Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Rabu, 10 November 2021 | 20:05 WIB
Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan Sekda DIY di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (10/11/2021) - (Kontributor SuaraJogja.id/Putu)

SuaraJogja.id - Makin meluasnya penularan COVID-19 dari klaster takziah di Sedayu membuat Pemda DIY meminta Satgas melakukan investigasi secara menyeluruh. Apalagi saat ini klaster tersebut membuat kasus terkonfirmasi positif di Bantul dan Sleman bertambah setiap harinya.

Satgas COVID-19 DIY mencatat, ada penambahan 59 kasus terkonfirmai positif pada Rabu (10/11/2021). Dari 95 kasus, 50 kasus diantaranya dari hasil tracing klaster takziah Sedayu.

"Dari hasil investigasi sementara, klaster [sedayu] ini muncul dari siswa dari rumah, kemudian menularkan ke teman-teman lain. Juga ada guru yang terindikasi membawa [virus] dari rumah, bukan dari sekolah tapi menularkan di sekolah," ungkap Sekda DIY, Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (10/11/2021).

Untuk mengantisipasi munculnya klaster-klaster baru di sekolah, Pemda DIY memutuskan untuk mengurangi durasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Setiap sekolah wajib menyelenggarakan PTM tidak lebih dari 2,5 jam per harinya.

Baca Juga: Klaster Takziah Bantul, 22 Orang Tanpa Gejala Dirawat di RSLKC Bambanglipuro

Pengurangan durasi PTM dilakukan untuk menghindari waktu istirahat. Para siswa dimungkinkan lalai menerapkan protokol kesehatan selama jam istirahat.

"Siswa juga kan biasa berkerumun dan melepas masker saat makan. Ini bisa meningkatkan potensi penularan virus," tandasnya.

Aji menambahkan, pemangkasan jam PTM berlaku secara menyeluruh di seluruh sekolah. Diharapkan kebijakan tersebut memutus mata rantai penularan COVID-19 di sekolah.

Sebab munculnya klaster takziah Sedayu tersebut mengindikasikan Satgas COVID-19 di sekolah lengah. Sehingga penularan secara masif terus terjadi saat ini.

"Satgas seharusnya menegakkan protokol kesehatan di lingkungan sekolah karena kalau muncul penularan berarti ada kelengahan dari satgas sekolah yang melonggarkan kerumunan," paparnya.

Baca Juga: Delapan Kalurahan di Sleman Kini Masuk Zona Merah Covid-19

Sementara Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengungkapkan tren penambahan kasus dimungkinkan masih fluktuatif selama beberapa waktu ke depan. Hal ini dikarenakan aktivitas masyarakat yang dilonggarkan.

"Tapi nggak papa [fluktuatif], yang penting bisa kontrol. Dalam arti cepat penanganannya," ungkapnya.

Sultan menambahkan, Pemda memastikan fasilitas pelayanan kesehatan di DIY siap untuk menghadapi lonjakan kasus COVID-19. Termasuk ketersediaan tempat tidur di rumah sakit rujukan di DIY.

Pemda DIY juga memastikan ketersediaan oksigen untuk mensuplai kebutuhan oksigen pasien Covid-19. Bika sewaktu-waktu terjadi krisis oksigen maka bisa langsung ditangani.

"Kita kan juga punya pabrik untuk menyediakan oksigen," imbuhnya.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More