SuaraJogja.id - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2021-2026, KH Yahya Cholil Staquf mengisi ceramah tarawih secara daring di Masjid Kampus UGM, Senin (11/4/2022) malam. Kakak kandung Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas ini mengajak muslim untuk meninggalkan konflik identitas yang dapat memecah belah bangsa.
Gus Yahya, pria yang akrab disapa demikian itu menilai bahwa konflik di tengah masyarakat tak hanya di Indonesia namun juga seluruh negara, yang memang tak bisa dihindari. Ia mengatakan dulu, konflik militer menjadi hal yang terjadi cukup serius.
Namun berkembangnya zaman, konflik-konflik ini berubah, bahkan menjadi konflik identitas seperti yang terjadi di Indonesia.
"Parahnya konflik identitas agama di Indonesia ini yang masih terjadi. Karena gesekan agama, akhirnya muslim ikut terseret, bahkan tak jarang ada yang memusuhi Islam itu sendiri," ujar Gus Yahya di sela ceramah yang diputar secara daring, Senin.
Baca Juga: Gus Yahya: Carilah Guru yang Mempunyai Sanad kepada Rasulullah
Ia melanjutkan konflik identitas sangat rawan terjadinya fitnah. Dalam Islam, fitnah merupakan hal yang sangat berbahaya jika insan manusia yang melakukannya.
Karena kondisi tersebut, tak jarang sesama manusia, bahkan sesama muslim sendiri terjadi permusuhan.
"Ini sangat berbahaya, saya pribadi mengajak masyarakat muslim mulai hilangkan konflik-konflik yang menyeret agama ini. Kita sebagai muslim harus menjaga pribadi yang baik untuk diri sendiri dan juga Islam," katanya.
Bukan tanpa alasan, fitnah hingga konflik yang berkedok identitas agama ini perihal yang tidak disukai Allah SWT.
"Allah akan mengancam dengan neraka. Itu bagi Allah bukan perkara sulit, dan sangat mudah," ujar dia.
Baca Juga: Bertemu Menag Yaqut dan Ketum PBNU Gus Yahya, Megawati Cerita Pengalamannya Bersama Gus Dur
Menurutnya, saat ini adalah waktu untuk penyelamatan dunia dan tidak meneruskan konflik identitas. Perbedaan selalu ada dalam kelompok-kelompok masyarakat, namun toleransi dan pemahaman satu sama lain harus dimiliki setiap muslim.
Bahkan di momen Ramadhan tahun ini, menjadi jembatan untuk menghilangkan dan menerima perbedaan yang ada.
"Momentum Ramadhan selalu menjadi harapan muslim untuk mendapatkan fitrah. Maka dimulai dari sini, mari saling memahami perbedaan, hidupkan toleransi dan kita capai hari fitri tanpa konflik yang berkepanjangan di Indonesia," ungkapnya.
Berita Terkait
-
Isi Ceramah Tarawih di Masjid Kampus UGM, Mantan Rektor UNY Sebut Imtaq dan Iptek Harus Seimbang di Era Modern
-
Isi Ceramah di Masjid Kampus UGM, Ketua ICMI Sleman Beberkan Hutang Pemerintah Indonesia Saat Ini
-
Gus Yahya: Carilah Guru yang Mempunyai Sanad kepada Rasulullah
-
Ajak Ulama Tak Ciptakan Kontroversi, Ketum PBNU: Ulama Harus Mengayomi dan Mengasihi Umat
Tag
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Ini Biang Kerok Keracunan Makanan Bergizi Gratis Menurut Badan Gizi Nasional
-
Makan Bergizi Gratis Tanpa APBN? Ini Rahasia 1351 Dapur Umum di Seluruh Indonesia
-
Sebanyak 14 SPPG BUMDes di DIY Diluncurkan, Ekosistem Ekonomi Lokal Makin Dikuatkan
-
Jangan Skip Ini Bocoran Tempat Berburu DANA Kaget yang Terbukti Ampuh Dapatkan Saldo Rp100 Ribu
-
Pastikan Tak Ada Unsur SARA di Perusakan Nisan Makam, Polda DIY Beberkan Motif Pelaku