SuaraJogja.id - Sejumlah kasus reinfeksi Covid-19 terjadi pada penerima vaksin. Menurut Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Prof Tjandra Yoga Aditama, ada tiga alasan terjadinya reinfeksi pada penyintas COVID-19, bahkan pada mereka yang sudah divaksin.
"Setidaknya ada tiga kemungkinan mengapa seseorang dapat terinfeksi COVID-19 kembali walaupun sebelumnya sudah pernah sakit, bahkan sudah divaksin," kata Prof Tjandra dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Pertama, kata Tjandra, varian yang kini muncul adalah Omicron, yang diungkap para peneliti bahwa virus tersebut mampu menembus pertahanan tubuh yang terbentuk, karena seseorang pernah sakit sebelumnya.
"Ada penelitian yang menyebut dua atau tiga atau lima kali lebih sering. Ada juga penelitian lain menunjukkan risiko relatif terinfeksi ulang adalah 6,36 kali pada yang belum divaksin, dan 5,02 kali pada yang sudah divaksin," katanya.
Artinya, kata Tjandra, walaupun sudah divaksin, kemungkinan tetap terinfeksi Omicron masih memungkinkan terjadi, umumnya tanpa gejala atau bergejala ringan.
Hal kedua yang dikemukakan Tjandra adalah, efikasi vaksin COVID-19 yang tersedia saat ini tidak 100 persen melindungi penerima manfaat dari risiko penularan.
"Orang dapat tetap sakit walaupun sudah divaksin lengkap, bahkan mungkin sesudah dapat booster, karena memang efikasi vaksin tidaklah 100 persen. Jadi, masih mungkin akan ada yang sakit, yang disebut breakthrough infection. Derajatnya dinilai dalam bentuk breaktrough infection rate (B-Infection rate)," ujarnya.
Pemberian vaksin secara lengkap serta diperkuat dengan booster dapat mengurangi angka keparahan saat masuk rumah sakit dan jauh mengurangi kemungkinan penyakitnya jadi memberat.
"Akan amat baik kalau kita di Indonesia juga menghitung angka 'B-Infection rate' dan menyampaikannya ke masyarakat luas," katanya.
Baca Juga: Varian Omicron Bisa Menginfeksi Penyintas COVID-19, Benarkah Karena Pengaruh Genetika?
Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mengatakan status suseptibilitas atau kerawanan genetika seseorang merupakan faktor ketiga mengapa seseorang kembali terinfeksi COVID-19.
"Sistem genetika seseorang yang sudah diteliti, antara lain peran polimorfisme ACE2, fenomena 'type 2 transmembrance serine proteases (TMPRSS2) dan genotype 'HLA-B*15:03' yang dihubungkan dengan kejadian sakit," katanya.
Namun, bukti ilmiah untuk hal itu belum terlalu jelas. Untuk itu, Tjandra mendorong agar Indonesia melakukan penelitian suseptibilitas genetika COVID-19 untuk membuktikan hal tersebut.
Lebih lanjut, Tjandra mengemukakan, hari-hari ini di rumahnya ada enam orang yang positif COVID-19, semuanya sudah pernah PCR dengan hasil positif juga. Jadi, ini sakit yang kedua kali.
Tjandra, yang juga pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu, mengatakan bahwa semua keluarganya yang mengalami reinfeksi juga sudah divaksin dua kali. "Kecuali cucu saya yang baru berumur lima tahun," katanya. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Varian Omicron Bisa Menginfeksi Penyintas COVID-19, Benarkah Karena Pengaruh Genetika?
-
Pak Kepsek Sudah Vaksin Kena Covid-19 Dua Kali, Minyak Kayu Putih Berbau Minyak Tanah
-
Penyintas Infeksi Virus Corona Parah Tetap Menderita Long Covid Walau Sudah Setahun Sembuh
-
Studi: Kekebalan dari Infeksi Covid-19 Lebih Tahan Lama Dibanding dari Vaksinasi
-
Terinfeksi Covid-19 Gejala Ringan Bukan Jaminan Bebas Sindrom Pasca-Covid
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Warisan Leluhur di Tangan Anak Muda: Bagaimana Bantul Bangkitkan Pariwisata Budaya?
-
Bupati Sleman Janji Bonus Atlet Porda 2025 Lebih Besar dari Tahun Lalu
-
Dari Sampah Berubah Berkah: Hotel Tentrem Jogja Sulap Limbah Organik jadi Pupuk Cair
-
Danais DIY Triliunan Sia-Sia? Aliansi Gerakan Nasional Minta UU Keistimewaan Dihapus, Ini Alasannya
-
Diskominfo Sleman Gandeng Polisi Usut Peretasan CCTV Kronggahan Berunsur Provokatif