SuaraJogja.id - Psikolog Jatu Anggraeni menuturkan diperlukan penanganan lebih lanjut kepada Siskaeee tersangka aksi eksibisionis di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA). Dalam hal ini salah satunya dengan sejumlah metode terapi yang dilakukan oleh ahlinya.
Perempuan kelahiran Sidoarjo itu sebelumnya juga sudah diketahui memang mengalami trauma masa lalu yang membuatnya memproduksi konten-konten vulgarnya. Hal itu dibuktikan dengan hasil pemeriksaan psikologi yang bersangkutan.
"Jadi memang karena ada beberapa penyebabnya salah satunya trauma masa lalu maka perlu menemukan masa lalu yang lebih baik," kata Jatu kepada awak media, Rabu (8/12/2021).
Jatu menyebut aksi vulgar dengan memperlihatkan alat kelamin atau bagian tubuhnya di ruang publik atau yang sering dikenal dengan eksibisionisme itu sebenarnya bisa disembuhkan. Namun tentu akan membutuhkan penanganan yang baik serta komitmen kuat dari penderita.
Baca Juga: Dear Parents, Ini Saran Psikolog Agar Belajar di Rumah Lebih Menyenangkan
"Psikoterapi atau melakukan terapi klinik itu bisa dilakukan dengan menyangkut apa yang menjadi pemahamannya selama ini. Terkait dengan trauma yang dialami atau kejadian-kejadian yang pernah dialami sebelumnya," paparnya.
Disampaikan Jatu, ada beberapa metode yang bisa digunakan dalam penanganan kasus-kasusn penyimpangan seksual semacam ini. Dimulai dari metode terapi kognitif perilaku atau CBT (cognitive behavioral therapy).
Sebagai langkah awal dilakukan dulu dengan pengondisian aversif atau dapat dipahami sebagai tindakan mengajarkan individu menghindari perilaku tertentu dalam hal ini melakukan eksibisionis.
"Metode yang kita gunakan biasanya semacam kognitif behaviour terapi dimana di situ nanti akan ada afeksi terapi untuk mengurangi persepsinya terhadap mempertontonkan alat kelaminnya atau anggota tubuhnya atau perilaku seksualnya, itu untuk aversifnya," urainya.
Kemudian cara lain yang dilakukan yakni dengan menggunakan desensitisasi atau proses untuk mengurangi kecemasan yang bersangkutan. Sehingga bisa tidak lagi atau mengalihkan persoalannya dalam hal ini hasrat seksual ke hal yang sewajarnya.
Baca Juga: Polisi Ungkap Hasil Tes Kejiwaan Siskaeee: Punya Trauma Masa Lalu
"(Kita bisa menggunakan desensitisasi itu untuk mengurangi kecemasan, supaya ketika memang menyalurkan hasrat seksual itu disalurkan dengan cara yang lebih baik lagi, dengan cara yang normal," tuturnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas Murah Tipe SUV Mei 2025: Harga Setara Motor, Pajak Murah, Perawatan Mudah
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen