SuaraJogja.id - Bendera Merah Putih yang dikenal sebagai bendera sekaligus identitas bangsa Indonesia tidak semata-mata terbentuk begitu saja. Bendera Merah Putih, melalui perjalanan serta sejarah panjang hingga dapat berkibar hingga kini. Berkut akan dibahas sejarah Bendera Merah Putih dalam artikel ini.
Selain itu dengan mengetahui sejarah bendera merah putih, secara tidak langsung sebagai anak bangsa kita dapat belajar dan menghargai jasa para pahlawan yang tak gentar untuk mengusir penjajah dari bumi pertiwi, serta berdiri untuk memperjuangkan hak yang setara sebagai sebuah bangsa.
Dalam penulisan karya ilmiah Syekhnurjati, penemuan bendera Merah-Putih terbagi ke dalam beberapa zaman. Dimulai dari yang pertama adalah:
1. Penemuan Purbakala
Baca Juga: Liga 2: Tantang Sriwijaya FC, Semen Padang Bidik Tiga Poin
Sejarah sang Merah-Putih pada zaman ini dibagi lagi kedalam dua periodesasi, yang pertama adalah penemuan purbakala tentang Merah-Putih ini ada dalam era Nusantara ketika masyarakat masih banyak mengenal animisme dan dinamisme, dalam masa ini lebih dikenal dengan zaman aditia-candra atau surya-candra, dengan adanya penghormatan kepada Sang Matahari sebagai lambang warna merah dan Sang Rembulan sebagai lambang warna putih ( aditia artinya matahari dan candra artinya rembulan). Legenda aditia-candra tersebut berasal dari bukti-bukti pada berbagai cerita, dongeng, kepercayaan dan kesustraan Merah-Putih di seluruh Nusantara.
Kemudian pada periodesasi kedua Merah-Putih dilambangkan dan dihormati sebagai zat hidup seperti getih yang dalam bahasa Jawa dan Sunda berarti darah. Darah ini terdapat dalam raga tubuh manusia maupun hewan. Darah yang berwarna merah dan putih juga getah dalam struktur organ tumbuh-tumbuhan.
Berdasarkan hal-hal di atas menunjukkan bahwa telah tersebarnya pemahaman terkait dengan asal-usul arti warna yang menjadi cikal bakal identitas bangsa Indonesia.
2. Penemuan Zaman Pertengahan
Pada zaman ini telah memasuki adanya ajaran agama seperti Hindu-Budha di Indonesia. Ditemukan dalam beberapa bukti bersejarah, salah satunya seperti dalam kitab Ramayana yang menyebutkan bahwa kepulauan Nusantara dengan "karpura suvarnadvipa"atau nusa emas dan nusa perak yang berarti Kepulauan Merah-Putih yang kekayaannya telah termasyhur hingga ke negeri seberang.
Baca Juga: Sejarah Kerajaan Demak, Berdiri hingga Mengalami Keruntuhan
3. Penemuan Zaman Modern
Bermula pada abad ke-7 M hingga sekarang. Pada masa ini dikenal sejarah tiga Negara Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya-Syailendra (600-1178M), Kerajaan Tumapel-Majapahit (1222-1521) dan Republik Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Kemudian ada beberapa Negara Daerah. Negara Daerah ini berlindung di bawah ketiga Negara Nusantara dan berkembang selama zaman peralihan.
Pada era tersebut Merah-Putih banyak dikenal sebagai bentuk lambang kemuliaan yang digambarkan seperti kembang tunjung-teratai Merah-Putih, Keraton Merah-Putih, aksara merah putih di beberapa candi. Bentuk lain pemuliaan Merah-Putih seperti bubur beras abang-putih di Pulau Jawa, dan bubur sagu merah-putih di Papua.
Dalam sejarah Nusantara terbukti, bahwa bendera Merah-Putih dikibarkan pada tahun 1292 M oleh tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Prabu Kertanegara dari kerajaan Singasari di bawah Kertanegara mencapai kejayaannya. Jayakatwang melancarkan pemberontakan dengan menggunakan siasat mengirim tentaranya mengibarkan panji-panji berwarna Merah-Putih dan gamelan ke arah selatan Gunung Kawi padahal pasukan terbaik Singosari dipusatkan untuk menghadang musuh yang ada di sekitar gunung Penanggungan. Peristiwa ini diabadikan dalam naskah Jawa kuno 1216 Saka yang dikenal sebagai piagam Butak, yang isinya menceritakan peperangan antara Jayakatwang melawan Raden Wijaya.
Bendera Merah-Putih di Era Penjajahan Belanda
Bendera Merah-Putih juga telah berkibar tatkala terjadinya perang Sabil atau Perang Jawa yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro. Kala itu banyak sekali desa yang dibumihanguskan oleh pasukan Belanda setelah dikibarkannya bendera Merah-Putih. Akibatnya, pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang ke Makassar.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Google dan BRIN Hadirkan Kanvas Purbakala, Ajak Dunia Menelusuri 500 Gua Bersejarah di Indonesia
-
Kisaran Harga Koin Kuno Peninggalan Kerajaan Majapahit, Capai Puluhan Juta
-
Fosil Gajah Purba Ditemukan Utuh di Patiayam, Kudus Siapkan Wisata Edukasi Baru
-
Baru Seumur Jagung! BBN Airlines Tutup Semua Rute Penerbangan Domestik di Indonesia
-
Cek Fakta: Polisi Turun Tangan, Larangan Ormas Bentangkan Bendera Merah Putih di Jembatan PIK
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- 5 Rekomendasi Motor Cruiser Murah Terbaik Mirip Harley-Davidson, Harga Mulai Rp30 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Harga Rp50 Jutaan: Bodi Terawat, Performa Oke
Pilihan
-
Setelah BMW, Kini Kaesang Muncul dari Balik Pintu Mobil Listrik Hyptec HT
-
8 Rekomendasi Printer Termurah dan Terbaik untuk Mahasiswa, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh Setelah Lepas Landas di Ahmedabad, Bawa 242 Penumpang
-
Sebut Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali
-
5 City Car Bekas Tangguh untuk Wanita, Bensin Irit dan Harga Mulai Rp 30 Juta!
Terkini
-
Gaya Hidup Bikin Boncos? Ini Jurus Ampuh Mahasiswa Bebas dari Pinjol & Raih Ketahanan Finansial
-
Sambut Mandiri Jogja Marathon (MJM) 2025, Bank Mandiri Tebar Cashback hingga Diskon Belanja
-
Covid-19 Mengintai Lagi? Bandara YIA Siaga Penuh, Ini Langkahnya
-
Kasus Covid-19 Muncul Lagi di Jogja, Dinkes Pastikan Situasi Terkendali
-
Putusan MK Bikin Pusing Daerah: Sekolah Gratis Impian atau Mimpi?