Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 22 Februari 2022 | 09:05 WIB
Ilustrasi sekolah. (Unsplash/Feliphe S)

SuaraJogja.id - Ratusan siswa dan tenaga pendidik di Kulon Progo terkonfirmasi positif Covid-19. Imbasnya sebanyak 15 sekolah dari jenjang SD dan SMP harus menghentikan kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) sementara waktu.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kulon Progo Arif Prastowo. Ia mengatakan bahwa setidaknya dari catatan sejauh ini, total kasus positif di lingkungan pendidikan itu mencapai 200 orang.

"Siswa untuk SD sekitar 120, SMP mungkin sekitar 60-an, kemudian guru sekitar 20. Itu yang hasil swabnya positif," ujar Arif saat dikonfirmasi awak media, Selasa (22/2/2022).

Disebutkan Arif, mayoritas kasus positif di sekolah itu orang tanpa ada gejala atau OTG.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jogja Meningkat, Pemkot Tunggu Kebijakan Penyekatan per Kabupaten/Kota

Namun kendati begitu, upaya penutupan atau pemberhentian sementara PTM di sekolah yang terdapat penularan kasus positif Covid-19 itu tetap dilakukan. Arif merinci setidaknya sekolah yang ditutup itu mencakup 11 SD dan 4 SMP.

"Iya ada 15 (total sekolah yang berhenti PTM sementara). 11 SD dan 4 dari SMP," ucapnya.

Arif menjelaskan bahwa waktu pemberhentian sementara 15 sekolah tersebut berbeda satu dengan yang lain. Hal itu menyesuaikan waktu keluarnya hasi pemeriksaan tes swab para siswa dan tenaga pendidik.

Setidaknya terhitung sudah hampir sejak 5 hari lalu sejumlah PTM sekolah tersebut dihentikan sementara. Sedangkan untuk 15 sekolah yang tutup sementara itu juga tersebar di sejumlah kapanewon yang ada di Bumi Binangun.

Ratusan kasus positif Covid-19 tersebut disinyalir berasal dari dua hal. Pertama, kata Arif terkait dengan pelaksanaan surveilans PTM yang masih dilakukan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo.

Baca Juga: PJJ di Tangsel Diperpanjang Sepekan, Dikbud: Covid-19 Masih Mengkhawatirkan

Lalu yang kedua siswa atau tenaga pendidik itu memang sudah masuk dalam tracing kontak erat. Sehingga ikut terpapar virus corona tersebut.

"Jadi ketemunya dari dua cara, surveilans dan di luar surveilans.Misalnya ada anggota keluarga yang sakit lalu dia datang ke sekolah, di situ kemudian ada penularan," terangnya.

Ditambahkan Arif, temuan ratusan kasus positif Covid-19 di sejumlah sekolah ini menjadi bahan evaluasi bagi pihaknya terkhusus dengan pelaksanaan PTM yang masih berlangsung. Di satu sisi jawatannya terus didorong agar dapat mengoptimalkan pembelajaran jarak jauh.

Tenaga pendidik diminta untuk membuat formulasi yang lebih efektif lagi terkait dengan belajar dari rumah. Sehingga tetap bisa terus berjalan di tengah kasus Covid-19 yang kembali meningkat.

"Memamg titik perhatian kami adalah evaluasi pembelajaran jarak jauhnya. Kami minta ke semua teman-teman guru, pengawas untuk membuat formulasi pembelajaran jarak jauh yang lebih efisien. Sehingga target-target, capaian kurikulumnya tidak terlalu ketinggalan begitu banyak," pungkasnya.

Load More