SuaraJogja.id - Jika terjadi serangan Rusia di Ukraina, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, sanksi dan tindakan lain akan siap untuk dijatuhkan.
Pemerintah Inggris juga akan meminta parlemen untuk memberikan sanksi terhadap individu dan perusahaan Rusia.
Menulis di The Times pada Selasa, Johnson mengatakan, Inggris sedang mempertimbangkan untuk mengerahkan pesawat tempur Angkatan Udara Kerajaan Typhoon dan kapal perang Angkatan Laut Kerajaan untuk melindungi Eropa tenggara.
"Sanksi Inggris dan tindakan lainnya akan siap untuk setiap serangan baru Rusia," tulis Johnson.
Baca Juga: Rusia-Ukraina Memanas, Inggris Pertimbangkan Kirim Pesawat Tempur dan Kapal Perang
Johnson juga mengatakan, Menteri Pertahanan Ben Wallace dan Menteri Luar Negeri Liz Truss akan segera melakukan perjalanan ke Moskow.
"Pemerintah akan meminta kekuatan baru kepada parlemen untuk memberikan sanksi yang lebih luas kepada individu dan entitas Rusia, termasuk perusahaan mana pun yang terkait dengan negara Rusia atau beroperasi di sektor strategis yang penting bagi Kremlin," tulisnya.
Komentar Johnson muncul ketika para pejabat di Amerika Serikat mengatakan, serangan oleh Rusia di Ukraina dapat terjadi dalam beberapa hari atau minggu.
Rusia telah mengumpulkan sekitar 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, tetapi menyangkal sedang merencanakan invasi.
Inggris juga bersiap untuk memperkuat kelompok perang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang dipimpin Inggris di Estonia.
Baca Juga: Ukraina Bersatu, Warga Sipil Ikut Dilatih Perang Hadapi Kemungkinan Serangan Rusia
"Saya menyambut baik pernyataan Jerman bahwa Nord Stream 2 akan dipertimbangkan kembali jika terjadi serangan," ujar Johnson.
Pada Senin (7/2), Presiden AS Joe Biden mengatakan setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz bahwa pipa gas Nord Stream 2 akan dihentikan jika Rusia menginvasi Ukraina.
Scholz mengatakan kedua negara itu memiliki pendekatan yang sama mengenai isu Ukraina, Rusia, dan pemberlakuan sanksi, tetapi tidak secara langsung mengonfirmasi rencana Nord Stream 2.
Proyek energi paling memecah belah di Eropa, Nord Stream 2, dirancang untuk menggandakan jumlah gas yang mengalir dari Rusia langsung ke Jerman, melewati Ukraina. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Rusia-Ukraina Memanas, Inggris Pertimbangkan Kirim Pesawat Tempur dan Kapal Perang
-
Ukraina Bersatu, Warga Sipil Ikut Dilatih Perang Hadapi Kemungkinan Serangan Rusia
-
Jadwal Bola Malam Ini Live TV: Burnley vs Man United hingga Inter vs Roma
-
Ralf Rangnick Sebut Manchester United Bisa Perebutkan Gelar Musim Depan
-
Everton di Ambang Degradasi, Frank Lampard Minta Donny van dee Beek dkk Lakukan Ini
Terpopuler
- Cerita Stefano Lilipaly Diminta Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Siapa Pembuat QRIS yang Hebohkan Dunia Keuangan Global
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
- 9 Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp 30 Jutaan, Mesin Bandel Dan Masih Banyak di Pasaran
Pilihan
-
5 Rekomendasi Skincare Wardah Terbaik, Bahan Alami Aman Dipakai Sehari-hari
-
Mau Masuk SMA Favorit di Sumsel? Ini 6 Jalur Pendaftaran SPMB 2025
-
Mobilnya Dikritik Karena Penuh Skandal, Xiaomi Malah Lapor Warganet ke Polisi
-
Bos Sritex Ditangkap! Bank BJB, DKI Hingga Bank Jateng Terseret Pusaran Kredit Jumbo Rp3,6 Triliun?
-
Warga RI Diminta Tingkatkan Tabungan Wajib di Bank Demi Cita-cita Prabowo Subianto
Terkini
-
TKP ABA Mulai Dipasang Pagar, Jukir dan Pedagang Masih Beraktivitas
-
Produksi Garmen yang Kebakaran Mandeg, Pabrik Milik BUMN Ini Siap Tampung Produksi Sementara
-
Wacana Buku Cetak di Sekolah Rakyat Jadi Penyelamat, Industri Percetakan Dapat Angin Segar
-
DANA Kaget untuk Warga Jogja: Klik Link, Langsung Cuan di Sini
-
Dari Gudeg hingga Inovasi, Yogyakarta Gelar Pameran Makanan Minuman Bertaraf Internasional