SuaraJogja.id - Tidak hanya untuk anak-anak, menurut Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (PERALMUNI) Prof dr Iris Rengganis, saat seseorang menginjak usia dewasa, mereka juga memerlukan imunisasi.
Imunisasi berfungsi meningkatkan kekebalan seseorang terhadap suatu penyakit sehingga bila suatu saat terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan.
Di tengah situasi pandemi, pemberian imunisasi bertambah penting untuk melindungi populasi yang lebih baik dalam COVID-19. Di antara beberapa rekomendasi vaksin untuk orang dewasa, vaksinasi influenza dinilai penting untuk mencegah timbulnya koinfeksi dengan infeksi virus COVID-19 yang dapat mengakibatkan komplikasi serius.
"Usia dewasa mulai dari 19 tahun sampai seterusnya perlu untuk imunisasi, memang belum jadi program pemerintah tapi ada rekomendasi dari spesialisasi penyakit dalam bahwa kita perlu termasuk influenza bisa diberikan setahun sekali sesuai dengan vaksin yang ada, karena dia mutasi maka dibuat vaksin yang baru jadi kita sesuaikan dengan vaksin yang ada," ujar Prof Iris dalam diskusi webinar pada Kamis.
Selama pandemi COVID-19, WHO merekomendasikan vaksinasi influenza untuk populasi rentan seperti tenaga kesehatan, lansia, anak kecil, ibu hamil, dan mereka yang mengalami kondisi medis kronis tertentu.
Tidak hanya vaksin flu, sangat penting untuk masyarakat agar tidak melupakan pentingnya pemberian imunisasi rutin lain untuk dewasa, seperti Hepatitis A, Hepatitis B, Meningitis, Tdap dan PCV.
"Kemudian pneumonia untuk orang tua, sekarang diberikannya di atas 50 tahun, mudah-mudahan nanti ada yang untuk di bawah 50 tahun, karena banyak juga yang kena pneumonia yang kena di bawah 50 tahun," kata Prof Iris.
Lebih lanjut Prof Iris mengatakan Hepatitis A dan B juga direkomendasikan untuk orang dewasa. Selain itu, vaksin tifoid untuk mencegah penyakit tifus yang diberikan 3 tahun sekali dan vaksin HPV untuk melindungi tubuh dari infeksi human papillonavirus serta kanker serviks.
"Ada juga yellow fever, itu untuk kondisi khusus misalnya mau ke negara Afrika, saat membuat visa akan dikasih tahu biasanya. Kemudian vaksin meningitis kalau mau umrah atau haji," ujarnya.
Baca Juga: Pembentukan Antibodi Butuh Waktu Hingga 2 Minggu, Yuk Lakukan Vaksin Booster Sebelum Mudik
Prof Iris mengatakan semua vaksin tersebut, sampai saat ini masih bersifat anjuran. Namun dia berharap, kedepannya bisa masuk dalam program pemerintah atau imunisasi wajib.
"Mudah-mudahan suatu saat bisa jadi program pemerintah juga, mungkin dari influenza dulu baru yang lain," kata Prof Iris. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Pembentukan Antibodi Butuh Waktu Hingga 2 Minggu, Yuk Lakukan Vaksin Booster Sebelum Mudik
-
Viral Pedagang Ikan di Kabupaten Barru Mengamuk, Petugas Vaksinasi Diusir
-
Diskes Lampung Buka Gerai Vaksinasi di 4 Rest Area Tol Lampung
-
Jelang Perhelatan MXGP Sumbawa, Indonesia Perketat Pengendalian Rabies di NTB
-
5 Lokasi Vaksinasi di Pontianak Kamis, 14 April 2022 Ada yang Buka Sampai Malam
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
KA Bangunkarta Tabrak Mobil & Motor di Prambanan: 3 Tewas, Penjaga Palang Pintu Dinonaktifkan
-
Wasiat Terakhir PB XIII: Adik Raja Ungkap Pesan Penting Suksesi Keraton
-
Pembunuh Wanita di Gamping Ditangkap, Ditemukan di Kuburan usai Minum Racun Serangga
-
Dari Lurik Hitam hingga Tangga Imogiri: Kisah Para Penandu yang Jaga Tradisi Pemakaman Raja
-
Ramai Klaim Penerus Tahta, Adik Paku Buwono XIII Ungkap Syarat jadi Raja Keraton Surakarta