SuaraJogja.id - Harga sejumlah komoditas di Gunungkidul berangsur turun pascalibur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Penurunan paling banyak terlihat pada komoditas telur, di samping beberapa barang yang lain juga mengalami hal yang sama.
Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Sigit Haryanto mengatakan selepas libur Natal dan Tahun Baru, permintaan akan komoditas bahan pokok (bapok) mulai berkurang. Hal ini tentu berpengaruh terhadap harga sejumlah komoditas.
Salah satunya adalah harga cabai rawit merah yang kemarin tercatat di kisaran Rp 60 ribu per kg. Namun, Sigit mengatakan harga minyak goreng yang saat ini masih stabil tinggi. Minyak goreng kemasan kemarin masih di kisaran Rp 19 ribu per liter.
"harga paling dirasakan turunnya adalah telur ayam. sekarang di kisaran Rp 28 ribu per kilogram (kg) sebelum tahun baru Rp 30 ribu," kata Sigit dihubungi pada Senin (03/01/2022).
Baca Juga: Asnawi Pantas ke Liga 1 Korea, Wisatawan Gunungkidul Membludak
Ia mengungkapkan, turunnya harga telur ayam mulai tampak sejak Minggu (02/01/2022) pagi kemarin. Adapun sebelumnya, harga komoditas ini sempat menyentuh lebih dari Rp 30 ribu per kg bahkan ada yang mencapai Rp.32 ribu perkilonya
Sigit menilai Pasca Nataru, permintaan pun mulai terbilang normal. Dan kenaikan beberapa komoditas pangan terjadi akibat permintaan konsumen yang ikut meningkat selama Nataru.
Terpisah, Kepala Administrasi Pasar Kemantren Wonosari, Sularno mengatakan usai melambung saat menjelang Libur Natal dan tahun baru inin harga telur ayam kembali turun di kisaran Rp 26 ribu per kilogram. Sedangkan minyak goreng kemasan masih tinggi di harga Rp 22 ribu per liter.
"Harga yang naik justru ada pada cabai rawit merah yang terpantau kembali naik hari ini menjadi Rp 85 ribu per kg,"terang dia.
Menurutnya, harga cabai cenderung cepat mengalami perubahan meski dalam satu hari. Terkadang pagi bisa Rp 70 ribu per kg, sorenya naik lagi. Hal tersebut dipicu dengan kondisi pasokan komoditas ini di pasaran.
Baca Juga: Wisatawan ke Gunungkidul Membludak, Jalur Utama Wonosari-Jogja Macet Hingga 7 Km
Ketua Paguyuban Ayam Petelur Gunungkidul, Subandi juga mengakui meski saat ini ada kecenderungan turun, namun kenaikan harga telur ayam terbilang signifikan. Kenaikan ini terjadi sejak pertengahan Desember 2021 lalu.
Berita Terkait
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Harga Cabai Rawit dan Telur Masih Tinggi Pada Hari ke -18 Ramadan
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
-
Info Harga Pangan Terbaru: Cabai Rawit Tembus Rp102.200 per Kg!
-
Harga Telur dan Bawang Merah Naik! Cek Update Harga Pangan Hari Ini
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara