Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Senin, 11 April 2022 | 10:56 WIB
Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode 2009-2017, Rochmat Wahab memberi ceramah tarawih di Masjid Kampus UGM, Minggu (10/4/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Rentetan ceramah tarawih selama Ramadhan di Masjid Kampus UGM masih berlanjut hingga Minggu (10/4/2022) malam, kali ini mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) periode 2009-2017, Rochmat Wahab mengisi ceramah menggantikan Menparekraf, Sandiaga Salahudin Uno yang sebelumnya dijadwalkan hadir. 

Mengisi lebih kurang 30 menit ceramah di depan jemaah tarawih, Rochmat Wahab membahas tentang Strategi Peningkatan Mutu SDM Berbasis Imtaq dan Iptek. 

Satu hal yang penting, menurut Rochmat bahwa berkembangnya zaman di era modernisasi harus diimbangi dua hal penting bagi muslim. Pertama keimanan dan taqwa dan ilmu pengetahuan, teknologi. 

"Kita tidak bisa menghindari zaman yang terus berkembang pesat seperti sekarang. Teknologi sangat penting, tapi keimanan dan taqwa bagi seorang muslim jangan diabaikan," ujar Rochmat Wahab di sela ceramah tarawih, Minggu. 

Baca Juga: Menteri Nadiem Makarim: Guru-guru Kita Dikekang Sistem Pendidikan Sehingga Tak Leluasa Berkreasi

Ia tak menampik bahwa Indonesia masih sedikit tertinggal dari negara ASEAN terhadap teknologi yang berkembang. Di sisi lain generasi muda saat ini belum sepenuhnya memberikan andil banyak terhadap bangsanya sendiri. 

Terpaan Covid-19, membuat aktivitas pembelajaran yang dilakukan secara online dinilai memprihatinkan. Pasalnya jenjang SD dan SMP akan lebih baik untuk menggelar pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. 

"Tapi itu merupakan tantangan kita dalam menanggapi perubahan yang terjadi. Dengan kondisi yang telah landai ini, menjadi langkah bagi pemerintah membenahi lagi sistem pendidikan kita yang sempat terganggu pandemi kemarin," ujar dia. 

Kendati begitu, dirinya menyoroti bahwa ada kesempatan bagi Indonesia dapat lebih baik dari negara ASEAN lainnya dengan penguatan karakter SDM-nya. 

Dimana dalam konteks pendidikan, pengembangan karakter itu yang lebih diprioritaskan. Hal itu, kata Rochmat menjadi tujuan serta arah bangsa ini bersaing di mata dunia. 

Baca Juga: Kemen PPPA Tekankan Pentingnya Penerapan Disiplin Positif dalam Sistem Pendidikan

"Kita sudah banyak belajar dari masa lalu, memang pendidikan kita masih terus dibenahi untuk ke depan. Namun satu hal penting adalah pendidikan karakter ini. Bagi muslim keimanan dan taqwa ini harus ada dalam masing-masing SDM," terang dia. 

Ia menyatakan bahwa SDM di Indonesia masih memiliki andil besar ke depan. Selain karakter yang dibangun, kompetensi masyarakat juga harus disiapkan.

"Maka dari itu karakter sebagai manusia beriman itu menjadi pegangan. Termasuk juga kompetensi untuk terus berkembang dan mampu bersaing dari negara lain tak hanya ASEAN tetapi juga, seluruh dunia," kata dia.

Load More