SuaraJogja.id - Taiwan menyatakan kekhawatiran kalau China akan memanfaatkan distraksi Barat dalam krisis di Ukraina untuk menambah tekanan terhadap pulau itu, kendati belum ada manuver baru dari Beijing, kata pejabat Taipei.
Taiwan bulan lalu membentuk kelompok kerja Ukraina di Dewan Keamanan Nasional.
Tanpa menyebut China secara langsung, pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen mengatakan kepada kelompok itu pada Rabu bahwa Taiwan harus meningkatkan pengawasan dan kewaspadaan terhadap aktivitas militer di wilayahnya dan meredam informasi sesat dari pihak asing.
China menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan Beijing telah meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau itu dalam dua tahun terakhir.
Kendati Taiwan mengatakan situasi di wilayahnya dan di Ukraina sangat berbeda, Tsai telah mengungkapkan empatinya atas situasi di Ukraina yang sama-sama menghadapi ancaman militer.
Dalam wawancara dengan media, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu memperingatkan bahwa mereka terus memantau secara intens apakah China akan memanfaatkan krisis Ukraina untuk menyerang Taiwan.
"China mungkin berpikir tentang aksi militer terhadap Taiwan kapan saja, dan kami perlu bersiap untuk itu," kata dia kepada ITV News dari Inggris.
Juru bicara Kantor Urusan Taiwan di China Ma Xiaoguang pada Rabu mengatakan Taiwan dan Barat sama-sama menggunakan krisis Ukraina untuk mendorong isu ancaman militer dan sentimen anti China.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Sabtu mengatakan jika Barat gagal memenuhi janji untuk mendukung kemerdekaan Ukraina, kegagalan itu akan membawa konsekuensi global, termasuk bagi Taiwan.
Baca Juga: Tak Lagi Berlemah Lembut, Jepang Jatuhkan Sanksi Bekukan Aset Rusia karena Tindakannya di Ukraina
Su Chi, mantan kepala Dewan Urusan China Daratan di Taiwan, mengatakan pulau itu, seperti Ukraina, terjebak di antara dua kekuatan besar.
Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin memiliki cara yang sangat berbeda dalam pengakuan teritorial, kata Su.
"Sejauh ini Xi bertindak tegas tapi bertahap, tidak secepat kilat seperti Putin."
Berita Terkait
-
Ekspor Sarang Semut ke Taiwan, Penghasilan Warga Cilegon Perkilonya Menggiurkan
-
Kasus Video Asusila di Taiwan, 2 Pekerja Migran Indonesia Diminta Serahkan Diri
-
Amerika Setujui Penjualan Sistem Rudal Senilai 100 Juta Dolar ke Taiwan, China Beri Kecaman Keras
-
Ukir Sejarah, Vietnam Lolos ke Piala Dunia Wanita 2023 usai Kalahkan Taiwan
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
-
Istana Tanggapi Gerakan 'Stop Tot Tot Wuk Wuk' di Media Sosial: Presiden Aja Ikut Macet-macetan!
Terkini
-
Alarm Diabetes RI! Cukai Minuman Manis Jadi Solusi, Kenapa Masih Terus Ditunda Sejak 2016?
-
Warga Jogja Wajib Tahu! Ini Daftar Wilayah Rawan Banjir dan Longsor saat Musim Hujan
-
Krisis Lahan Kuburan, Yogyakarta Darurat Makam Tumpang: 1 Liang Lahat untuk Banyak Jenazah?
-
Korban Keracunan MBG di Yogyakarta Nyaris 1000 Anak, Sultan Akhirnya Buka Suara
-
Peringatan Keras BMKG: Jangan Dekati Pantai Selatan Jogja, Ombak Ganas 4 Meter Mengintai!