SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulon Progo mencatat peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Hingga minggu ke 10 di tahun 2022 tercatat sudah ada 294 kasus DBD di Bumi Binangun.
"Untuk kasus DBD di Kulon Progo sampai minggu ke 10 kita hitung mingguan ya, itu sudah 294 kasus," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulon Progo, Rina Nuryati kepada awak media, Rabu (16/3/2022).
Kendati begitu, kata Rina, hingga saat ini juga belum ada laporan kasus yang meninggal dunia. Ia menyebut, jumlah kasus DBD ini tidak jauh berbeda jika dibandingkan dalam kurun waktu yang sama di tahun lalu.
"Kalau trennya dibandingkan tahun kemarin ya masih di bawahnya karena tahun kemarin ini (2021) jumlahnya sampai minggu ke 10, 300an tapi ya enggak banyak selisihnya," ucapnya.
Baca Juga: Pemkab Kulon Progo Targetkan PBB-P2 2022 hingga Sebesar Rp22,74 Miliar
Disampaikan Rina, dari ratusan kasus DBD tadi, pasien yang dirawat di rumah sakit tidak mencapai 50 persen, mengingat yang membutuhkan perawatan sendiri kategori sedang hingga berat.
Kategori pasien yang terkena DBD di Kulon Progo juga masih merata hampir pada setiap kalangan usia. Namun memang tetap didominasi oleh kasus yang terjadi pada anak-anak.
"Kemudian untuk kasus sementara ini rujukan di rumah sakit itu belum ada atau tidak ada keterlambatan, artinya yang ditangani di rumah sakit masih dapat tertangani karena biasanya yang kemarin meninggal itu terlambat karena sudah memburuk baru dibawa ke rumah sakit," terangnya.
Menilik catatan Dinkes Kulon Progo, setidaknya ada tiga wilayah atau kapanewon yang memiliki tingkat paparan DBD cukup tinggi. Tiga wilayah itu adalah Kapanewon Wates, Pengasih dan Sentolo.
"Itu karena memang penduduknya juga banyak dan kepadatannya juga mempengaruhi," ucapnya.
Baca Juga: Waspada Kasus DBD di Banyuwangi, Tiga Pasien Dilaporkan Meninggal
Rina menyatakan walaupun memang sekarang sudah hampir memasuki musim kemarau. Namun masyarakat tetap diimbau untuk waspada ancaman DBD karena hujan masih cukup sering terjadi.
"Ini mengakibatkan nanti potensi-potensi untuk terjadinya tempat perindukan nyamuk ini masih ada. Jadi itu yang harus diwaspadai juga di masyarakat," jelasnya.
Ia berharap hingga akhir tahun tidak ada kasus meninggal akibat DBD. Selain juga dari sisi penambahan pun diharapkan tidak terjadi secara signifikan.
Pihaknya tidak ingin kasus tahun lalu kembali terulang. Dimana saat itu ada sejumlah kasus DBD yang meninggal dunia hingga membuat angka kematian DBD di Kulon Progo paling tinggi se DIY pada 2021.
"Mudah-mudahan tahun ini tidak. Sebab angka kematian atau kejadian yang meninggal itu menjadi indikator pelayanan demam berdarah. Artinya kalau ada satu pun yang meninggal itu artinya kita masih harus memperbaiki pelayanan," tuturnya.
Guna terus menekan angka kasus DBD itu, pihaknya juga terus menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk atau dikenal dengan sebutan Gertak PSN. Selain juga mengimbau masyarakat untuk melakukan optimalisasi gerakan masyarakat hidup sehat (germas).
Berita Terkait
-
Pemkab Kulon Progo Targetkan PBB-P2 2022 hingga Sebesar Rp22,74 Miliar
-
Waspada Kasus DBD di Banyuwangi, Tiga Pasien Dilaporkan Meninggal
-
Meski Bisa Sembuh dengan Sendirinya, Pasien DBD dengan Kriteria Ini Perlu Dirawat di Rumah Sakit
-
Benarkah Madu Angkak, Jus Jambu, dan Air Kelapa Bisa Sembuhkan DBD?
-
Terdampak Keberadaan YIA, Sebanyak Enam Investasi Masuk ke Kulon Progo
Terpopuler
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia, Ini Profilnya
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Berapa Biaya Pembuatan QRIS?
Pilihan
-
Panduan dan Petunjuk Pembentukan Koperasi Merah Putih: Tahapan, Usaha, Serta Pengurus
-
Bobotoh Bersuara: Kepergian Nick Kuipers Sangat Disayangkan
-
Pemain Muda Indonsia Ingin Dilirik Simon Tahamata? Siapkan Tulang Kering Anda
-
7 Rekomendasi HP Rp 5 Jutaan Terbaik Mei 2025, Memori Lega Performa Ngebut
-
5 Mobil Bekas Murah di Bawah Rp80 Juta, Kabin Longgar Cocok buat Keluarga Besar
Terkini
-
Penggugat Tolak Mediasi Soal Ijazah Jokowi di PN Sleman, Kuasa Hukum UGM Bilang Begini
-
Prabowo Resmikan Koperasi Merah Putih, Siapkah Yogyakarta Jadi Contoh Ekonomi Kerakyatan?
-
90 Persen Alat Produksi PT MTG Ludes Terbakar di Sleman, 3 Kontainer Siap Ekspor Hangus
-
Kebakaran Pabrik Garmen di Sleman: Buruh Terancam PHK, Koalisi Rakyat Jogja Geruduk DPRD DIY
-
Selamatkan Industri Ekspor! Strategi Jitu Hadapi Gempuran Tarif AS: TKDN Jadi Kunci?