Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Jum'at, 26 November 2021 | 18:37 WIB
Penanganan wabah Covid-19 di Afrika Selatan [Foto: Antara]

SuaraJogja.id - Keputusan Inggris melarang penerbangan dari Afrika Selatan terkait adanya varian baru Covid-19 dianggap kurang bijak. Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan menyebut keputusan Inggris itu terburu-buru, sebab Organisasi Kesehatan Internasional (WHO ) pun belum mengeluarkan imbauan tentang langkah selanjutnya.

Para ilmuwan sejauh ini baru menemukan sedikit temuan varian B.1.1.529 di Afrika Selatan, Botswana dan Hong Kong. Namun, mereka khawatir dengan banyaknya mutasi yang membantu virus menghindari respons imun tubuh dan membuatnya lebih menular.

Inggris memutuskan menghentikan sementara penerbangan dari Afsel, Namibia, Botswana, Zimbabwe, Lesotho dan Eswatini mulai Jumat (26/11/2021) setelah temuan varian baru COVID-19 diumumkan.

"Kerugian yang akan dialami oleh industri pariwisata dan bisnis dari kedua negara segera menjadi kekhawatiran kami," kata Menteri Luar Negeri Afsel Naledi Pandor seperti dikutip dari Antara.

Baca Juga: Update: Kasus Positif Covid-19 Indonesia Tambah 453 Jadi 4.255.268 Orang

Afsel akan menghubungi otoritas Inggris untuk membujuk mereka agar mempertimbangkan keputusannya, tulis pernyataan itu.

Afsel meminta rapat darurat kelompok kerja WHO mengenai perkembangan virus untuk membahas varian baru COVID-19 itu.

Lebih jauh mengenai perkembangan varian COVID-19 baru itu, para ilmuwan menyebut bahwa varian tersebut menyebar cepat di kalangan anak muda dan bisa menjadi penyebab lonjakan kasus.

Ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi varian virus COVID-19 baru yang menjadi "ancaman besar" bagi upaya untuk menghilangkan virus tersebut. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Joe Phaahla, dalam konferensi persnya, Kamis (25/11/2021).

 Phaahla mengatakan varian baru yang disebut B.1.1.529, menjadi penyebab peningkatan "eksponensial" kasus COVID-19 yang dilaporkan di Afrika Selatan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Gunungkidul Terus Melonjak, Terbaru Ada 14 Orang Terpapar

"Varian ini perlu menjadi perhatian serius, karena mendorong lonjakan angka kasus," kata Phaahla.

Load More