SuaraJogja.id - Pemerintah dikabarkan bakal memangkas campuran biodiesel 30 persen (B30) beberapa waktu lalu. Hal itu menyusul melonjakkan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia Paulus Tjakrawan memastikan bahwa sampai saat ini tidak ada rencana untuk melakukan penurunan campuran biodiesel.
"Jadi sudah dapat informasi dari Menko Airlangga bahwa tidak ada rencana penurunan campuran biodiesel. Tadi siang juga pada waktu wawancara dengan Pak Menteri ESDM sudah dikatakan bahwa tidak ada rencana (penurunan campuran)," ujar Paulus kepada awak media pada acara 3rd Palm Biodiesel Conference di Hotel Sheraton Mustika, Kamis (24/3/2022).
Malah, kata Paulus, campuran biodiesel itu akan ditingkatkan lagi. Kendati memang belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Baca Juga: Dorong Transisi Energi, Kementerian ESDM Ungkap Tiga Isu Utama yang Perlu Diselesaikan
Sebab masih ada beberapa uji penelitian di laboratorium mengenai penambahan campuran biodiesel itu ke prosentase yang lebih tinggi. Terkhusus nantinya terkait dengan pemanfaatan campuran biodiesel itu sendiri.
"Kita malah merencanakan untuk menaikkan. Meskipun saat ini sedang dilakukan uji lab," imbuhnya.
Disampaikan Paulus, selain uji laboratorium pihaknya juga tengah menunggu kesepakatan yang terjalin antara setiap stakeholder terkait. Mulai dari Pertamina, ESDM, PT Migas, ITB hingga Gaikindo sebagai pemilik kendaraan.
"Kalau sudah sepakat dapat melakukan uji jarak 50 ribu km. Itu tidak mudah, biasanya 6 sampai 7 bulan. Nanti setiap 10 ribu km kita cek semua itu engine-nya dari ujung sampai ujung dicek semuanya di lab. Sehingga memang lama. Kita sedang mengupayakan itu," paparnya.
"Jadi tidak ada rencana dari pemerintah untuk menurunkan campuran (B30) saat ini, sudah ada konfirmasi," imbuhnya.
Dalam kesempatan ini Paulus menilai bahwa rangkaian acara Energy Transitions Working Group (ETWG) 1 Presidensi G20 merupakan sebuah momentum emas. Untuk kemudian dapat terciptanya kolaborasi di antara negara-negara produsen sawit.
Sehingga pemanfaatan biodiesel yang khususnya berbasis sawit kemudian akan bisa lebih berkelanjutan. Mengingat beberapa negara juga hadir dalam pertemuan kali ini, di antaranya ada Thailand, Malaysia hingga Kolombia.
Sejumlah negara tersebut, kata Paulus juga telah berkomitmen dalam hal ini secara inklusif agar bisa melakukan percepatan atau akselerasi terhadap transisi energi bersih yang itu melalui biofuel.
"Biodiesel sendiri sebagai transisi energi mengingat perannya dalam dekarboniasasi sektor transportasi," tandasnya.
Sebelumnya sempat diberitakan bahwa pemerintah dimita segera menurunkan program biodiesel B30 ke B20. Hal ini dilakukan karena menurut Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), kebijakan itu menghabiskan bahan baku minyak goreng.
Disampaikan oleh Sekjen SPKS, Mansuetus Darto, keputusan pemerintah untuk menaikan pungutan dana sawit adalah kesalahan yang berulang kali terjadi tanpa perbaikan.
Padahal, ujar dia, selama ini banyak petani yang mengeluhkan harga TBS terdampak pungutan dana Sawit. Masalah kelangkaan minyak goreng, petani sawit jadi korban.
"Karena itu, masalah ini bisa di atasi jika program B30 dikurangi menjadi B20. Ini adalah solusi untuk masalah bahan baku, karena bahan baku habis disedot untuk Program Biodiesel. Selain itu, program peremajaan sawit harus dimudahkan, agar peningkatan produktivitas petani lebih baik. Selama ini, terlalu birokratis dan menyulitkan petani sawit untuk mengakses dana peremajaan sawit. Kami melihat, ada strategi dibelakang layar oleh pelaku usaha besar untuk membuka lahan baru secara luas, untuk mengatasi masalah minyak goreng," kata Darto di Jakarta, Senin (21/3/2022).
Berita Terkait
-
Astra Agro Lestari Inovasi Pengendalian Hama Berkelanjutan, Tingkatkan Produktivitas Kelapa Sawit
-
Turunkan Emisi Karbon, Pemerintah Genjot Investasi Energi Baru Terbarukan
-
5 Fakta Gelar Doktor Bahlil Lahadalia Ditangguhkan UI: Menteri ESDM akan Perbaiki Disertasi
-
Rekam Jejak Pendidikan Bahlil Lahadalia, Heboh Gelar Doktornya Ditangguhkan UI
-
Bukan Kebun Sawit! Ini Link Mod BUSSID Jalan Berlumpur Terbaik
Tag
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kekerasan di Paser: Polda Kaltim Buru Pelaku, JATAM Desak Cabut Izin PT MCM
-
276 Kegiatan Kampanye Tercatat di Kaltim, Reses DPRD Jadi Sorotan Bawaslu
-
Kerja Sambil Liburan di Australia Bisa Dapat Gaji Berapa? Yuk, Simak Syarat WHV Terbaru
-
Kekerasan di Pos Hauling Paser, JATAM Desak Pencabutan Izin PT MCM
-
Jelajah Gizi 2024: Telusur Pangan Lokal Hingga Ikan Lemuru Banyuwangi Setara Salmon Cegah Anemia dan Stunting
Terkini
-
Sholawatan Pilkada Sleman Berujung Polemik, Bawaslu Usut Dugaan Eksploitasi Anak
-
Tips dan Trik Perawatan Motor Dasar
-
Gunung Merapi Muntahkan 162 Guguran Lava Sepekan, Warga Diimbau Waspada
-
Akademisi UGM: Program Transmigrasi di Papua Masih Dibutuhkan
-
Satpol PP Kota Yogyakarta Terjunkan 100 Personel Amankan Kampanye Terbuka