga: Biadab! Paman di Kulon Progo Tega Cabuli Bocah 14 Tahun hingga Alami Trauma
Warga Wadas meminta agar aparat kepolisian tidak perlu mendatangi desa dengan alasan yang tidak jelas. Mereka juga mendesak kepolisian menegakkan prinsip-prinsip HAM dan menghargai penolakan warga terhadap penambangan batu andesit di desa setempat.
Terpisah, Direktur Walhi Yogyakarta Halik Sandera mempertanyakan dalih patroli yang dilakukan aparat. Jika memang ingin menjaga keamanan, cukup beberapa personel dan tidak perlu membawa senapan laras panjang.
"Kalau memang benar berpatroli seharusnya cukup dengan satu mobil. Jadi tidak perlu banyak anggota polisi sampai membawa senjata seperti itu dan tidak perlu mengenakan rompi anti peluru. Itu di luar normal, dan sangat wajar warga merasa sangat resah," kata dia.
Ia juga meyakini jika hanya sebatas menjaga keamanan desa, warga Wadas juga memiliki mekanisme sendiri untuk menjaga wilayahnya jika memang masih bisa dikendalikan oleh warga. Sehingga tidak perlu aparat terlalu intensif turun ke lapangan.
Sementara Kuasa Hukum Warga Wadas Julian Dwi Prasetya mengatakan bahwa dari catatan warga Wadas dimana sebanyak 16 kali aparat melakukan patroli akan dilaporkan ke Mabes Polri. Meski pihaknya tahu bahwa kecil kemungkinan akan direspon, namun cara ini bisa menunjukkan bagaimana sikap kepolisian dalam menindaklanjuti laporan-laporan warga yang jarang sekali selesai.
"Peristiwa 23 April kemarin sudah kami laporkan ke Kapolri. Tapi sampai saat ini tidak ada sama sekali responnya. Tapi kami akan melihat bagaimana mereka (kepolisian) menindaklanjuti laporan masyarakat terkait kegiatan patroli aparat yang terkesan tidak normal itu, " ujar Julian.
Berita Terkait
-
Ulasan Buku It Didn't Start With You: Mengeksplorasi Trauma Lintas Generasi
-
Tak Lagi Trauma Rayakan Ultah Sehari sebelum Vanessa Angel Meninggal, Fuji Kena Sentil Netizen
-
Ulasan Novel 'Algoritme Rasa', Kisah Trauma dan Cinta Seorang Programmer
-
Proses Penyembuhan Luka Batin dalam Novel "Di Seberang Rumah"
-
Terungkap! Begini Rahasia Otak Menghilangkan dan Mengingat Trauma
Terpopuler
- Harta Kekayaan Roy Suryo yang Dituduh sebagai Pemilik Akun Fufufafa
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Beda Respons Ariel NOAH dan Raffi Ahmad Kunjungi Patung Yesus Sibea-bea
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Innalillahi, Elkan Baggott Bawa Kabar Buruk Lagi H-1 Timnas Indonesia vs Jepang
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Hasil Temuan Tim Pencari Fakta UGM Soal Dugaan Plagiasi Atas Buku Sejarah Madiun yang Ditulis Sri Margana dkk
-
Cegah Tindakan Pelecehan Terhadap Anak, Ini Tips Sampaikan Pendidikan Seksual kepada Buah Hati
-
Pola Penyakit di Indonesia Alami Pergeseran, Pakar Sebut Gaya Hidup Jadi Pemicu
-
Gelar Simposium di UIN Sunan Kalijaga, Ini Sembilan Rekomendasi Gusdurian Soal Kebebasan Beragama di Indonesia
-
PTUN Disebut Batalkan Hasil Munas Golkar, Bahlil: Hoaks