SuaraJogja.id - Provinsi DIY mengalami lonjakan inflasi pada akhir 2021, sejalan mobilitas masyarakat yang meningkat utamanya menjelang momen Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022. Berdasarkan hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi DIY pada Desember 2021 tercatat 0,71% (mtm), menjadi kenaikan secara bulanan yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir.
Dengan capaian tersebut, inflasi DIY pada 2021 secara keseluruhan berada pada level 2,29% (yoy), sesuai dengan sasaran inflasi yang ditetapkan pada 3±1% (yoy). Capaian inflasi ini merupakan sebuah prestasi tersendiri, mengingat dari provinsi se-Jawa hanya DIY dan Jawa Timur yang mampu mengendalikan inflasi sesuai sasaran yang ditetapkan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Miyono menyampaikan, inflasi DIY pada akhir 2021 ini merupakan kombinasi dari tarikan permintaan (demand pull) maupun dorongan penawaran (cost push). Secara umum tarikan permintaan pada Desember 2021 mengalami lonjakan, utamanya pada saat hari raya natal dan tahun baru.
"Sementara dorongan dari sisi penawaran disebabkan oleh inflasi dari luar," kata Miyono pada Kamis (6/1/2022).
Baca Juga: Sudah Masuk Musim Hujan tapi Wilayah DIY Masih Panas, Begini Penjelasan BMKG
Dari sisi permintaan, saat ini terindikasi masyarakat kian optimistis dengan perbaikan ekonomi seiring dengan percepatan vaksinasi. Hasil Survei Konsumen (SK) BI mencatat level tertinggi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) DIY selama pandemi di bulan Desember 2021 mencapai 142,9 poin.
"Tingkat optimisme saat ini hanya sedikit lebih rendah dibandingkan level optimisme masyarakat sebelum pandemi pada 2019 atau setara 145,7 poin," tutur dia.
Faktor utama peningkatan optimisme ini adalah terkendalinya kasus Covid-19 di DIY serta momentum liburan akhir tahun yang meningkatkan aktivitas pariwisata di DIY. Berdasarkan google mobility index, secara rata-rata mobilitas pariwisata di DIY sudah bernilai positif +2,6% dari kondisi normal (baseline), pertama kalinya sejak pandemi berlangsung di awal 2020.
"Bahkan apabila dirinci lebih lanjut, mobilitas di pusat perbelanjaan (+9,7%) dan taman (14,6%) telah jauh lebih tinggi dibanding kondisi normal," ujarnya.
Berdasarkan polanya, kedatangan wisatawan akan menimbulkan lonjakan konsumsi di DIY. Walaupun produsen dan pedagang telah meningkatkan pasokan di pasar, namun jumlah wisatawan yang masuk ke DIY lebih besar dari perkiraan semula.
Baca Juga: Alun-alun Utara hingga Gedung Agung Dijual Virtual, Sekda DIY: Tak Perlu Ditanggapi Serius
Hal ini menimbulkan lonjakan harga pada beberapa komoditas pangan seperti cabai rawit (118,9%; mtm), cabai merah (27,1%; mtm), telur ayam ras (9,4%; mtm), serta beras (1,8%; mtm).
"Namun kami meyakini kenaikan harga ini akan berlangsung secara temporer, karena telah direspons secara cepat oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY untuk intervensi harga. Selain itu, pasca berakhirnya momen libur akhir tahun ini akan menyebabkan permintaan menjadi stabil kembali," katanya.
Dari sisi dorongan penawaran, faktor kenaikan harga energi global mulai berimbas pada harga komoditas dalam negeri (imported inflation). Beberapa komoditas seperti minyak goreng (5,5%; mtm) dan bahan bakar rumah tangga (1,2%; mtm) tercatat mengalami peningkatan di akhir 2021. Dalam hal ini pemerintah terus mencermati potensi kenaikan tarif energi utamanya untuk kelompok non-subsidi.
"Namun secara khusus pemerintah telah menjamin keberlanjutan subsidi energi untuk masyarakat menengah ke bawah," paparnya.
Mencermati kondisi terkini, jawatannya bersama dengan TPID DIY mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah berjuang bersama-sama untuk menyukseskan capaian inflasi DIY pada sasaran yang telah ditetapkan.
"Dalam hal ini kami menilai capaian inflasi DIY sepanjang 2021 berada di level yang sangat baik, di mana mampu menjaga daya beli masyarakat sekaligus mampu mendorong perekonomian DIY," ujarnya.
Berita Terkait
-
MR DIY Siap Lepas 2,5 Juta Saham dengan Rentang Harga Rp 1.650 Hingga Rp 1.870
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Investor Asing Tarik Dana Rp7,5 Triliun dari RI Selama Minggu Ketiga November 2024
-
Menteri Airlangga: Surplus Neraca Pembayaran Bukti Ketahanan Ekonomi Indonesia
-
Ekonom Senior Ungkap Ancaman Krisis Era Orde Baru: Oil Boom Hingga Kontroversi Ibnu Sutowo
Terpopuler
- Raffi Ahmad Ungkap Tragedi yang Dialami Ariel NOAH, Warganet: Masih dalam Lindungan Allah
- Seharga Raize tapi Mesin Sekelas Innova: Yuk Simak Pesona Toyota Frontlander
- Eliano Reijnders Ungkap Rencana Masa Depannya, Berniat Susul Tijjani Reijnders
- Bayern Munchen Pampang Foto Nathan Tjoe-A-On, Pindah ke Bundesliga Jerman?
- Crazy Rich Kalimantan, Begini Mewah dan Mahalnya Kado Istri Haji Isam untuk Ulang Tahun Azura
Pilihan
-
MR.DIY Mau Melantai Bursa di BEI, Ini Harga Saham dan Jadwal IPO
-
Diskusi OIKN dan BPK RI: Pembangunan IKN Harus Berlanjut dengan Tata Kelola yang Baik
-
1.266 Personel Diterjunkan, Polres Bontang Pastikan Keamanan di 277 TPS
-
Masa Tenang, Tim Gabungan Samarinda Fokus Bersihkan Alat Peraga Kampanye
-
Masa Tenang Pilkada, Bawaslu Balikpapan: Bukan Masa yang Tenang
Terkini
-
Jual Beli Anak di Kulon Progo Terbongkar, Orang Tua Bayi Tak Ditahan, Ini Penjelasannya
-
Bayi Dijual Rp25 Juta, Polisi Ringkus 4 Tersangka Jual Beli Anak di Kulon Progo
-
Besok Nyoblos, Sultan HB X dan Keluarga Pilih di TPS Keraton Jogja
-
Video Asusila Mirip Anggota DPRD Gunungkidul Tersebar, Begini Respon Ketua DPRD
-
Sidak Pasar Jelang Nataru, Mendag: Harga Minyakita Akan Normal Pekan Ini