SuaraJogja.id - Politik Indonesia sudah cukup lama diwarnai isu perpanjangan masa jabatan presiden. Hingga kini, terutama di kalangan pengamat, isu Jokowi presiden 3 periode masih menjadi topik hangat untuk diperbincangkan.
Isu Jokowi 3 periode ini dimulai dengan 'celotehan' dari Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Sejak itu, isu Jokowi 3 periode ini terus bergulir dan seakan mendapat pembelaan dari beberapa partai politik dan tokoh.
Zulkifli Hasan (Zulhas), Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), menyatakan sepakat dengan penundaan Pemilu 2024.
Begitu juga dengan Partai Golkar, melalui Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto yang juga sepakat.
Bahkan, Airlangga memberikan info tambahan bahwa penundaan Pemilu 2024 dianggap keinginan masyarakat yang diperoleh dari survey.
Isu yang terus bergulir pada akhirnya menyerempet nama Luhut Binsar Pandjaitan. Luhut, yang awalnya diam, beberapa hari terakhir ikut mengomentari isu tersebut.
Pergerakan Luhut ini yang akhirnya menjadi target sindiran Fadli Zon melalui cuitan Twitter miliknya. Fadli menyinggung perpanjangan masa jabatan itu dengan menyebut posisi Luhut.
"Kelihatannya yang perlu ditunda atau diperpanjang adalah jabatan Menko Marves," tulis Fadli Zon, dikutip Hops.ID--jaringan Suara.com--dari akun Twitter @fadlizon.
Fadli Zon juga mengomentari berita soal klaim Luhut atas data rakyat yang menginginkan Pemilu 2024 ditunda.
"Sebaiknya diungkap ke publik datanya ke masyarakat agar tak terkesan sedang menghalalkan segala cara untuk tujuan pelanggaran konstitusi," ungkap Fadli Zon.
Hingga kini isu penundaan Pemilu 2024 dan Jokowi 3 periode memang masih bergulir. Beberapa pengamat menginginkan ketegasan dari sosok Jokowi sendiri terkait isu ini.
Sampai saat ini, pernyataan Jokowi masih dianggap belum tegas dan bahkan cenderung bias. Tahun 2019, Jokowi pernah tegas dan tampak kesal dengan mereka yang menginginkan dirinya lanjut 3 periode. Namun belum lama ini, Jokowi mengungkapkan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan ide tersebut dengan alasan demokrasi.
Dua sikap yang berbeda inilah yang dianggap banyak pihak bias dan tidak tegas dari sosok Jokowi sebagai presiden.
Berita Terkait
-
Inggris Tak Mau Pulangkan Artefak Bersejarah Indonesia, Fadli Zon: Banyak di British Museum dan British Library!
-
Silsilah Fadli Zon, Menteri Kebudayaan Rangkap Ketum IKM Dituding Rasis gegara Lisensi Rumah Makan Padang
-
Daftar Petinggi Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Viral Usai Video Razia RM Padang
-
Heboh Sweeping Rumah Makan Padang Non-Minang, Fadli Zon: Keliru, Tak Boleh Seperti Itu
-
Harga Motor Rp 1 Jutaan Milik Fadli Zon di Pasar Motor Bekas Selisih Hampir 400 Persen, Kok Bisa?
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
Perbandingan Giovanni Van Bronckhorst vs Shin Tae-yong, Adu Pantas Jadi Pelatih Timnas Indonesia
-
Patut Dicontoh! Ini Respon Eliano Reijnders Usai Kembali Terdepak dari Timnas Indonesia
-
Ada Korban Jiwa dari Konflik Tambang di Paser, JATAM Kaltim: Merusak Kehidupan!
-
Pemerintah Nekat Naikkan Pajak saat Gelombang PHK Masih Menggila
-
Dugaan Pelanggaran Pemilu, Bawaslu Pantau Interaksi Basri Rase dengan ASN
Terkini
-
Sororti Penyerapan Susu Peternak Lokal, Pemerintah Didorong Berikan Perlindungan
-
Viral Kegaduh di Condongcatur Sleman, Ternyata Pesta Miras Berujung Keributan
-
Solusi Kerja dan Kreativitas: Janji Harda-Danang Gaet Suara Pemuda Sleman
-
Keluhan Bertahun-tahun Tak Digubris, Pedagang Pantai Kukup Gunungkidul Sengsara Akibat Parkir
-
Dukung Partisipasi Masyarakat, Layanan Rekam KTP Kota Jogja Tetap Buka saat Pilkada 2024