SuaraJogja.id - Ribuan pedagang kaki lima (PKL) di kawasan Malioboro telah direlokasi ke Teras Malioboro 1 di eks Bioskop Indra dan Teras Malioboro di eks Dinas Pariwisata DIY. Para pedagang yang sebelumnya menggelar daganganya di lorong pertokoan Malioboro sekarang menempati gedung bertingkat tiga itu.
Menanggapi pascarelokasi PKL di kawasan Malioboro tersebut Sosiolog UGM, Wahyu Kustiningsih, berharap, Pemda DIY memperhatikan lebih jauh keberlangsungan sosial ekonomi para pedagang. Kehadiran program untuk memberikan jaminan sosial ekonomi bagi PKL pascarelokasi dinilai menjadi salah satu hal yang penting.
Ia menyebut perlu ada pendampingan dari pemerintah daerah setelah perpindahan tempat berdagang itu. Sehingga tidak serta merta melepas para PKL begitu saja di lokasi yang baru.
"Perlu dipertimbangkan oleh pemerintah pascarelokasi tidak serta merta melepas. Namun, diikuti pendampingan atau program yang membuat PKL membuat kondisi sosial ekonomi PKL tetap berjalan," kata Wahyu, dalam keterangannya, Jumat (4/2/2022).
Baca Juga: PKL Direlokasi, Skuter Listrik Kini Bertebaran di Trotoar Malioboro
Disampaikan Wahyu, relokasi tidak hanya sekadar menggeser atau memindah para pedagang ke lokasi yang baru lalu hanya mengelompokan berdasar jenis dagangan saja. Melainkan ada ikatan sosial di dalam komunitas pedagang itu yang juga perlu diperhatikan.
Bagaimana kemudian nantinya ikatan sosial khususnya di tempat baru tersebut terbangun. Serta apakah juga bakal berpotensi dan memiliki risiko konflik di dalamnya.
Dosen Departemen Sosiologi Fisipol UGM tersebut menyebut ada dampak buruk yang sangat bisa terjadi. Salah satunya adalah pendapatan yang menurun akibat sepinya pengunjung.
Belum lagi ditambah pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir dengan ancaman peningkatan kasus kembali. Apabila situasi tersebut tidak teratasi maka risiko munculnya tindakan negatif atau kriminal akan menjadi tinggi.
"Dengan relokasi apakah wisatawan akan berkunjung ke sana, ini perlu dipertimbangkan," ujarnya.
Baca Juga: Pernah Relokasi Pedagang, Eks Walkot Jogja Yakin Penataan Malioboro Tak Matikan Ekonomi PKL
Wahyu menegaskan perlunya kehadiran Pemda DIY dalam mengantisipasi segara persoalan yang berpotensi muncul pascarelokasi PKL tersebut. Pengembangan program-program yang bisa menjamin PKL setelah relokasi bisa menjadi alternatif.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan