SuaraJogja.id - Tingkat kunjungan wisatawan dengan rombongan bus pada awal Desember ini disebut menurun. Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menilai meski kunjungan rombongan bus turun, mulai banyak kendaraan pribadi yang masuk ke Jogja.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi mengatakan, pihaknya akan melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pemeriksaan acak bagi setiap wisatawan yang masuk.
"Kami tidak melakukan penyekatan. Kalau yang tidak pakai angkutan wisata atau bus itu kan dengan kendaraan pribadi. Mereka langsung menuju ke hotel-hotel," kata Heroe kepada wartawan, Rabu (7/12/2021).
Ia melanjutkan pemeriksaan acak akan dilakukan dengan meminta bantuan dari pengelola hotel dan juga restoran saat wisatawan chek in, sehingga mereka datang dengan bukti dalam kondisi sehat.
Baca Juga: Tak Ada PPKM Level 3, Pemkot Jogja Gelar Operasi Ini Saat Libur Nataru
"Jadi ketika masuk ke hotel diminta syarat-syaratnya. Saya harap itu dipenuhi, seharusnya mereka sudah divaksin dan juga membawa syarat bahwa tidak terpapar Covid-19," kata dia.
Heroe menjelaskan bahwa mendekati akhir tahun 2021, jumlah kendaraan bus yang masuk ke Jogja lebih sedikit dibanding November lalu. Pihaknya tidak begitu mengetahui penyebab adanya penurunan jumlah kunjungan tersebut.
"Kalau Desember ini bus yang datang ke Jogja cenderung turun, hanya sekitar 80 persen. November kemarin bisa 400 bus yang masuk tiap pekannya. Desember ini justru turun mejadi 350 bus tiap pekan," katanya.
Disinggung terkait wacana pemerintah pusat yang sempat akan menerapkan PPKM Level 3, menjadi pemicu turunnya jumlah kendaraan bus yang masuk ke Jogja, Heroe tak bisa memastikan. Meski kebijakan tersebut telah dibatalkan, kemungkinan terjadinya peningkatan kunjungan bisa terjadi saat libur Natal dan Tahun Baru 2022 nanti.
Dengan demikian sejumlah skema dan upaya dilakukan dengan memperketat protokol kesehatan (prokes). Selain itu aturan one gate system atau akses satu pintu melalui Terminal Giwangan juga dilakukan.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pemkot Jogja Upayakan Wisata Tetap Tumbuh Dengan Aturan Ketat
"Selama ini kan setiap bus harus masuk ke terminal untuk mendapat stiker dan juga kartu parkir. Namun memang ada beberapa yang tidak masuk, akhirnya tidak bisa parkir juga kan," ujar Heroe.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain untuk menindak bus yang tidak masuk ke kantong parkir. Sehingga tidak sedikit bus yang parkir di pinggir jalan dan mengganggu lalu lintas.
Berita Terkait
-
Gereja Katedral Hanya Khusus Jemaat Saat Misa Paskah, Wisatawan Tak Bisa Masuk
-
8 Kuliner Khas NTB yang Harus Dicicipi Wisatawan saat Berlibur ke Lombok
-
Unik! Tradisi Sesaji Rewanda: Wisata Kuliner Ekstrem Kera di Goa Kreo, Semarang
-
7 Rekomendasi Makanan Khas Binjai, Terlalu Enak untuk Dilewatkan
-
Liburan Segar di Klaten, Ini Dia 5 Umbul Terbaik dengan Air Super Jernih
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
Pilihan
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan