SuaraJogja.id - Masa kejayaan sejumlah warga di Desa Wadung dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kini semakin memudar. Bagaimana tidak, warga desa yang sempat mendadak jadi miliarder usai mendapat ganti untung dalam rangka pembangunan kilang minyak Pertamina kini harus gigit jari. Sebab diketahui belum lama ini penduduk setempat itu malah menjadi pengangguran karena tak memiliki pekerjaan tetap.
Pakar Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fisipol UGM, Hempri Suyatna menilai bahwa fenomena yang dialami sejumlah masyarakat di Tuban itu adalah culture shock atau gegar budaya. Mereka dianggap tidak sepenuhnya bisa mengelola keterjutan budaya itu dengan baik saat dulu menjadi miliarder.
"Budaya konsumtif dan budaya instan yang ada di masyarakat seringkali menyebabkan masyarakat tidak berpikir untuk jangka panjang," kata Hempri dalam keterangannya, Rabu (26/1/2022).
Hempri menuturkan bahwa dalam kasus ini masyarakat tidak siap untuk menghadapi proses perubahan yang terjadi. Ditambah pula nihilnya kehadiran pemerintah atau perusahaan dalam mengelola uang ganti untung tersebut yang membuatnya semakin parah.
Baca Juga: Indeks Persepsi Korupsi Indonesia Cuma Naik 1 Poin, Pukat UGM: Perbaikan Tak Signifikan
"Tidak adanya arahan dari pemerintah misalnya terkait penggunaan dana kompensasi tersebut. Akibatnya banyak masyarakat yang kemudian menggunakan dana tersebut untuk kepentingan konsumtif membeli mobil, rumah dan sebagainya," terangnya.
Ia tidak menutup kemungkinan fenomena miliarder yang kemudian justru jatuh miskin ini tidak hanya terjadi di Tuban saja. Sehingga perlu diperhatikan secara lebih lagi khususnya pada masyarakat yang akan mengalami ganti rugi lahan sebagai dampak dari proyek pembangunan.
Selama ini, kata Hempri tidak sedikit kasus yang ada justru masyarakat menganggap bahwa kompensasi ganti rugi lahan itu selesai hanya ketika masyarakat sudah menerima uangnya. Padahal ada berbagai hal yang perlu diperhatikan setelah menerima uang ganti rugi itu.
"Kalaupun misalnya masyarakat kemudian membuka usaha seringkali kecenderungan hampir sama seperti membuka warung kelontong atau usaha dagang. Padahal, masyarakat tidak memiliki bekal untuk itu sehingga mereka mengalami kegagalan di dalam merintis usaha," ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi fenomena warga Tuban ini kembali terjadi, Hempri menyebut perlu kehadiran perusahaan untuk membantu masyarakat yang terdampak tersebut. Hal ini bertujuan agar tetap bisa membuat masyarakat tetap bertahan.
Baca Juga: UGM Gelar Kurasi Produk UMKM untuk Ekspor ke Jepang
Perusahaan yang hadir di tengah masyarakat terdampak itu bisa saja membuat berbagai progam. Salah satunya dengan membekali masyarakat dengan keterampilan yang dapat mendorong masyarakat untuk merintis UMKM.
Sehingga memang, disampaikan Hempri, pemerintah maupun perusahaan harus memperhatikan dampak jangka panjang dari pembebasan lahan masyarakat ke depan. Sehingga kasus di Tuban ini tidak kembali terjadi.
"Jangan sampai proyek-proyek pembangunan justru memarginalisasikan masyarakat kecil dengan munculnya masyarakat miskin dan pengangguran," tegasnya.
Ditambahkan Hempri, pemerintah maupun perusahaan dapat memberikan pendampingan manajemen keuangan dan membentuk mental masyarakat untuk lebih berpikir jangka panjang.
Dalam hal ini kemudian, bisa saja kompensasi yang diberikan tidak hanya sekadar uang. Melainkan dibarengi juga dengan program-program alih profesi, pelatihan hingga keterampilan.
"Perusahaan dapat mengembangkan program-program tersebut melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) mereka untuk mengembangkan program-program alih profesi ini," pungkasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi Mobil Tangguh Mulai Rp16 Jutaan: Tampilan Gagah dan Mesin Badak
- 5 Rekomendasi Mobil Bekas Tipe SUV Juni 2025: Harga di Bawah 80 Juta, Segini Pajaknya
- 36 Kode Redeem FF Max Terbaru 5 Juni: Klaim Ribuan Diamond dan Skin Senjata Apik
- 6 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Tranexamic Acid: Atasi Flek Hitam & Jaga Skin Barrier!
Pilihan
-
Indonesia Jadi Tuan Rumah Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Apa Untungnya?
-
Daster Bukan Simbol Kemalasan: Membaca Ulang Makna Pakaian Perempuan
-
Daftar 5 Sepatu Olahraga Pilihan Dokter Tirta, Brand Lokal Kualitas Internasional
-
10 Mobil Bekas Punya Kabin Luas: Harga di Bawah Rp100 Juta, Muat Banyak Keluarga
-
Daftar 5 Pinjol Resmi OJK Bunga Rendah, Solusi Dana Cepat Tanpa Takut Ditipu!
Terkini
-
KPK Dapat Kekuatan Super Baru? Bergabung OECD, Bisa Sikat Korupsi Lintas Negara
-
Pemkab Sleman Pastikan Ketersediaan Hewan Kurban Terpenuhi, Ternak dari Luar Daerah jadi Opsi
-
8 Tersangka, 53 Miliar Raib: KPK Sikat Habis Mafia Pungli TKA di Kemenaker
-
Dapur Kurban Terbuka, Gotong Royong Warga Kauman Yogyakarta di Hari Idul Adha
-
Masjid Gedhe Kauman Sembelih Puluhan Hewan Kurban, Ada dari Gubernur DIY