SuaraJogja.id - Diaspora warga Kabupaten Bantul (Warkaban) yang menyebar di berbagai wilayah, pulang kampung, bertukar pikiran dengan menyelenggarakan Silaturahmi Nasional Warkaban 2022 di Bantul, Yogyakarta.
Silaturahmi Nasional Warkaban tersebut diisi sejumlah kegiatan antara lain seminar hingga diskusi panel bertema Warkaban Perkuat Silaturahmi, Menuju Bantul Sejahtera.
Silatnas pertama ini akan berlangsung Minggu, 27 Maret 2022, di Pendopo Parasamya, Kabupaten Bantul. Sedikitnya 150 peserta akan hadir langsung dan peserta lain akan mengikuti secara daring. Empat isu menarik akan dibahas, riset dan inovasi, lingkungan hidup dan pengelolaan sampah, serta pertanian dan pengembangan sektor pariwisata.
Ketua Warkaban Didik Akhmadi mengatakan, Silaturahmi Nasional Warkaban 2022 ini akan meningkatkan jalinan silaturahmi yang kuat antara warga diaspora Bantul dengan masyarakat di Bantul, juga jalinan silaturahmi dengan pemerintan Kabupaten Bantul. Harapannya, bila jalinan kuat, masyarakat Bantul akan lebih sejahtera.
Baca Juga: Kabupaten Bantul Masuk dalam 16 Besar Perencanaan Pembangunan, Ini Program yang Diandalkan
“Ini sesuai slogan kami, Guyup Rukun Migunani,” kata Didik Akhmadi, Sabtu (26/3/2022).
Ditambahkan Didik, Silatnas diselenggarakan menjelang bulan puasa sekaligus menguatkan budaya masyarakat Bantul yang sudah berlangsung cukup lama, yakni nyadran. Yakni budaya para perantau yang pulang kampung untuk mengunjungi orang tua, kerabat, keluarga di kampung halaman menjelang puasa ramadhan.
“Juga ada tradisi Nyadran di Makam Sewu,” katanya.
Sejumlah pejabat pemerintah, akademisi dan praktisi akan turut memberikan masukan dalam diskusi panel. Antara lain Dirjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian Suwandi, Kepala Dinas Pariwisata DIY, SInggih Rahardjo, sejumlah kademisi dari berbagai perguruan tinggi seperti Prof Irwan Nugroho, anggota DPRD provinsi dan kabupaten hingga camat dan lurah.
Menurut Didik, diskusi panel sektoral ini tidak dimaksudkan untuk menduplikasi aktifitas kegiatan pembangunan yang ada. Namun, kesemuanya diniatkan untuk sebisanya menyumbangkan ragam pemikiran demi kemajuan pembangunan masyarakat Bantul.
Baca Juga: Promosikan Wisata Bantul, Dinas Pariwisata Kerja Sama dengan Pemkab Cirebon
Saat mendiskusikan riset dan inovasi, misalnya, diskusi panel bertujuan menampung gagasan riset dan inovasi dari lingkungan organ perangkat daerah (OPD) dan dari masyarakat baik yang direpresentasi dari kelompok kelompok swadaya masyarakat maupun dari kalangan perguruan tinggi. Akumulasi gagasan tersebut bisa dicatat dan disimpan sebagai bahan pemikiran dalam perwujudan kelembagaan Badan Riset dan Inovasi daerah (BRIDA) nantinya.
Berita Terkait
-
BNI Indonesias Horse Racing 2025 Sukses Kolaborasikan Hiburan dan Pariwisata
-
"Energizing Tourism": Menyalakan Semangat Baru Wisata Indonesia Melalui Energi dan Gerak
-
Mengintip Keunggulan Inovasi Serat Tekstil untuk Berbagai Aplikasi Kebutuhan Berpakaian
-
RI Ajak Kolaborasi di Forum CAP-CSA untuk Pariwisata di Tengah Ketidakpastian Global
-
Jadi Tuan Rumah UN Tourism ke-37, Indonesia Siap Pimpin Diskusi Global Soal Pariwisata Berkelanjutan
Tag
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
Terkini
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta