SuaraJogja.id - Keluarga atau ahli waris korban gempa yang meninggal dunia di dekat Jembatan Panjang Kajai Kecamatan Talamau Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, belum mendapatkan asuransi hingga saat ini.
"Asuransi belum ada dari pemerintah. Yang ada hanya santunan dari Kementerian Sosial beberapa waktu lalu," kata orang tua korban yang meninggal, Mulhayir (65) didampingi suaminya Yunil (72), Selasa.
Ia mengatakan anaknya meninggal dunia adalah Asri Dewi Lestari (24) bersama cucunya Taufik Al Fatih (16 bulan) dan juga ada anak dalam kandungan berumur enam bulan.
Menurutnya, perginya anak yang ke-9 ini memberikan luka yang mendalam bagi mereka. Apalagi anaknya dalam keadaan mengandung anak enam bulan.
Baca Juga: Bayah Banten Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 4,3, Tidak Berpotensi Tsunami
"Hingga saat ini memang ada bantuan dari berbagai pihak, namun kalau asuransi belum ada sama sekali," katanya.
Ia beberapa waktu lalu pergi ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengantarkan Kartu Tanda Penduduk dan Kartu Keluarga. Namun, untuk apa keperluannya, ia tidak mengetahuinya.
"Kita tentu berharap ada bantuan pemerintah terkait korban gempa ini," harapnya.
Ia menceritakan anaknya bersama cucunya meninggal dunia saat gempa melanda Pasaman Barat Jumat (25/2) lalu.
Saat gempa pertama sekitar pukul 08.30 WIB ia bersama anak-anaknya berlarian keluar rumah. Setelah itu anak dan cucunya masuk ke dalam rumah sedangkan keluarga yang lain tetap di luar rumah.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Bayah Banten Diguncang Gempa Bumi Berkekuatan Magnitudo 4,3
Tiba-tiba datang gempa susulan yang kuat berkekuatan 6,1 magnitudo. Saat itu anaknya mereka berlarian menjauh rumah.
Setengah jam kemudian anaknya bersama cucunya tidak kelihatan dan setelah dicari-cari ternyata terhimpit reruntuhan bangunan teras rumah yang roboh.
"Saat itu kaki cucu saya kelihatan di bawah reruntuhan. Setelah dibantu warga dan petugas, anak saya sudah meninggal dunia sambil memeluk anaknya. Selain itu anak dalam kandungan juga meninggal," katanya.
Ia berharap asuransi kematian anak dan cucunya dapat segera dikeluarkan karena anaknya meninggal dunia akibat bencana alam.
Ketua Komisi IV DPRD Pasaman Barat Adriwilza menyatakan akan mempertanyakan ke pemerintah setempat atau dinas terkait persoalan asuransi itu.
"Akan saya tanyakan kenapa lambat sekali. Korban merupakan warga Pasaman Barat dan sudah selayaknya diperhatikan dan dibantu," tegasnya.
Sementara itu Kepala BPBD Pasaman Barat Azhar tidak mengetahui terkait asuransi itu.
"Kabarnya yang mengurus asuransi itu Dinas Sosial. Mari sama-sama kita tanyakan ke Dinas Sosial," katanya singkat.
Berita Terkait
-
THR Jadi Cuan! BRI Kasih Diskon Asuransi Hingga 90 Persen Jelang Lebaran
-
Pemahaman Layanan Keuangan Syariah di RI Masih Rendah
-
Total APE BRI Life di 2024 Tembus Rp 3,4 Triliun
-
Perusahaan Asuransi Kendaraan Keluhkan Biaya Perbaikan Pada Mobil Modern, Ternyata Ini Penyebabnya...
-
Jelang Lebaran, Jasindo Ingatkan Pentingnya Asuransi Mudik
Tag
Terpopuler
- Full Ngakak, Bio One Komentari Pengangkatan Ifan Seventeen Jadi Dirut PT Produksi Film Negara
- Dukung Penyidik Tahan Nikita Mirzani, Pakar Justru Heran dengan Dokter Reza Gladys: Kok Bisa...
- 3 Alasan yang Bikin Ustaz Derry Sulaiman Yakin Denny Sumargo, Hotman Paris dan Willie Salim Bakal Mualaf
- Ifan Seventeen Tiba-Tiba Jadi Dirut PFN, Pandji Pragiwaksono Respons dengan Dua Kata Menohok
- Media Asing Soroti Pernyataan Maarten Paes Soal Kualitas Emil Audero
Pilihan
-
Bojan Hodak Tinggalkan Persib Bandung
-
Catatkan Rekor MURI, Ini Cerita Buka Puasa Bersama Terpanjang di Solo
-
Baru 2 Bulan, Penjualan Denza D9 Sudah Kalahkan Alphard di Indonesia
-
Saham BJBR Anjlok, Aksi Jual Marak Usai Dirut dan Corsec Terjerat Korupsi Dana Iklan Bank BJB
-
Owner Wong Solo Grup Laporkan Pengusaha Asal Bekasi dalam Kasus Penipuan Investasi
Terkini
-
Pedagang di Gunungkidul Keluhkan Pasar Kian Sepi, Sebagian Terpaksa Memilih Tutup
-
Sambut Arus Mudik, Terminal Wonosari Gelar Ramp Check dan Siapkan Karpet Lesehan di Ruang Tunggu
-
Batal Dibuat Satu Arah, Plengkung Gading Ditutup Total
-
Papua Global Spices, UMKM Papua Barat yang Sukses Tembus Pasar Dunia Berkat BRI
-
Jogja Masuk 11 Besar, OJK Terima 58 Ribu Lebih Aduan Kejahatan Keuangan