Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 21 Februari 2022 | 19:13 WIB
pementasan wayang di Ponpes Ora Aji. (YouTube/Adara Nathania)

SuaraJogja.id - Sajak Gus Miftah yang dibacakan pada pagelaran wayang kulit di Pondok Pesantren Ora Aji pada Jumat (18/2/2022) lalu mendapat respon beragam dari netizen di dunia maya. Tidak sedikit warganet yang menyayangkan sajak milik pengasuh Ponpes Ora Aji tersebut. 

Video berdurasi 1 menit lebih itu diunggah ke akun instagram pribadi miliknya @gusmiftah pada Sabtu (19/2/2022) lalu. Hingga Senin (21/2/2022) siang unggah tersebut sudah dibanjiri 6.964 komentar. 

Menanggapi hal tersebut, Gus Miftah sendiri tidak terlalu ambil pusing terkait ribuan komentar tersebut. Menurutnya, perbedaan pendapat adalah suatu yang lumrah terjadi.

"Kalau yang viral atau trending itu tentang sajak saya, kalau soal kritik ilmu atau perbedaan pendapat dalam ilmu itu kan suatu yang lumrah. Jadi ya sah-sah saja begitu loh," kata Gus Miftah saat dikonfirmasi awak media, Senin (21/2/2022).

Baca Juga: Gus Miftah Minta Masyarakat Lupakan Kontroversi Dorce Gamalama Semasa Hidup

Dalam kesempatan ini, Gus Miftah memastikan sajak itu adalah miliknya. Dalam artian ia bertanggungjawab atas yang apa yang ia baca dalam sajak tersebut.

Berbeda dengan konten atau atraksi yang tertuang dalam pagelaran wayang pada Jumat (18/2/2022) lalu tersebut. 

"Jadi kalau sajak yang saya buat itu tanggungjawab saya penuh tetapi kalau soal atraksi di dalam pentas wayang itu merupakan domainnya dalang bukan saya," ucapnya.

Lebih lanjut terkait dengan perbedaan pendapat tentang tokoh-tokoh tertentu juga sudah menjadi hal biasa. Terlebih dengan perbedaan pendapatnya dengan Ustadz Khalid Basalamah tentang wayang yang masih menjadi polemik hingga saat ini.

"Persoalan orang berbeda pendapat itukan lumrah-lumrah saja. Mungkin dalam satu hal saya tidak sependapat dengan Ustadz Khalid Basalamah tetapi dalam satu hal yang lain mungkin juga sependapat," ungkapnya.

Baca Juga: Gus Miftah Doakan Dorce Gamalama Pakai Nama Lelaki

Sehingga, kata Gus Miftah, perbedaan pendapatan itu tidak perlu lantas dibesar-besarkan. Ia menilai hanya orang-orang yang ingin mencari keuntungan dari polemik seperti ini saja yang kemudian membuatnya sebagai suatu yang harus dilebih-lebihkan.

"Yang membesar-besarkan itukan orang-orang yang mencari keuntungan atau mencoba memancing di suasana seperti ini saja begitu. Ya dan kita sudah terbiasa gitu loh, katakanlah menurut beliau haram menurut saya tidak, ya kan itu sah-sah saja itu, salahnya dimana," terangnya

Dalam kesempatan ini, pria yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburrahman itu meminta masyarakat untuk bisa menyikapinya secara lebih dewasa. Sehingga tidak mudah terpancing dengan perbedaan yang ada.

"Dan umat juga harus dewasa sama halnya ketika hukum merokok, muhammadiyah mengharamkan, NU memubahkan, kan ya biasa-biasa saja itu, salahnya dimana. Ada anggapan saya tidak suka dengan orang berjenggot. Loh darimana? Saya juga berjenggot, sama gitu loh. Cuma cara pandangnya yang berbeda. Jadi umat juga harus lebih dewasa bahwa memang perbedaan pendapat itu sah gitu loh," pungkasnya. 

Load More