SuaraJogja.id - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali meramaikan jagat media sosial dengan unggahan video saling berbalas senyum dengan Lalisa Manoban alias Lisa BLACKPINK.
Unggahan yang berhasil menyedot perhatian publik tersebut diketahui dari akun TikTok GanjarPranowo @ganjarpranowofc belum lama ini.
"Siapa ya hmmm," tulis keterangan caption Ganjar Pranowo.
Apakah unggahan itu sebagai upaya untuk mendulang suara lebih banyak dari para generasi milenial di Indonesia untuk kontestasi politik di 2024 mendatang?
Baca Juga: Saling Berbalas Senyum, Unggahan Video Ganjar Pranowo dengan Lisa Blackpink Bikin Warganet Syok
Menanggapi fenomena tersebut, Pakar politik UGM Wawan Mas'udi menilai bahwa tidak dipungkiri bahwa hal itu sebagai salah satu upaya Ganjar untuk menggaet pemilih dari kalangan milenial.
"Ya yang pasti, meskipun ini (2024) masih jauh tapi upaya untuk melakukan pemanasan mesin politik maupun untuk memperkuat citra diri di depan pemilih ini terus dilakukan. Nah salah satu upaya untuk memperkuat semacam citra diri di depan pemilih itu kan dengan melakukan segmentasi politik," kata Wawan saat dihubungi awak media, Selasa (25/1/2022).
Lebih jauh dijelaskan Wawan bahwa memang ada banyak kelompok atau segmen pemilih jelang 2024 mendatang. Dari banyak kelompok dan segmen itu memiliki karakteristiknya masing-masing.
"Ketika pak Ganjar misalkan mengesankan diri dekat, kenal, tahu sekaligus menjadi bagian dari fansnya kelompok musik tertentu itu kan bagian dari segmentasi itu bahwa 'saya juga menjadi bagian dari anda' begitu," terangnya.
Ia menyebut bahwa yang dilakukan Ganjar menjadi bentuk dari proses awal untuk memilah segmentasi politik tersebut. Bahkan bukan hanya Ganjar saja melainkan sejumlah tokoh politik lainnya yang juga sudah tancap gas untuk 2024 mendatang.
Baca Juga: Jadi Lisa BLACKPINK Sampai Marilyn Monroe, Hasil Makeup Tasya Farasya
"Jadi ini semua tokoh, semua figur yang memang naga-naganya memiliki aspirasi untuk 2024 pasti sedang membangun strategi-strategi seperti itu ya," ungkapnya.
Strategi-strategi itu dimulai dari melakukan mengategorisasikan pemilih hingga membuat maping klaster-klaster pemilih. Baik itu berbasis identitas, keagamaan, kesukuan hingga pemetaan berdasarkan teritorial, demografi, usia dan masih banyak lagi.
Salah satu yang tidak luput adalah berdasarkan kelompok hobi atau kegemaran kelompok masyarakat tertentu. Setiap sosok, kata Wawan, mencoba untuk memiliki peta strategi itu untuk bisa lebih dekat dan berupaya masuk ke memori para pemilih.
"Masing-masing kemudian mencoba masuk di memori pemilih yang itu kan beda-beda. Kalau ke petani dengan strategi ala yang dilakukan Ganjar itu tadi kan juga enggak laku to," sebutnya.
Menurut Wawan, jika melihat track record dari Ganjar sendiri yang mencoba masuk ke hype culture atau kultur yang sedang naik itu bukan cerita baru. Hal itu dulu sudah dilakukan oleh Ganjar contohnya saat hadir dalam festival musik rock beberapa waktu silam.
"Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini merupakan bagian dari strategi politik untuk bisa membangun, engagement dan memori di segmen-segmen pemilih tertentu atau segemen-segmen yang memiliki itu," ujarnya.
Namun apakah lantas cara-cara itu kemudian efektif, kata Wawan, hal tersebut baru bisa terjawab ketika pemilu mendatang. Setidaknya saat ini upaya untuk mengesankan diri agar menjadi bagian dari kelompok ini menjadi hal yang penting dilakukan.
Ia menerangkan kondisi ini sebagai dua sisi dari kampanye politik yakni dari kampanye itu sendiri serta penerimaan atas kampanye tersebut. Ditambah lagi sebagai politik strategi yang masih terus dilakukan berbagai percobaan.
"Nah penerimaan itu kan nanti dalam bentuk dukungan politik, dukungan politik yang riil apa ya, pemilu. Tapi kan sebelum pemilu bisa dalam bentuk popularitas, elektabilitas. Artinya kalau misalkan popularitas dan elektabilitas pak Ganjar dikalangan pemilih pemuda itu naik ya jangan-jangan strategi ini bisa menjadi strategi yang efektif," tandasnya.
Berita Terkait
-
Selain Ijazah, Risman Sianipar Soroti Skripsi Jokowi yang Ternyata Berbeda dengan Teman Seangkatan
-
Jokowi Masih Dianggap 'Bos', Ganjar Komentari Matahari Kembar
-
KPU Klaim 8 Daerah Siap Gelar Pemungutan Suara Ulang Pilkada Akhir Pekan Ini
-
KPU Percepat Pelaksanakan PSU di Parigi Moutong karena Terbentur Jadwal Ibadah
-
Datang ke UGM, Roy Suryo Ungkap Jurusan yang Diambil Jokowi Tak Ada
Tag
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan