Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 05 Maret 2022 | 14:02 WIB
Sejumlah pengunjung menyaksikan deratan karya foto Mahasiswa Jurusan Fotografi ISI Yogyakarta di pameran Artsay, Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Sabtu (5/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Di Artsay sendiri, mahasiswa asal Pundong, Bantul itu menampilkan gaya fotografi stencil. Dimana makna yang dia bawa adalah menyampaikan pesan dan kritikan ke setiap isu yang sedang berkembang.

"Bedanya stencil yang saya pakai adalah membuat gambar di tembok yang tidak terpakai. Ya adrenalinnya adalah ketika didatangi aparat atau warga saat proses menggambar stencil itu sebelum difoto, kalau tidak ditegur, dihapus," ujar Didan.

Mahasiswa Fotografi 2019, ISI Yogyakarta, Didan Nur Fisyanuari Rosadi merapikan bingkai foto miliknya saat pameran Artsay di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), Sabtu (5/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Mahasiswa semester 6 ini tak menampik dalam membuat karyanya kerap dituding vandalisme, bahkan dikejar pihak keamanan ketika membuat stencil di tembok. Beruntung ia belum pernah tertangkap dan masih bisa kabur.

Sayangnya gambar tersebut jadi tidak sempurna dan ditinggalkan.

Baca Juga: Taman Budaya Yogyakarta, Tempat Wisata dan Laboratorium Seni di Indonesia

"Bagi saya seni atau karya itu juga bersinggungan dengan proses membuatnya. Semakin memacu adrenalin, saya bisa menyebutnya karya," terang dia.

Didan tak hanya sendiri dalam membuat foto stencil. Dia berkolaborasi dengan street art di Jogja untuk mendapatkan karyanya.

"Jadi kolaborasi, mereka membuat gambar stencil termasuk saya, lalu saya buat video dan foto-fotonya," katanya.

Carel dan Didan tak memaksa pengunjung harus sependapat dengan hasil foto mereka. Namun memiliki hasil gambar buah dari ekspresinya yang bisa disebarkan ke khalayak luas, menjadi nilai penting untuk mendorong semangat dalam membuat karya lain.

Baca Juga: Biennale Jogja XV 2019, Ini 5 Spot Menarik di Taman Budaya Yogyakarta

Load More