SuaraJogja.id - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat menyusul ditetapkannya DIY dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4. Salah satu aturan terbaru adalah dengan membatasi kuota atau kapasitas dalam setiap aktivitas masyarakat hanya 25 persen saja.
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Fajar Gegana menuturkan bahwa aturan pembatasan kapasitas maksimal 25 persen itu akan diterapkan di segala sektor. Di antaranya sektor pariwisata, sosial kemasyarakatan hingga kebudayaan.
"Semua bentuk kegiatan masyarakat dibatasi dengan kapasitas 25 persen termasuk resepsi, maupun hajatan. Contohnya, di fasilitas umum atau area publik, tempat wisata itu dibatasi 25 persen terus di pusat-pusat perbelanjaan itu juga," kata Fajar kepada awak media, Selasa (8/3/2022).
Selain itu, Fajar merinci pusat perbelanjaan juga akan dibatasi jam operasionalnya. Dalam PPKM level 4 pusat perbelanjaan hanya akan diperbolehkan buka hingga jam 21.00 WIB malam begitu pula dengan tempat makan.
Baca Juga: Mayoritas Pasien Covid-19 di Kulon Progo Lebih Pilih Isoman, Sulit Dibawa ke Selter
Terkait dengan kegiatan pedagang kaki lima (PKL) tidak lepas dari aturan PPKM tersebut. Namun akan ada sedikit perbedaan dari segi waktu operasional sejumlah PKL.
"PKL juga diatur di situ yang sifatnya lebih diperketat. Namun untuk yang berjualan malam ini bisa dilakukan sampai jam 12 karena mungkin mulai dari sore. Kalau yang dari siang hanya sampai jam 9 malam," ujarnya.
Menurut Fajar memang kondisi perkembangan Covid-19 di DIY sendiri masih cukup mengkhawatirkan. Dilihat dari segi tingkat paparan yang tinggi dan belum ada tanda-tanda penurunan kasus terkonfirmasi positif Covid-19.
Ia menduga mobilitas masyarakat yang keluar masuk ke wilayah DIY menyebabkan kondisi itu belum membaik. Terlebih DIY sendiri yang berada di antara wilayah-wilayah lain.
"Sehingga jalur darat juga sangat mempengaruhi untuk orang transportasi berpindah-pindah itu sangat mudah ke DIY dan di DIY banyak masyarakat yang dari luar daerah yang berkunjung ke DIY untuk liburan dan lain-lain. Sehingga dari segi kasus lebih khusus karena paparannya masih terjadi secara signifikan," urainya.
Baca Juga: Percepatan Vaksinasi Lansia, Gugus Tugas Kulon Progo Kembali Gencarkan Skema Door to Door
Berdasarkan catatan yang dimiliki Gugus Tugas, kasus aktif di Kulon Progo pada tahun 2022 saja tercatat masih berada di angka 2.487 dengan 39 pasien meninggal dunia. Ditambah sebanyak 2.735 telah selesai menjalani isolasi dan
Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati meminta masyarakat untuk terus aktif berperan dalam percepatan vaksinasi di wilayahnya. Terlebih bagi kelompok masyarakat berisiko yaitu lansia dan komorbid untuk dapat segera melakukan vaksinasi.
"Masyarakat yang anggota keluarganya belum divaksin segera menghubungi satgas dan puskesmas setempat. Puskesmas saat ini tersedia vaksin cukup untuk masyarakat," ujar Baning.
Selain itu, Baning juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mengingat masih banyaknya kasus Covid-19 yang saat ini muncul.
"Covid-19 masih ada dan kita sekarang masih di dalam puncak gelombang ke tiga. Dimana pada kenyataannya masyarakat Kulon Progo banyak yang terpapar positif dan masih banyak yang meninggal. Oleh karena itu pelaksanaan protokol kesehatan yang kami lihat sudah mulai menurun terutama di dalam menjaga jarak ini kembali ditingkatkan," pungkasnya.
Diketahui pemerintah resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa dan Bali sepekan ke depan atau hingga 14 Maret 2022, sejumlah daerah turun ke level 2 dan masih ada yang level 4.
Hal itu tertuang dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2022 tentang PPKM Level 3,2, dan 1 Covid-19 di Jawa dan Bali yang ditandatangani Mendagri Tito Karnavian.
Daerah yang masih berstatus PPKM level 4 antara lain; Kota Magelang (Jawa Tengah), Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten Gunungkidul (DI Yogyakarta), dan Kota Madiun (Jawa Timur).
Berita Terkait
-
Sebut WHO Rancang Pandemi Baru, Epidemiolog UI Tepis Ucapan Dharma Pongrekun: Itu Omong Kosong
-
Negara Kaya Wajib Bantu Negara Berkembang? Ini Tuntutan AHF di WHO Pandemic Agreement
-
Kartu Prakerja Catat Prestasi Signifikan Hingga Dapat Puja-puji Dunia
-
Dharma Pongrekun Sebut Penyebab Tanah Abang Sepi Akibat Pandemi Covid-19
-
Kawal Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19, 10 Tahun Jokowi Catat Kemajuan Pesat Bidang Telemedicine
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025