SuaraJogja.id - Melambungnya harga minyak goreng di pasaran cukup dirasakan oleh masyarakat. Terlebih para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kuliner harus memutar otak agar tetap bisa memperoleh keuntungan.
Seperti yang dilakukan produsen keripik belut di Klaci II, Kalurahan Margoluwih, Seyegan, Sleman, Wartiyem. Kenaikan harga minyak goreng ini membuatnya harus ekstra sabar dalam menjalankan usaha toko oleh-olehnya.
Ia yang masih tertatih-tatih akibat pandemi Covid-19 yang belum usai. Harus rela usahanya diterpa kembali oleh kenaikan harga minyak goreng. Terpaksa, kata Wartiyem, ia menaikkan sedikit harga keripik belutnya agar tetap memperoleh untung.
"Ini sudah naik (harga keripiknya) tapi naiknya tidak begitu tinggi. Hanya sedikit saja, paling Rp. 3 ribu saja," kata perempuan yang akrab disapa Warti itu, Kamis (13/1/2022).
Baca Juga: Starting Line Up Arema FC Vs PSS Sleman, Teguh Amiruddin Gantikan Adilson Maringa
Warti mengaku memang tidak bisa lantas ikut menaikkan harga keripik belutnya lebih tinggi lagi. Mengingat kondisi saat ini yang dianggapnya masih dalam tahap merintis kembali di masa pandemi Covid-19.
"Ini masih merintis kembali yang semula itu daya beli (masyarakat) memang hanya untuk yang penting-penting dulu. Sekarang sudah dibuka lah silaturohim, acara hajatan sudah ada itu lumayan ada kehidupan," ungkapnya.
Warti mengungkapkan pada saat kondisi normal, ia biasa membeli minyak goreng seharga Rp350.000 per jeriken dengan ukuran 18 liter. Namun sekarang dalam beberapa waktu terakhir harga minyak dengan jenis yang biasa ia beli menjadi berkisar Rp480.000-Rp500.000 per jeriken.
"Kebetulan kami pakai minyak yang berkualitas minyaknya minyak kelapa apapun itu mereknya. Tergantung kita mau pakai yang mana. Tapi kualitas yang cocok itu kelapa," terangnya.
Pemilihan merek minyak goreng itu memang tidak sembarangan. Kualitas hasil akhir keripik belutnya yang membuat Warti tetap mempertahankan minyak goreng dengan merek yang sama meskipun harganya melambung.
Baca Juga: Penularan Minim dan Vaksinasi Tinggi, Mayoritas Kalurahan di Sleman Zona Hijau
Ditambah lagi, Warti juga sudah mulai memasarkan kembali produknya hingga keluar daerah. Termasuk dengan reseller-reseller yang ia miliki.
Berita Terkait
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
-
Gustavo Tocantins Beri Sinyal Positif, PSS Sleman Mampu Bertahan di Liga 1?
-
Dibayangi Degradasi, Pieter Huistra Bisa Selamatkan Nasib PSS Sleman?
-
Hasil BRI Liga 1: Drama 5 Gol, Persis Solo Kalahkan PSS Sleman
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!