Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 18 Januari 2022 | 14:57 WIB
Foto udara dari pesawat P-3K2 Orion milik Angkatan Pertahanan Selandia Baru menunjukkan rumah-rumah dan pepohonan tertutup abu di atas Nomuka, Tonga, setelah negara kepulauan di Pasifik itu dilanda tsunami yang dipicu letusan gunung berapi bawah laut pada 17 Januari 2022. (Angkatan Pertahanan Selandia Baru/HO via Reuters)

SuaraJogja.id - Kerusakan akibat erupsi dan tsunami di pulau-pulau kecil dan terluar Tonga memicu kekhawatiran tentang jumlah korban jiwa dan luka-luka, kata seorang diplomat dari negara kepulauan di Pasifik Selatan itu seperti dikutip dari Antara, Selasa (18/1/2022).

Gambar-gambar "mengkhawatirkan" yang diambil dari pesawat intai milik Angkatan Pertahanan Selandia Baru (NZDF) memperlihatkan sebuah desa yang hancur di pulau Mango dan sejumlah bangunan hilang di pulau Atata, kata wakil kepala perwakilan Tonga di Australia, Curtis Tu'ihalangingie.

"Orang-orang panik, orang-orang berlarian dan terluka," kata Tu'ihalangingie kepada Reuters. "Kemungkinan ada lebih banyak kematian dan kita berdoa semoga tidak seperti itu."

Atata dan Mango terletak sekitar 50-70 km dari gunung berapi Hunga Tonga-Hunga Ha'apai yang meletus dan memicu gelombang tsunami di Samudra Pasifik pada Sabtu.

Baca Juga: Letusan Gunung Berapi Bawah Laut Jadi Penyebab Tsunami Lebih dari 1 Meter Tonga

Atata berpenduduk sekitar 100 orang dan Mango sekitar 50 orang.

"Sangat mengkhawatirkan jika melihat kemungkinan gelombang menyapu Atata dari ujung ke ujung," kata Tu'ihalangingie.

Kepolisian Tonga sebelumnya memberi tahu Komisi Tinggi Selandia Baru bahwa dua orang tewas dalam bencana itu, namun putusnya jalur komunikasi membuat jumlah korban sebenarnya belum bisa diketahui.

Load More