SuaraJogja.id - Rektor UIN Sunan Kalijaga (Suka), Al Makin menyebutkan konsep keragaman di Indonesia saat ini sudah usang. Konsep yang diterapkan sejak Orde Lama dan Orde Baru tidak bisa menjawab tantangan yang kompleks pada saat ini.
Justru sekarang ini banyak bermunculan konsep homogenitas yang mencoba menghilangkan keragaman atau heteroginitas bangsa. Karenanya konsep keragaman Indonesia perlu diperbarui dari sisi antropologi, sosiologi hingga filsafat.
"Di era globalisasi, keberagaman sangatlah kompleks. Sehingga tak cukup hanya dengan mengandalkan pola pikir masa lalu. Ini semua belum ada di era pak Karno dan Pak Harto. Sayangnya hingga saat ini belum ada upaya serius dari para intelektual kita, pemerintah khususnya, untuk kembali melihat konsep keragaman yang sesungguhnya," papar Al Makin disela rangkaian Pameran Seni "Beragam/Berakal/Beradab" di kampus setempat, Selasa (14/12/2021).
Menurut Al Makin, pasca 1998, terjadi kecenderungan upaya menyeragamkan semua hal. Mulai dari sektor politik, sosial hingga seni dan budaya. Hal ini membuat keragaman Indonesia seperti tersingkirkan dan menjadi minoritas.
Karenanya pembaruan konsep keragaman Indonesia mendesak dilakukan. Tidak harus lewat jalur formal atau pendekatan politik, justru dengan seni dan budaya, konsep keragaman dan kebhinekaan Indonesia bisa diperbarui.
Untuk itu perguruan tinggi perlu menggandeng para seniman dan pekerja seni untuk menggaungkan konsep keragaman yang kontekstual saat ini. Sebab dunia para seniman seringkali terpisah dari hingar-bingar kontrak politik sehingga suara yang dihasilkan tergolong netral.
“Perlu adanya kolaborasi antara dunia kampus dengan seniman untuk memaknai keberagaman yang tak hanya muncul dari satu tafsir tapi secara lebih luas. Semua orang punya memiliki kebebasan memaknai termasuk cara beribadah, berhubungan dengan Tuhan, berpolitik, berpendidikan dan lainnya,” tandasnya.
Rektor menambahkan, kolaborasi kampus dan seniman dalam merangkai keragaman Indonesia pun diwujudkan dalam pameran kali ini. Karya-karya yang dipamerkan seniman mendefinisikan keragaman Indonesia.
"Lukisan yang dihadirkan para seniman, mencerminakan dinamika masyarakat dari waktu ke waktu. Paling tidak dalam memaknai keberagaman tidak ada satu tafsir. Keragaman diperkarya, harus diperluas, harus diperlebar agar keragamanan itu lengkap,” paparnya.
Baca Juga: Satu Orang Luka-Luka Dikeroyok Saat Keributan dekat UIN Sunan Kalijaga, Polisi Cari Pelaku
Sementara kurator pameran, Kus Indarto mengungkapkan, pameran kali ini diikuti 104 seniman dari Yogyakarta, Surabaya dan Jakarta. Karya yang dipamerkan tidak hanya lukisan tapi juga patung, seni instalasi dan street art.
“Membaca ulang, memikirkan ulang dan menggali kembali nilai pluralisme di sekitar kita. Lalu ditafsir oleh seniman sebebas mungkin. Tidak semua karya baru, saya berkeliling ke puluhan studio seniman untuk mencari karya yang pas dengan tema pluralisme,” jelasnya.
Pelukis, Nasirun menambahkan, kolaborasi kampus dengan seniman perlu terus dilakukan. Dengan demikian semua pihak berperan dalam menjaga keragaman Indonesia.
"Dengan latar belakang yang beda, dunia kampus dan dunia seni bisa memperbarui keberagaman dan menjaga kontinyitas dari proses kreatif yang ada," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag