Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Minggu, 07 November 2021 | 10:15 WIB
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman Aris Herbandang - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) hingga Palang Merah Indonesia (PMI) untuk melakukan pelatihan terkait mitgasi bencana. Langkah ini dilakukan untuk menyiapkan pengelola dan pelaku wisata dalam mengantisipasi bencana.

"Kami di masa pandemi ini sudah beberapa kali kerja sama dengan BPBD untuk melakukan pelatihan mitigasi bencana baik itu terhadap pengelola destinasi wisata, termasuk juga kepada teman-teman pengelola desa wisata yang juga kebanyakan sungai yang melewati berhulu di Merapi," kata Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman Aris Herbandang kepada awak media, Sabtu (6/11/2021).

Pria yang akrab disapa Bandang itu menjelasjan pelatihan mitigasi bencana itu dengan memberikan sejumlah materi terkait kesiapsiagaan para pengelola maupun pelaku wisata. Tujuannya agar mereka dapat memberikan penanganan yang lebih optimal jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Misalnya kecelakaan terhadap wisatawan baik itu jatuh atau mungkin terjadi serangan jantung atau kesedak dan lain-lain. Kami dengan baik BPBD termasuk dengan PMI sudah melakukan pelatihan itu beberapa kali," terangnya.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata di Lombok 2021 yang Wajib Dikunjungi, Salah Satunya Air Terjun Tiu Teja

Disebutkan Bandang, kesiapsiagaan itu juga untuk merespon paradigma baru dari wisatawan sekarang ini. Mengenai tidak hanya mencari tempat atau sensasi bagus saja tapi juga keamanan saat berwisata diperlukan.

"Artinya di sini kami untuk ke depan akan merespon paradigma baru dari wisatawan yang sekarang tidak hanya mencari sensasi yang tempatnya bagus, instagramable atau kuliner tetapi masalah keamanan itu juga sudah menjadi pertimbangan yang serius bagi para pelaku pariwisata atau wisatawan untuk berkunjung," ungkapnya.

Lebih lanjut, kata Bandang, untuk semakin mempersiapkan hal tersebut maka pelatihan mitigasi bencana juga bakal terus dilakukan secara berkala. Sehingga masyarakat pun akan merasa lebih aman ketika berkunjung ke Bumi Sembada untuk berwisata.

"Kami menangkap itu sehingga ke depan target kami untuk tahun 2022 kita tetap akan melaksanakan pelatihan mitigasi bencans. Harapan kami pelaku wisata di Kabupaten Sleman akan lebih sudah siap untuk menerima wisatawan dengan memberikan keamanan yang lebih, kesiapan penanggulangan bencana atau kecelakaan yang sudah siap ditempati baik sehingga untuk berwisata di Sleman akan lebih mempunyai safety yang lebih pasti," tuturnya.

Kendati begitu, ia menyampaikan bahwa untuk memaksimalkan keamanan yang ada diperlukan kesadaran kolektif. Tidak hanya pemerintah saja tetapi juga pengelola destinasi atau desa wisata serta masyarakat untuk menciptakan keamanan berwisata.

Baca Juga: 5 Oleh-Oleh Khas Bogor Terpopuler, Kue Lapis sampai Kacang Bogor Istana

Tidak hanya terkait bencana alam saja, diungkapkan Bandang, pandemi Covid-19 yang masih melanda juga perlu menjadi perhatian. Sehingga tetap diperlukan penerapan protokol yang ketat untuk itu.

"Nah ini yang perlu disadari juga oleh calon wisatawan untuk tetap perhatikan terkait Covid-19 di samping juga bencana hidrometerologis dan tentunya juga memperhatikan himbauan atau peringatan dari pengelola wisata. Jangan terlalu asik menikmati alam tetapi mengabaikan imbauan atau instruksi," ucapnya.

Dispar Sleman juga senantiasa melakukan pengecekan terkait dengan sarana dan prasarana yang ada di setiap destinasi wisata. Termasuk pengeras suara untuk memberikan peringatan dan pendukung lainnya.

"Harapan kami teman-teman masyarakat akan tetap berwisata sehat, berwisata aman. Sehingga perlu untuk jaga diri, jaga keluarga dan jaga lingkungan," tandasnya.

Load More