Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Jum'at, 08 April 2022 | 08:21 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan saat mengisi ceramah tarawih di Masjid Kampus UGM pada Kamis (7/4/2022) malam. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjadi penceramah tarawih di Masjid Kampus UGM pada Kamis (7/4/2022). Ia memberi ceramah mengenai "Menjadi Manusia Bernilai Menyongsong Indonesia Memimpin Dunia 2045".

Ceramah baru dimulai setelah salat tarawih. Pasalnya, selepas salat Magrib ia baru mendarat di Jogja, kemudian berkunjung ke rumahnya di Jalan Kaliurang, yang tak jauh dari kampus UGM.

Anies menyampaikan bahwa masa depan dari peradaban manusia akan ada di perkotaan. Ia memproyeksikan pada 2027 mendatang kali pertama dalam sejarah, jumlah manusia akan lebih banyak di kota dibanding di desa.

"Tahun 1950-an hanya 30 persen masyarakat yang tinggal di kota. Pada 2021 sekitar 57 persen sudah tinggal di kota. Pada 2011 pertama kali statistik menunjukkan yang tinggal di kota lebih banyak daripada di desa, pedesaan makin hari makin berkurang," ujarnya.

Baca Juga: Diteriaki Calon Presiden, Anies Baswedan: Saya Tuntaskan Dulu di Jakarta

Pun ini dapat dilihat pada sirah nabawiyah akan mendapat fakta bahwa Islam berkembang pesat di kawasan urban. Dikatakannya, Islam dimulai di kota seperti Mekkah.

"Selain itu Yastrib yang juga kotanya hidup dan padat penduduk. Urusan pemerintahannya saat itu pun di kota. Tahun kedua hijriyah di Madinah juga ditandai perpindahan dari masyarakat desa ke kota," paparnya.

Di sela-sela ceramahnya, menteri Pendidikan periode 2014-2016 ini menyinggung perbedaan Kota Jakarta dengan Kota Jogja, di mana sama-sama menjadi melting pot bagi orang dari seluruh Indonesia.

"Jogja juga mirip sama Jakarta, kaitannya dengan melting pot, hanya saja di Jogja turnover-nya tinggi. Banyak yang keluar masuk, memang representatif secara asal usul tapi numpang lewat," ujarnya.

Ihwal mobilitas penduduk, jumlah penduduk Jakarta mencapai 11 juta jiwa tetapi jumlah kendaraan bermotornya hingga 13 juta. Belum lagi ditambah jumlah mobil mencapai 3 juta unit.

Baca Juga: Jamaah Bentangkan Spanduk Save Wadas Saat Ganjar Pranowo Jadi Penceramah di Masjid UGM, Netizen Saling Debat

"Jadi total kendaraan sebanyak 16 juta sedangkan luas Jakarta 600 kilometer persegi. Maka yang terjadi adalah kemacetan. Untuk itu kami berupaya mengurangi jumlah kendaraan pribadi dan menambah transportasi umum yang saling terintegrasi," katanya.

Load More