SuaraJogja.id - Setelah genap satu bulan program berjalan, dua siswa Sekolah Rakyat di Yogyakarta dipastikan mengundurkan diri.
Keputusan ini diambil setelah berbagai upaya edukasi dan motivasi dilakukan kepada siswa namun keduanya tetap memilih untuk tidak melanjutkan pendidikan di sekolah tersebut.
"Ketika kami sudah benar-benar mengedukasi dan memotivasi mereka, tapi memang keputusannya tidak mau [kembali sekolah], ya sudah. Saya tidak bisa memaksa," papar Kepala Dinas Sosial (Dinsos) DIY, Endang Patmintarsih di Yogyakarta, Kamis (14/8/2025).
Menurut Endang, siswa yang berasal Gunung Kidul akhirnya diminta membuat surat pengunduran diri resmi dari Sekolah Rakyat.
Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
Dinsos pun segera mencari pengganti siswa yang benar-benar memiliki keinginan kuat untuk bersekolah. Saat ini kursi kosong sudah terisi oleh siswa lain.
"Kami minta mereka membuat surat mundur supaya tidak ada nanti hal-hal yang kita tidak inginkan, misalnya bahasa yang beredar seolah-olah dipulangkan, padahal mereka yang mengundurkan diri," jelasnya.
Meski ada yang mundur, lanjut Endang semangat ratusan siswa lain di Sekolah Rakyat diklaim semakin menguat.
Sejak dimulai 14 Juli 2025 lalu, para siswa sudah melalui fase orientasi lingkungan, guru, pengasuh dan teman baru.
Baca Juga: Jumlah Siswa Keracunan di Tiga Sekolah Sleman Bertambah Jadi 178 Orang
Bahkan Menteri PU sempat berkunjung ke kawasan tersebut untuk memotivasi siswa dengan sholat berjamaah, makan malam bersama, dan meninjau langsung kegiatan harian mereka.
Menurut evaluasi, perubahan perilaku siswa selama sebulan terakhir sangat positif.
"Mereka disiplin bangun pagi, menjaga kebersihan kamar, dan aktif beribadah. Bahkan, lebih dari separuh siswa kini rutin berpuasa Senin-Kamis, sementara siswa non muslim turut mendukung dengan menemani sahur. Kebersamaan ini disebut menjadi kekuatan utama yang mulai terbangun di asrama," jelasnya.
Dengan masuknya siswa pengganti, Dinsos optimis suasana belajar di Sekolah Rakyat akan tetap kondusif.
Mereka benar-benar merupakan siswa yang mau melanjutkan sekolah.
"Anak-anak baru ini memang mau sekolah. Kami dorong dan dampingi supaya cepat menyesuaikan diri. Semua ini berproses, suasana semakin baik," tandasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Tolak Merger dengan Grab, Investor Kakap GoTo Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
Terkini
-
Korban Jiwa Kecelakaan Kereta di Prambanan Bertambah, Bayi Meninggal Setelah Dirawat Intensif
-
Miris! Mahasiswa Asal Papua Tinggalkan Bayi di Teras Rumah Warga Sleman, Ini Alasannya
-
Pasangan Muda Semarang Buang Bayi di Prambanan: Alasan Panik dan Tutupi Aib
-
Pemkot Yogyakarta Dorong Startup Tembus Investor Lewat Jogja Creative Start-Up Festival 2025
-
Trah Sultan HB II Siap Bawa Kasus Geger Sepehi 1812 ke Mahkamah Internasional