Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 26 Maret 2022 | 12:54 WIB
Silaturahmi Nasional Paguyuban Warkaban yang akan digelar mulai Minggu (27/3/2022).

SuaraJogja.id - Diaspora warga Kabupaten Bantul (Warkaban) yang menyebar di berbagai wilayah, pulang kampung, bertukar pikiran dengan menyelenggarakan Silaturahmi Nasional Warkaban 2022 di Bantul, Yogyakarta.

Silaturahmi Nasional Warkaban tersebut diisi sejumlah kegiatan antara lain seminar hingga diskusi panel bertema Warkaban Perkuat Silaturahmi, Menuju Bantul Sejahtera.

Silatnas pertama ini akan berlangsung Minggu, 27 Maret 2022, di Pendopo Parasamya, Kabupaten Bantul. Sedikitnya 150 peserta akan hadir langsung dan peserta lain akan mengikuti secara daring. Empat isu menarik akan dibahas, riset dan inovasi, lingkungan hidup dan pengelolaan sampah, serta pertanian dan pengembangan sektor pariwisata

Ketua Warkaban Didik Akhmadi mengatakan, Silaturahmi Nasional Warkaban 2022 ini akan meningkatkan jalinan silaturahmi yang kuat antara warga diaspora Bantul dengan masyarakat di Bantul, juga jalinan silaturahmi dengan pemerintan Kabupaten Bantul. Harapannya, bila jalinan kuat, masyarakat Bantul akan lebih sejahtera.

Baca Juga: Kabupaten Bantul Masuk dalam 16 Besar Perencanaan Pembangunan, Ini Program yang Diandalkan

“Ini sesuai slogan kami, Guyup Rukun Migunani,” kata Didik Akhmadi, Sabtu (26/3/2022).

Ditambahkan Didik, Silatnas diselenggarakan menjelang bulan puasa sekaligus menguatkan budaya masyarakat Bantul yang sudah berlangsung cukup lama, yakni nyadran. Yakni budaya para perantau yang pulang kampung untuk mengunjungi orang tua, kerabat, keluarga di kampung halaman menjelang puasa ramadhan.

“Juga ada tradisi Nyadran di Makam Sewu,” katanya.

Sejumlah pejabat pemerintah, akademisi dan praktisi akan turut memberikan masukan dalam diskusi panel. Antara lain Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Suwandi, Kepala Dinas Pariwisata DIY, SInggih Rahardjo,  sejumlah kademisi dari berbagai perguruan tinggi seperti Prof Irwan Nugroho, anggota DPRD provinsi dan kabupaten hingga camat dan lurah.

Menurut Didik, diskusi panel sektoral ini tidak dimaksudkan untuk menduplikasi aktifitas kegiatan pembangunan yang ada. Namun, kesemuanya diniatkan untuk sebisanya menyumbangkan ragam pemikiran demi kemajuan pembangunan masyarakat Bantul. 

Baca Juga: Promosikan Wisata Bantul, Dinas Pariwisata Kerja Sama dengan Pemkab Cirebon

Saat mendiskusikan riset dan inovasi, misalnya, diskusi panel bertujuan menampung gagasan riset dan inovasi dari lingkungan organ perangkat daerah (OPD) dan dari masyarakat baik yang direpresentasi dari kelompok kelompok swadaya masyarakat maupun dari kalangan perguruan tinggi. Akumulasi gagasan tersebut bisa dicatat dan disimpan sebagai bahan pemikiran dalam perwujudan kelembagaan Badan Riset dan Inovasi daerah (BRIDA) nantinya. 

“Diskusi dengan topik riset dan inovasi ini menunjukkan bahwa Paguyuban Warkaban mengembangkan sikap partisipasi aktif, positif dan konstruktif. Di tengah kondisi transisi kebijakan yang masih belum memiliki bentuk kelembagaan yang baku,” kata dia.

Warkaban saat ini sudah tersebar di 17 provinsi Indonesia hingga luar negeri. Memiliki sejumlah kegiatan, baik untuk meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan anggota, kegiatan sosial hingga kontribusi memajukan masyarakat Bantul.

Paguyuban bersifat terbuka, saling guyup rukun, melestarikan budaya gotong royong, saling membantu untuk mencapai tujuan bersama. Berbagai aktivitas dan kegiatan sosial telah dilakukan oleh organisasi yang berdiri pada 9 Oktober 1981 ini.  Seperti bidang kepedulian sosial yang menyelenggarakan santunan anak yatim, bantuan air bersih saat kekeringan, dan lain-lain.

Sejak berdiri tahun 1981, kepengurusan telah silih berganti. Ketua paguyuban periode 1981-1996 dipimpin oleh Drs Soedharsono, ketua periode kedua 1996-2018 dipimpin oleh dr Roeshadi dan mulai tahun 2019 hingga saat ini  Paguyuban Warkaban dipimpin oleh Didik Akhmadi.

Load More