SuaraJogja.id - Pakar Hukum Pidana Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhammad Fatahillah Akbar menegaskan proses hukum dalam kasus tewasnya dua anak kembar akibat ditabrak motor gede (moge) di Pangandaran harus tetap berjalan. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam setiap aktivitasnya di masa mendatang.
"Iya (hukum harus tetap berjalan). Tapi tidak bisa dipungkiri dalam praktiknya hal ini (memilih damai saja) banyak dilakukan juga. Karena banyak mengatakan buat apa dipidana lagi misalkan keluarganya sudah ikhlas," kata Akbar saat dihubungi awak media, Senin (14/3/2022).
Menurut Akbar, proses hukum yang harus tetap berjalan itu juga guna melihat lebih jauh unsur kelalaian di dalam sebuah peristiwa, sehingga tidak bisa hanya selesai dengan istilah damai begitu saja.
Walaupun memang misalnya saja pelaku atau pengendara moge dalam peristiwa yang terjadi di jalan raya Kedung Palumpung, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (12/3/2022) kemarin itu sudah memberikan ganti rugi kepada keluarga korban. Hal itu bisa dilakukan tapi bukan untuk menyelesaikan persoalan atau proses hukumnya sendiri.
Baca Juga: Polisi Ciamis Proses Hukum Pengendara Moge Tabrak Dua Anak Kembar
"Padahal kenapa proses ini tetap harus dilakukan itu salah satunya adalah untuk melihat benar enggak ada kelalaiannya. Terus hakim menilai bentuk ganti kerugian tadi bisa diterima atau tidak dalam suatu mekanisme peradilan," ungkapnya.
Melihat banyaknya kasus serupa yang kemudian hanya berakhir damai, Akbar menyebut kondisi itu akibat dari salah satu kelemahan hukum di Indonesia. Terlebih dari kehadiran negara dalam kasus tertentu untuk mewakili korban.
"Jadi ya korban ya sudah pasrah aja melihat proses peradilan yang ada. Contoh beberapa kasus kan akhirnya ganti kerugian itu dipertimbangkan sebagai alasan yang meringankan dalam banyak kasus. Tapi tetap masuk dalam pengadilan. Contohnya Hatta Rajasa kemudian Dul (Jaelani) itu kan mereka tetap diproses pengadilan juga walaupun sudah ganti kerugian," urainya.
Nanti keputusan selanjutnya akan diserahkan pada majelis hakim saat dipersidangan. Apakah ganti rugi tadi bisa meringankan hukuman atau tidak, termasuk dengan adanya kelalaian atau tidak dalam kejadian itu.
Ia menyebut bahwa kejadian kecelakaan seperti ini bukan merupakan delik aduan, melainkan delik biasa, sehingga memang polisi punya kewenangan penuh terhadap kasus ini akan dinaikkan ke tahap penyidikan atau tidak.
"Kalau menurut saya untuk menciptakan preseden yang baik tetap ganti kerugian dilakukan tapi proses peradilan juga tetap dilakukan. Dimana nanti hakim yang akan menentukan sehingga nanti ke depan semua tidak selesai di luar," tuturnya.
"Jadi kerugian tetap dilakukan tetapi proses peradilan tetap dilakukan sekalipun nanti akhir putusannya yang meringankan ya paling tidak jadi pelajaran juga gituSehingga orang lebih berhati-hati. Kenapa kelalaian itu dipidana agar orang lebih berhati-hati misalnya saat berkendara dan sebagainya," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, dua anak kembar di Pangandaran tewas karena ditabrak motor gede (Moge). Kejadian mengenaskan itu terjadi jalan raya Kedung Palumpung, Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Sabtu (12/3/2022) kemarin.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Ciamis AKP Zanuar Cahyo Wibowo menuturkan proses hukum kepada dua pengendara sepeda motor Harley Davidson itu masih dilakukan.
Ia menyampaikan jajarannya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara dengan memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian, juga memeriksa keluarga korban.
Selain memeriksa keterangan saksi, kata dia, polisi juga sudah mengamankan dua pengendara dan sepeda motor yang dikendarainya di markas Polres Ciamis.
"Kami juga sudah amankan pelaku, namun belum ditetapkan sebagai tersangka," terangnya.
Ia menegaskan proses hukum tetap akan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku meskipun kedua belah pihak sudah menyatakan damai dengan kejadian itu.
Satuan Lalu Lintas, kata dia, akan menyelesaikan proses penyelidikan sampai tuntas untuk selanjutnya masuk ke tahap penyidikan yang nanti penyidik akan memutuskan dilanjutkan atau tidak perkara tersebut.
"Nanti kami gelar perkara untuk menaikkan dari proses penyelidikan ke penyidikan," ucapnya.
Berita Terkait
-
Polisi Pastikan Renville Antonio Tewas Bukan Akibat Kecelakaan Tunggal, Begini Kronologinya
-
Antrean Gas LPG 3 Kg Renggut Nyawa Ibu Renta, Pakar UGM Ikut Teriris: Inikah yang Dimau Pemerintah?
-
DPR Usul Moge Boleh Masuk Tol, Pendapatan Negara Naik atau Malah Kecelakaan Meningkat?
-
Pesona Moge Irit yang Kalahkan Honda BeAT, Seliter Tembus 80 Km
-
Pengusul Moge Masuk Tol Justru Tak Punya Motor, Garasi Andi Iwan Penuh Mobil Mewah
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
Terkini
-
Wabah Antraks Kembali Hantui Yogyakarta, Pemda DIY Bergerak Cepat, Vaksinasi Jadi Kunci
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi