Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 06 November 2021 | 13:45 WIB
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memimpin apel gelar pasukan Komando Operasi Pengamanan KTT OKI di Silang Monas, Jakarta, Selasa (1/3). [suara.com/Oke Atmaja]

SuaraJogja.id - Setelah sempat menghangat, sosok Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto akhirnya mengerucut ke nama Jendral Andika Perkasa. Hal itu menguat setelah Presiden Jokowi mengajukan pria yang kini menjabat sebaga KASAD tersebut sebagai calon tunggal ke DPR RI. 

Riuhnya perbincangan mengenai calon Panglima TNI nyatanya juga menjadi perhatian Gatot Nurmantyo. Ia pun sempat mengunggah wawancara khususnya membahas soal dinamika pencalonan Panglima di masanya dan seputar TNI. 

Dalam wawancara itu, Gatot mengungkapkan dulu bagaimana dia menolak paksaan Jokowi menjadikan dia sebagai Panglima. Saking kuatnya Gatot menolak tawaran Jokowi, Gatot menolak tiga kali. Malahan Jokowi sampai maksa pada tawaran ketiga kali kepada Gatot.

Foto Mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo bersama Presiden Jokowi [Foto: Hops.id]

Dikutip dari Hops.id, Gatot menceritakan dalam wawancara khusus dengan Forum Keadilan mengenai dinamika dia dibujuk untuk jadi Panglima beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Jalani Uji Kelayakan Calon Panglima TNI, KSAD Jenderal Andika Perkasa Paparkan Visi - Misi

Gatot ngaku enggan jadi Panglima TNI dengan berbagai alasan. Jokowi malah tiga kali menawarkan dan ketiganya ditolak banget oleh Gatot lho. Ujungnya Jokowi maksa Gatot.

Tawaran pertama datang dari Jokowi setelah dia baru jadi presiden. Gatot menolak, dalihnya jangan dulu posisi Jokowi masih belum kuat di parlemen pada waktu awal jadi presiden.

Bujukan kedua datang ke Gatot. Lagi-lagi Gatot menolaknya. Dalam alasan menolak kedua ini seharusnya kala itu adalah giliran atau jatah dari TNI AU untuk jadi Panglima yakni KSAU Laksamanan Agus Supriatna.

Sebab sebelumnya Panglimanya adalah dari TNI AD, yaitu Jenderal Moeldoko.

Jokowi pun mengurungkan niatnya. Kemudian bujukan ketiga Jokowi datang lagi dan dengan maksa Gatot menerima jadi calon Panglima. Gatot menolak lagi sampai siap beking Jokowi kalau keputusannya calon Panglima kala itu dilawan matra lainnya.

Baca Juga: Istana Belum Bisa Pastikan Jadwal Pelantikan Panglima TNI Baru

“Yang ketiga maksa lagi. Saya bilang Pak bapak khawatir. Walaupun para kepala staf AL, AU dan Panglima TNI bersatu melawan bapak, satu minggu saya buat rata. Bapak nggak usah takut,” ujar Gatot meyakinkan Jokowi kala itu sebagaimana dalam wawancara Forum Keadilan.

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo [suara.com/Bagus Santosa]

Gatot mengatakan upaya lain Jokowi agar Gatot untuk jadi Panglima TNI ia dengar Ketua DPR, Setya Novanto. Gatot mengaku kejebak dalam sebuah pertemuan dengan Setya Novanto dalam sebuah acara di Singapura. Dari mulut Setnov itu, dia diberitahu Presiden Jokowi ingin Gatot jadi Panglima.

“Saya mendapat informasi dari Ketua DPR di Singapura. Saya kejebak, saya diajak makan oleh teman tiba-tiba ketemu Setnov. Di mana Setnov mengatakan (soal engajuan Panglima TNI). Saya jawab tidak ke pak Setnov untuk jadi panglima. Saya katakan saya tidak berkeinginan jadi Panglima TNI,” ujarnya pada September tahun lalu dalam wawancara dengan TV One.

Dua pekan usai pertemuan di Singapura itu, Gatot mendapat telepon dari Setnov. Gatot kala itu sedang berada di Denmark. Dalam perbincangan itu, Setnov menyampaikan ke Gatot, telah menerima surat dari Presiden yang isinya Jokowi mengajukan Gatot sebagai calon tunggal Panglima TNI.

Meski terdapat dinamika tersebut, akhirnya Gatot Nurmantyo diajukan ke DPR sebagai calon tunggal Panglima TNI dan disetujui parlemen. Gatot dilantik jadi Panglima TNI pada 8 Juli 2015 dan menjabat sampai 8 Desember 2017.

Load More