SuaraJogja.id - Aksi kekerasan guru terhadap murid terjadi di Kapanewon Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Bibir atas bagian dalam sebelah kiri NR, siswa kelas 9 SMP N 1 Gedangsari luka hingga berdarah usai mendapat bogem mentah dari S, oknum guru sekolah tersebut.
NR mengungkapkan, aksi kekerasan tersebut terjadi pada hari Selasa (16/2/2022) siang. Saat itu, ia berada di ruang perpustakaan karena harus mengerjakan ujian mata pelajaran Bahasa Inggris. Di dalam ruangan juga ada oknum guru yang juga wali kelasnya, S.
Saat tengah mengerjakan soal, ia didatangi S dan dinasihati, jika tidak bisa hadir ke sekolah, diminta untuk izin terlebih dahulu. NR mengakui, hari Jumat pekan sebelumnya, yaitu saat ujian Bahasa Inggris online dari Dinas Pendidikan setempat, ia tidak hadir, sehingga ia diminta mengerjakan ujian pengganti hari Selasa kemarin.
"Saya akui itu kesalahan saya tidak hadir pas ujian. Itu karena ada hajatan keluarga," ujar NR, Jumat (18/2/2022).
Saat di ruang perpustakaan itulah, S menghampiri NR dan menanyakan alasan dirinya tidak hadir saat ujian online. Namun karena tengah konsentrasi mengerjakan soal, NR kurang memperhatikannya. S yang berdiri di samping kiri NR kemudian memukul-mukul tangan kiri NR sebanyak dua kali.
NR lantas berdiri namun tiba-tiba S melayangkan bogem mentah. Dengan tangan mengepal, bogem mentah tersebut mengenai mulutnya hingga bibir dalam bagian atas luka dan mengeluarkan darah. Mendapat perlakuan tersebut NR memilih diam karena takut tidak lulus sekolah nanti.
"Saya terus mengerjakan soal sampai selesai," papar dia.
Usai pulang sekolah, ia mengadukan apa yang menimpanya kepada orangtuanya. Ayahnya saat itu langsung mendatangi sekolah untuk melakukan klarifikasi. Ayahnya sempat bersitegang dengan guru tersebut dan nyaris baku hantam.
Beruntung ada guru lain yang melerai keduanya. Setelah itu ada proses mediasi yang dilakukan pihak sekolah difasilitasi oleh Bhabinkamtibmas setempat. NR mengaku terpaksa menerima perlakuan guru tersebut karena khawatir sekolahnya tidak selesai
Baca Juga: AJI Kediri Kecam Intimidasi dan Pemukulan Terhadap 3 Jurnalis Saat Liput Kerusuhan Laga di Liga 3
Kesiswaan SMP N 1 Gedangsari, Wiyanto membenarkan adanya aksi 'pemukulan' tersebut. Namun ia membantah jika S melakukan bogem mentah kepada NR karena menurutnya mulut NR hanya tersenggol tanpa sengaja saat S menasehati NR.
"Tidak ada itu pukulan langsung ke mulut NR. Hanya kesenggol saja, tidak sengaja," papar dia.
Saat itu, lanjut Wiyanto, S hendak menutup mulut NR dengan telapak tangan agar segera diam. S jengkel karena NR selalu saja menjawab ketika dinasehati. Karena terus menampik ucapan guru, maka S tersulut emosi.
Meski beralasan tidak sengaja, namun Wiyanto mengakui bibir NR sempat mengeluarkan darah namun hanya sedikit. Selepas itu, S langsung meminta maaf dan memeluk NR. Dan aksi tersebut sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
Menurut Wiyanto, aksi pemukulan terjadi karena guru jengkel. Rabu pekan lalu, sang guru memberitahukan kepada siswanya adanya ujian berbasis komputer yang diselenggerakan oleh Dinas Pendidikan pada hari Jumat. Semua siswa termasuk NR menjawab siap.
Namun di hari Jumat, NR tidak hadir tanpa keterangan. Sang guru mencoba menunggu kehadiran anak tersebut, tetapi hingga pukul 15.00 WIB, NR tidak juga menampakkan batang hidungnya. Kejadian serupa juga terulang di hari Senin (15/2/2022).
Berita Terkait
-
AJI Kediri Kecam Intimidasi dan Pemukulan Terhadap 3 Jurnalis Saat Liput Kerusuhan Laga di Liga 3
-
5 Cara Menyikapi Sikap Negatif Pasangan yang Bisa Kamu Terapkan, Jangan Terima Kekerasan!
-
Ramai Terdakwa Kekerasan Seksual SMA Selamat Pagi Indonesia Tak Dipenjara, Warganet Ikut Murka Hingga 'Seret' Kapolri
-
Soal Vonis Herry Wirawan Terkait Restitusi, Legislator Ace Hasan Dorong Jaksa Ajukan Banding
-
Temuan Akademisi: Belanda Gunakan Kekerasan Berlebihan di Perang Kemerdekaan RI
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Analisis Pengamat: Kepala Daerah Pro-Jokowi Dukung Bendera One Piece, Sinyal Politik?
-
Aib Super League: Empat Klub Kompak Nunggak Gaji Rp 4,3 Miliar!
-
Jadwal Pekan 1 BRI Super League: Duel Panas dan Ambisi Tim Promosi
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
Terkini
-
Heboh Mural One Piece di Pos Ronda Sleman jadi Sorotan: Pemuda Ungkap Keresahan Soal Negara
-
Ribuan Seniman "Serbu" Malioboro, Nusantara Menari Hipnotis Yogyakarta
-
Viral Bandar Judol Rugi Akibat Lima Pemain yang Ditangkap di Bantul, Polda DIY Klarifikasi Begini
-
Penyebab Gelombang Tinggi Jogja Terungkap, Bibit Siklon Picu Angin Kencang dan Gelombang Ekstrem
-
Dari Yogyakarta, JKPI Gaungkan Pelestarian Pusaka untuk Kesejahteraan Masyarakat: Bukan Hanya Berdiri, Tapi Bermakna