Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 30 November 2021 | 21:00 WIB
Taman Wisata Alam Mangrove, Angke Kapuk - Tempat Wisata Jakarta (instagram @twa_mangrove/@leniayui)

SuaraJogja.id - Wisata alam atau di luar ruangan diprediksi masih menjadi tren yang berlaku di kalangan pelancong tahun 2022, kata Ketua Pelatihan Sumber Daya Manusia di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI, Alexander Nayoan.

"Orang-orang akan mencari lokasi dan pengalaman yang beda dengan outdoor travel experience," kata Alexander dalam acara daring seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/11/2021).

Wisata alam juga masih akan digandrungi karena turis-turis bisa menikmati udara segar, mendapatkan pengalaman yang sehat dan aman karena berada di luar ruangan. Alexander mengatakan, pelaku pariwisata harus memperkaya pengalaman wisatawan di luar ruangan demi menarik minat orang-orang yang sudah rindu berlibur.

PHRI juga memprediksi orang-orang masih mempraktikkan gaya liburan yang makin marak sejak pandemi, yakni bepergian dalam grup kecil berisi orang-orang terdekat. Wisatawan saat pandemi semakin senang membuat rencana perjalanan sendiri, termasuk memesan sendiri akomodasi dan tiket melalui biro perjalanan daring. Oleh karena itu, perusahaan yang bisa berkembang saat ini adalah yang telah beradaptasi di era digital.

Baca Juga: Harapan Bali Pupus Karena Pengetatan WNA, PHRI : Belum Bangkit Sudah Diancam Lagi

Wisatawan yang melakukan perjalanan antarkota atau antarprovinsi melalui jalan darat juga diperkirakan bakal meningkat karena infrastruktur yang semakin baik. Perjalanan wisatawan lewat darat yang kian diminati adalah kabar gembira, katanya, sebab ada pemerataan pendapatan untuk pelaku pariwisata yang dilewati selama perjalanan.

"Dengan bergerak naik kendaraan, mereka jajan dulu di kiri kanan sebelum mencapai tujuan," katanya.

Wisatawan nusantara masih akan menjadi penggerak utama dibandingkan wisatawan mancanegara. Bila situasi kondusif, wisatawan dari Australia diprediksi akan mulai datang pada pertengahan 2022 berbarengan dengan libur sekolah setempat, sementara wisatawan dari China mungkin datang lebih lambat karena negaranya masih menata berbagai aspek agar tetap aman bila warganya bepergian.

"Ini semua tentunya tergantung dari aturan pemerintah negara masing-masing, mengizinkan orang bepergian kemana dan berapa lama," katanya.

Baca Juga: Ogah Gelombang Ketiga Terjadi, PHRI Bandung Barat Dukung PPKM Level 3 di Akhir Tahun

Load More