SuaraJogja.id - Damkar Sleman mencatat sudah menangani ratusan kejadian non-kebakaran hingga pertengahan akhir tahun 2021 ini. Berdasarkan data tersebut penanganan paling banyak terkait dengan kejadian ular yang masuk rumah atau permukiman warga.
Kasie Operasional dan Investigasi Damkar Sleman, Nawa Murtiyanto mencatat setidaknya ada 104 kejadian atau sekitar 45,41 persen penanganan terkait dengan laporan ular masuk rumah.
"Penanganan non-kebakaran adalah penanganan terhadap kondisi atau kejadian yang berpotensi membahayakan manusia. Itu catatan selama 2021 ya artinya catatan dari Janurari kemarin sampai 13 Desember 2021. Ada 104 kejadian terkait penanganan ular yang diterima," kata Nawa saat dihubungi awak media, Selasa (14/12/2021).
Nawa menyebutkan, angka penanganan ular itu memang melonjak, khususnya pada musim pancaroba atau peralihan. Terlebih saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Baca Juga: Kocak, Kucing Tangkap Ular Malah Nge-prank Pemilik Rumah
"Biasanya pada bulan Oktober hingga November. Kalau khusus secara dua bulan belum saya cek lagi ada berapa tapi paling signifikan memang bulan-bulan itu karena memang biasanya musim-musim kawin itu memang diakhir-akhir musim kemarau," ungkapnya.
Baru pada bulan-bulan setelah itu banyak ular yang sudah menetas. Sehingga banyak ular yang memang berkeliaran bahkan tak jarang mampir ke rumah warga.
"Kalau ular itu setahu saya tidak mencari sarang ya, dia hanya bergerak terus. Nah kebetulan saja ini mampir ke rumah si A dan B," lanjutnya.
Ia mengatakan lokasi paling ditemukan kejadian ular tersebut mayoritas berada dekat dengan persawahan. Jika dilihat secara wilayah administratifnya, kata Nawa hampir berada di semua wilayah kecamatan pasti ditemukan kasus ular masuk rumah.
Diungkapkan Nawa, jenis ular-ular yang ditemukan pun beragam. Mulai dari ular sendok jawa, ular cecak dan berbagai ular-ular sawah lainnya.
Baca Juga: Cara Mencegah Ular Masuk Rumah, Mudah, Cuma Butuh Niat dan Kemauan Saja
"Tapi memang tidak sampai yang ekstrem seperti kobra dan segala macam. Itu sangat jarang ditemukan," terangnya.
Selain ular, Damkar Sleman juga menangani laporan terkait dengan sarang tawon yang berpotensi membahayakan manusia. Tercatat ada 92 kejadian sepanjang awal tahun hingga pertengahan akhir tahun ini.
"Yang ditangani damkar hanya yang di rumah warga yang berpotensi mengganggu, kalau ngga mengganggu ya gapapa to. Kebanyakan jenis tawon vespa, hampir 90 persen," jelasnya.
Ada pula penanganan hewan lainnya sebanyak 32 kejadian dan penanganan lainnya sebanyak satu kejadian. Ia menambahkan sepanjang tahun ini belum ada laporan terkait dengan kejadian gigitan ular atau hewan lainnya.
"Selama ini belum ada, baru potensi gangguan kalau sengatan tawon belum ada. Dipatuk ular juga belum ada. Kalau yang diterima damkar belum ada," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Momen Timnas Indonesia U-17 Gendong ASEAN Jadi Pembicaraan Media Malaysia
-
Terbang ke Solo dan 'Sungkem' Jokowi, Menkes Budi Gunadi: Dia Bos Saya
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD