Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Sabtu, 19 Maret 2022 | 17:48 WIB
Sejumlah warga mengarak ingkung dan tumpeng dalam prosesi Upacara Nyadran Punggawa Raja menjelang bulan suci Ramadan di sepanjang Jalan Mataram, Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Jogja, Sabtu (18/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Dalam rangka menyambut Bulan Ramadan yang jatuh pada 2 April 2022, sejumlah warga Kelurahan Suryatmajan menggelar Upacara Adat Nyadran Punggawa Raja di sekitar Kelurahan setempat, Sabtu (19/3/2022). 

Upacara itu merupakan bentuk penyampaian doa kepada Allah SWT untuk para leluhur menjelang bulan suci Ramadan. 

Upacara nyadran digelar secara terbatas mengingat kondisi Covid-19 di Kota Pelajar. Kegiatan tersebut dimulai dari Makam Kyai Ageng Tangkil di kompleks Kepatihan Yogyakarta. 

Sejumlah warga mengarak ingkung dan tumpeng dalam prosesi Upacara Nyadran Punggawa Raja menjelang bulan suci Ramadan di sepanjang Jalan Mataram, Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Jogja, Sabtu (18/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

"Jadi ini satu rangkaian dengan acara ruwahan yang kemarin kita sudah lakukan, kemudian kita menggelar nyadran ke makam leluhur di wilayah Suryatmajan," terang Lurah Suryatmajan, Weda Satriya Negara ditemui wartawan di kompleks Kepatihan Yogyakarta, Sabtu. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, Pemkot Yogyakarta Sebut Ketersediaan Bahan Pokok Masih Cukup

Ia mengatakan tidak hanya satu makam, terdapat makam leluhur Mbah Dalang di Kampung Sosrokusuman serta makam leluhur Kyai Soreng Dilaga di Kampung  Ledok Macanan yang didatangi. 

"Kalau orang Jawa itu saat menjelang Ramadan menggelar akan ngapeman, setelah itu dilanjutkan dengan nyadran atau istilah lainnya nyekar," kata dia. 

Dalam kegiatan itu juga dikirab berupa ingkung dan tumpeng. Weda menjelaskan ada makna tersendiri dari kirab tersebut. Dimana ingkung sebuah perwujudan manusia yang bersujud kepada Tuhan. 

"Kalau tumpeng itu merupakan representasi manunggaling kawula gusti, kita bersatu dalam kesatuan," ujar Weda. 

Upacara nyadran dan kirab sendiri juga menerjunkan Bergodo Suryatmojo. Lebih kurang 20 orang berjalan dari Kepatihan Yogyakarta, menuju makam-makam leluhur di wilayah Suryatmajan. Kirab dan Nyadran ini Dimulai sejak pukul 15.30 WIB dan berakhir sekitar pukul 17.00 WIB. 

Baca Juga: Jelang Ramadan, Kepala Kemenag Balikpapan Johan Marpaung Imbau Masyarakat Siapkan Diri dan Mental

Seorang warga menabur bunga di sekitar Makam Mbah Dalang di Kampung Sosrokusuman, Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Jogja, Sabtu (18/3/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

Weda menambahkan selain untuk melayangkan doa kegiatan diharapkan dapat terus dijaga kelestariannya. Selain itu ketika kasus Covid-19 turun, bisa menjadi atraksi wisata.

"Ini sebagai bentuk pelestarian budaya di Kalurahan Suryatmajan. Artinya kita sama-sama menjaga dan juga dari kegiatan ini mampu menjadi atraksi wisata kepada pengunjung di luar Jogja," kata dia.

Load More