SuaraJogja.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) tunjukkan komitmen untuk terus menangani kasus dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh seorang mahasiswa setempat, berinisial AS.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM Iva Ariani menjelaskan, penanganan kasus tersebut terus bergulir usai masuknya pelaporan ke Unit Layanan Terpadu.
"Tidak ada penyintas yang melapor ke ULT, laporan ke ULT dari dekanat Fakultas Ilmu Budaya," kata dia, Rabu (10/11/2021).
Iva menambahkan, saat ini pimpinan universitas telah memberikan mandat kepada pimpinan Fakultas Ilmu Budaya.
"Agar membentuk tim mengkaji kasus tersebut dan melaporkannya ke pimpinan universitas," ungkapnya.
Ia menambahkan, kalau memang terduga pelaku terbukti melakukan kesalahan, maka UGM akan menindak tegas dan memberikan sanksi seperti peraturan yang berlaku.
Hanya saja, ia tak dapat memberikan keterangan lebih lanjut perihal tingkat kategori pelanggaran berbentuk tindakan asusila dan tindakan mencoreng nama baik universitas.
Mengingat, jenis sanksi yang ditetapkan universitas kepada mahasiswa pelanggar akan ditetapkan berdasarkan kategori pelanggaran. Mulai dari ringan, sedang, berat.
"Untuk tingkat kategorinya tergantung kasus per kasus. Saya belum bisa memberikan keterangan," ungkapnya.
Baca Juga: PKS Soroti Permen PPKS: Judulnya Memang Bagus, Tapi Coba Baca Isinya
Sebelumnya diberitakan, seorang mahasiswa Prodi S2 Ilmu Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM berinisial AS, diduga melakukan pelecehan seksual kepada seorang rekannya.
Kabar tersebut muncul di media sosial Twitter, tepatnya dalam akun Laskar Mahasiswa Republik Indonesia @LAMRISURABAYA, kabar diunggah pada 1 November 2021, petang.
Dalam unggahan tersebut tertulis informasi mengenai pemberhentian anggota berinisial AS itu, dilakukan pada 2 Maret 2018 silam.
"Dikeluarkannya yang bersangkutan, terkait dengan adanya laporan kepada LAMRI, mengenai tindakan kekerasan seksual yang dilakukan yang bersangkutan kepada sedikitnya dua orang korbannya," demikian diunggah dalam akun itu, disertai rangkaian kronologi kejadian sebagai sebuah utas.
Ketua Prodi S2 Ilmu Sejarah, Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM Farabi Fakih menyatakan, saat ini penanganan dugaan kasus kekerasan seksual yang menyeret mahasiswanya itu sudah ditangani di ULT.
"Penanganan memang pada tingkat universitas," ujarnya.
Berita Terkait
-
PKS Soroti Permen PPKS: Judulnya Memang Bagus, Tapi Coba Baca Isinya
-
Anggota DPR Soroti Kasus Kekerasan Seksual di Kampus
-
Deforestasi Salah Satu Pemicu Bencana Hidrometeorologis, Pakar UGM Soroti Hal Ini
-
Jadi Pembicaraan, Komisi X DPR Desak Nadiem Revisi Terbatas Permen PPKS
-
Bejat, Ayah Diduga Rudapaksa Anak Kandung Saat Istri Pergi ke Pasar
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
-
Pabrik Toba Pulp Lestari Tutup Operasional dan Reaksi Keras Luhut Binsar Pandjaitan
-
Kuota Pemasangan PLTS Atap 2026 Dibuka, Ini Ketentuan yang Harus Diketahui!
Terkini
-
Bantuan dari BRI Telah Jangkau Lebih dari 70 Ribu Masyarakat Terdampak di Sumatera
-
Korupsi Bupati Sleman, Kuasa Hukum Tegaskan Peran Raudi Akmal Sesuai Tugas Konstitusional DPRD
-
Sudarsono KH, Salah Satu Pendiri PSS Sleman Tutup Usia
-
5 Armada Bus Jakarta-Jogja Murah Meriah untuk Libur Sekolah Akhir Tahun 2025
-
Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang