Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Jum'at, 05 November 2021 | 16:36 WIB
ILUSTRASI efek rumah kaca (DLH Yogyakarta)

SuaraJogja.id - Efek rumah kaca adalah sebuah fenomena alam yang terjadi karena adanya pantulan energi panas matahari yang disebabkan berbagai macam benda dan zat alam yang ada di bumi yang mengakibatkan rusaknya lapisan selimut atmosfer bumi. Rusaknya selimut atmosfer ini berujung pada peningkatan intensitas energi matahari yang berdampak pada peningkatan suhu panas bumi.

Istilah efek rumah kaca kali pertama diperkenalkan oleh ilmuan bernama Joseph Fourier pada tahun 1824.

Peran utama adanya efek rumah kaca adalah suhu udara di bumi dapat berada pada nilai yang nyaman bagi makhluk hidup.

Tanpa efek rumah kaca, bumi akan memiliki suhu rata-rata yang sangat dingin serta dapat membahayakan keberlangsungan hidup dari makhluk hidup.

Baca Juga: Usai KTT COP26, Joe Biden Janji Kurangi Emisi Metana di Amerika Serikat

Penyebab Efek Rumah Kaca

1. Karbondioksida (CO2)

Gas pertama penyebab efek rumah kaca adalah karbondioksida yang memiliki persentase 9 persen-26 persen. Peningkatan jumlah dari CO2 ini disebabkan karena aktivitas manusia yang menggunakan bahan bakar, membuang limbah padat, membakar kayu, polusi kendaraan, sampai aktivitas manusia lainnya.

Pada saat yang bersamaan, pohon yang sebenarnya menyerap CO2 kondisinya semakin berkurang karena banyak hutan yang dibakar, penebangan besar-besaran, dan hal negatif lainnya sehingga gas CO2 ini akhirnya berasa di atmosfer.

2. Uap Air

Baca Juga: Penjelasan Lengkap Lapisan Atmosfer dan Fungsinya, Berjasa Melindungi Bumi

Penyebab lainnya adalah uap air yang memiliki persentase lebih besar yakni sekitar 36 persen - 70 persen. Gas ini merupakan gas alami yang memiliki peran banyak dalam proses efek rumah kaca.

Hal ini bisa terjadi ketika uap air laut, sungai hingga danau di suatu kawasan mengalami peningkatan, maka temperatur panas akan meningkat pula. Apabila hal ini terjadi secara terus menerus, maka mencapai ke titik keseimbangan atau ekuilibrium.

3. Nitrogen Dioksida

Nitrogen dioksida atau gas NO2 merupakan gas insulator panas yang cukup kuat. Gas ini paling banyak dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar serta pembakaran lahan pertanian.

Gas tersebut bisa menangkap panas 300 lebih besar dari karbondioksida. Oleh karena itu, sekarang ini kondisinya semakin mengalami peningkatan 16 persen jika dibandingkan dengan masa pra-industri.

4. Metana

Metana juga menjadi penyebab dari terjadinya efek rumah kaca. Gas ini merupakan insulator efektif yang dapat menangkap panas 20 kali lebih banyak jika dibandingkan dengan CO2.

Penyebab dari meningkatnya gas ini juga disebabkan karena ulah manusia yang memproduksi transportasi, gas alam, batu bara serta minyak bumi.

Metana ini dihasilkan oleh pembusukan-pembusukan limbah organik serta kotoran hewan, saat ini metana juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan 1,5 kali lipat dari sebelumnya.

5. Gas Lain

Adapun gas-gas lain yang menyumbang terjadinya efek rumah kaca adalah proses manufaktur seperti peleburan aluminium serta material jenis lainnya untuk menghasilkan furnitur atau kebutuhan manusia lainnya.

Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Mekanisme kerja gas rumah kaca, yakni lapisan atmosfer yang terdiri dari troposfer, stratosfer, mesosfer, dan termosfer. Lapisan terbawah (troposfer) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca.

Sekitar 35 persen dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh 3 lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan. dan partikel.

Sedangkan 65 persen masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 persen diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51 persen yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51 persen, 37 persen merupakan radiasi langsung dan 14 persen radiasi difusi yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfer oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas, antara lain berupa uap air atau H2O, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfer. Oleh karena itu, suhu udara di troposfer dan permukaan bumi menjadi naik, terjadilah efek rumah kaca.

Dampak Efek Rumah Kaca

1. Dampak Negatif

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer.

Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu pada air laut sehingga mengembang. Ini membuat terjadinya kenaikan permukaan laut sehingga negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar. Efek rumah kaca menjadi penyebab global warming dan perubahan iklim. Iklim di bumi menjadi tak menentu dan susah diprediksi.

2. Dampak Positif

Efek rumah kaca berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk dihuni makhluk hidup. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata di bumi menjadi 330C lebih tinggi , yakni 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup.

Dengan adanya efek rumah kaca manusia menjadi sadar pohon dan hutan memiliki arti penting bagi kelangsungan kehidupan. Salah satunya dapat menyerap gas polutan dan menghasilkan oksigen.

Demikianlah pembahasan mengenai efek rumah kaca, meliputi pengertian, penyebab, proses, dan dampaknya. Semoga dengan adanya ulasan di atas dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita.

Kontributor : Titi Sabanada

Load More